- Seruan Serikat Petani Indonesia Pasca Protes dan Kerusuhan Agustus
- Mendorong Koeksistensi Manusia dan Orangutan Tapanuli
- UNAS dan Kedubes Malaysia Inisiasi Penanaman Mangrove di Desa Sukawali, Tangerang
- Pegunungan Dolok Paung Tidak Lagi Memberi Air Kehidupan Bagi Masyarakat Adat Huta Parpatihan
- Kembalinya Operasi PT Gag Nikel Kabar Buruk Bagi Upaya #SaveRajaAmpat
- Gatal Kepala dan Sebal
- Oki Setiana Dewi Dosen Tetap Universitas Muhammadiyah Jakarta
- HUT ke 24 PD, SBY Melukis Only The Strong Langsung di Hadapan Ratusan Kader Demokrat
- Greenpeace Asia Tenggara Bawa Cerita #SaveRajaAmpat ke Forum PBB, Desak Tata Kelola Nikel
- Spirit dan Kesyahduan Peringatan Maulid Nabi Musola Nurul Hikmah dan Yayasan Ihsan Nur
Suksesi Walhi, Merawat Regenerasi Kepemimpinan Gerakan
4.jpg)
JAKARTA - Walhi adalah rumah besar
gerakan lingkungan hidup di Indonesia. Dengan lebih dari 506 lembaga anggota
dan 170 anggota individu yang tersebar di 29 provinsi, Walhi hadir sebagai
kekuatan rakyat yang majemuk, lintas isu, dan lintas wilayah.
Tahun 2025 menjadi momentum penting bagi Walhi dalam merawat
tradisi regenerasi kepemimpinan di tingkat nasional. Di tengah dinamika
politik, krisis lingkungan yang makin dalam, serta tantangan gerakan rakyat
yang semakin kompleks, Walhi tetap teguh menjaga prinsip kaderisasi sebagai
jantung organisasi. Regenerasi bukan sekadar formalitas tahunan, melainkan
mekanisme penguatan organisasi agar tetap setia pada mandat rakyat dan bumi.
Suksesi kepemimpinan Walhi adalah proses konsolidasi politik
organisasi untuk memastikan arah perjuangan tetap berpijak pada nilai-nilai
keadilan ekologis, kedaulatan rakyat, dan keberlanjutan. Setiap prosesnya
dirancang untuk menjaga integritas organisasi, membangun konsensus kolektif,
dan menegaskan bahwa kepemimpinan di Walhi tidak lahir dari ambisi personal,
melainkan dari kepercayaan yang dibangun bersama.
Baca Lainnya :
- Koperasi Desa Merah Putih Lebih Modern, Integratif, dan Kekinian0
- Capaian TKDN Lampaui Target Bukti Hulu Migas Berdayakan Pengusaha Lokal 0
- Kematian Anak Akibat Kelaparan di Gaza Melonjak Tajam0
- Prabowo: Pelaku Kecurangan Beras adalah Vampir Ekonomi, Menikam Rakyat dari Belakang0
- Masyarakat Adat Tabalsupa Tolak Pertambangan Nikel di Pegunungan Cykloop Papua0
Pendaftaran bakal calon Direktur Eksekutif Nasional (EN) dan
Dewan Nasional (DN) dibuka pada 2–16 Juli 2025. Berbeda dengan proses
pencalonan individual, dalam Walhi pencalonan hanya bisa dilakukan oleh lembaga
anggota, bukan perseorangan. Ini adalah prinsip penting yang terus dijaga,
bahwa kepemimpinan adalah hasil dari proses politik kolektif yang bersih.
Setiap bakal calon diwajibkan memenuhi syarat rekomendasi
minimum:
- Untuk
posisi Direktur Eksekutif Nasional, harus direkomendasikan oleh minimal 48
lembaga anggota dari 5 region Walhi
- Untuk
posisi Dewan Nasional, rekomendasi minimal datang dari 35 lembaga anggota
dari 5 region.
Panitia Pengarah PNLH XIV bekerja melakukan verifikasi
terhadap seluruh dokumen administrasi dan surat rekomendasi yang diajukan.
Verifikasi ini dijalankan berdasarkan Statuta Walhi dan Surat Keputusan Panitia
Pengarah PNLH XIV. Hanya mereka yang lolos verifikasi administratif yang dapat
melanjutkan ke tahap uji kompetensi dan uji publik.
Setelah melalui proses yang ketat selama sepekan, Panitia
Pengarah PNLH XIV Walhi menetapkan 4 bakal calon untuk posisi Direktur
Eksekutif Nasional dan 7 bakal calon untuk posisi Dewan Nasional Walhi periode
2025–2029. Seluruh bakal calon adalah kader gerakan yang telah mengabdi dalam
perjuangan lingkungan hidup dan keadilan ekologis selama paling sedikit lima
tahun, baik melalui kerja-kerja di Walhi langsung maupun melalui
lembaga-lembaga anggotanya.
Bakal Calon Direktur Eksekutif Nasional Walhi
- Boy
Jerry Even Sembiring
- Dana
Tarigan
- Muhammad
Al-Amin
- Tubagus
Soleh Ahmadi
Bakal Calon Dewan Nasional Walhi
- Arie
Rompas
- M.
Ali Akbar
- Muhamad
Isnur
- Muhamad
Juaini
- Pantoro
Tri Kuswardono
- Rizki
Anggriana Arimbi
- Rustandi
Adriansyah
Kehadiran para bakal calon ini adalah bukti bahwa Walhi berhasil
menjaga keberlanjutan kaderisasi. Mereka adalah orang-orang yang telah teruji
di lapangan, mengorganisasikan rakyat, melawan korporasi perusak, dan merawat
nilai perjuangan. Inilah bentuk regenerasi yang setia pada watak gerakan:
melahirkan pemimpin dari rahim pengorganisasian rakyat.
Setelah menetapkan bakal calon yang lolos verifikasi administratif, suksesi memasuki fase penting dalam suksesi kepemimpinan, tahapan seleksi dan pengujian. Dalam setiap prosesnya, Walhi menegaskan komitmen terhadap keterbukaan, transparansi, dan akuntabilitas. Kepemimpinan Walhi bukan hanya diuji melalui rekam jejak, tetapi juga melalui partisipasi aktif publik gerakan dan komunitas dalam menilai arah perjuangan yang ditawarkan para calon.
Uji Kompetensi: Kapasitas dan Kepekaan Politik
Setiap bakal calon, baik untuk posisi Direktur Eksekutif
Nasional (EN) maupun Dewan Nasional (DN), diwajibkan mengikuti uji
kompetensi yang dilaksanakan oleh asesor independen yang kredibel. Ini
adalah upaya untuk menjamin bahwa setiap kandidat tidak hanya memiliki
pengalaman, tetapi juga integritas, kedalaman pemahaman atas isu lingkungan dan
sosial, serta kepekaan terhadap arah politik ekologis nasional. Asesor tidak
datang dari dalam tubuh Walhi semata, melainkan dipilih secara khusus untuk
menjaga objektivitas dan kualitas pengujian.
2. Uji
Publik: Membuka Panggung bagi Akuntabilitas
Uji publik menjadi tahapan
penting untuk memastikan seluruh proses berjalan secara demokratis dan terbuka.
Melalui kanal resmi Walhi seluruh calon akan diperkenalkan secara luas, lengkap
dengan profil, visi, misi, dan rekam jejak perjuangan mereka. Anggota Walhi
jaringan masyarakat sipil, komunitas akar rumput, hingga publik luas diberi
ruang untuk memberikan masukan, kritik, atau bahkan pertanyaan terhadap posisi
politik dan arah kepemimpinan para calon.
Langkah ini bukan hanya soal prosedur, tetapi bagian dari
strategi memperkuat legitimasi kepemimpinan yang akan datang. Dengan membuka
ruang partisipatif, Walhi mengajak seluruh gerakan untuk menjadi bagian dari
penjaga integritas organisasi.
3. Kampanye
Resmi: Menguji Gagasan dan Keteguhan Sikap
Kampanye resmi berlangsung mulai 2 Agustus hingga 5
September 2025. Di masa ini, para calon diberi ruang untuk menyampaikan
gagasan, visi-misi, serta rencana aksi strategis jika terpilih. Kampanye bukan
hanya ruang promosi personal, melainkan panggung uji keberanian ide, narasi
perubahan, dan konsistensi arah perjuangan.
Para bakal calon diharapkan menggunakan periode ini untuk
berdialog dengan anggota, membangun koneksi lintas wilayah, serta memperkuat
akar legitimasi politik mereka di tengah komunitas yang mereka perjuangkan.
Dalam tradisi Walhi, kampanye adalah ruang konsolidasi politik, bukan ajang
pencitraan.
4. Masa
Tenang dan Pemilihan Akhir: Mengukuhkan Keputusan Kolektif
Setelah kampanye, seluruh anggota memasuki masa
tenang pada 6–15 September 2025. Ini adalah waktu reflektif—bukan
hanya bagi calon, tetapi bagi seluruh lembaga anggota Walhi, untuk menimbang
dengan jernih siapa yang paling layak dipercaya untuk memimpin organisasi.
Puncaknya adalah pemilihan dalam forum tertinggi Walhi, PNLH
XIV, yang akan digelar di Pulau Sumba. Di sinilah kepemimpinan baru akan
ditetapkan secara kolektif, melalui musyawarah antar lembaga anggota.
Seluruh tahapan ini dirancang agar Walhi tetap menjadi
organisasi rakyat yang kuat secara ideologis, transparan secara organisasi, dan
kokoh dalam menjalankan mandat gerakan. Suksesi kepemimpinan bukan soal siapa
yang terpilih, tapi bagaimana prosesnya menguatkan cita-cita bersama: keadilan
ekologis dan kedaulatan rakyat.
