- Seruan Serikat Petani Indonesia Pasca Protes dan Kerusuhan Agustus
- Mendorong Koeksistensi Manusia dan Orangutan Tapanuli
- UNAS dan Kedubes Malaysia Inisiasi Penanaman Mangrove di Desa Sukawali, Tangerang
- Pegunungan Dolok Paung Tidak Lagi Memberi Air Kehidupan Bagi Masyarakat Adat Huta Parpatihan
- Kembalinya Operasi PT Gag Nikel Kabar Buruk Bagi Upaya #SaveRajaAmpat
- Gatal Kepala dan Sebal
- Oki Setiana Dewi Dosen Tetap Universitas Muhammadiyah Jakarta
- HUT ke 24 PD, SBY Melukis Only The Strong Langsung di Hadapan Ratusan Kader Demokrat
- Greenpeace Asia Tenggara Bawa Cerita #SaveRajaAmpat ke Forum PBB, Desak Tata Kelola Nikel
- Spirit dan Kesyahduan Peringatan Maulid Nabi Musola Nurul Hikmah dan Yayasan Ihsan Nur
Prabowo: Pelaku Kecurangan Beras adalah Vampir Ekonomi, Menikam Rakyat dari Belakang
(1).jpg)
KLATEN - Presiden Prabowo Subianto,
menyampaikan peringatan tegas terhadap para pelaku usaha yang terlibat dalam
praktik curang di sektor pangan. Saat peluncuran kelembagaan 80.000 Koperasi
Desa/Kelurahan Merah Putih (KMP) di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Presiden
menyebut para pelaku kecurangan beras sebagai pengkhianat bangsa dan vampir
ekonomi yang merugikan rakyat demi keuntungan segelintir kelompok.
Presiden Prabowo mengungkapkan bahwa permainan harga oleh
penggilingan padi besar dan produsen beras nakal telah merugikan petani.
Meskipun harga Gabah Kering Panen (GKP) saat ini telah menyentuh Harga Pokok
Penjualan (HPP) sebesar Rp6.500/kg, praktik penekanan harga oleh pelaku usaha
besar masih berlangsung.
“Ada penggilingan padi besar yang nakal, yang mengeruk
keuntungan hingga Rp2 triliun per bulan. Jika mereka tidak patuh pada
kepentingan negara, saya akan sita dan serahkan kepada koperasi untuk dikelola
demi kesejahteraan petani,” tegas Presiden Prabowo di hadapan ribuan kepala
desa dan jajaran kementerian terkait, Senin (21/07/2025).
Baca Lainnya :
- Masyarakat Adat Tabalsupa Tolak Pertambangan Nikel di Pegunungan Cykloop Papua0
- Dari Liberalisasi ke Proteksi, Tarik Ulur Diplomasi Dagang Indonesia-AS0
- Celah Memperlambat Mekanisme Fiktif-Positif dalam OSS-RBA 0
- Semester 1/2025 Investasi Hulu Migas Naik 28,6% 0
- Sandiwara (Guru) Sekolah0
Lebih lanjut, Presiden Prabowo mengungkap adanya praktik
manipulasi di pasar beras nasional, di mana terdapat beras kualitas eceran atau
medium dikemas sebagai beras premium, lalu dijual dengan harga jauh di atas
Harga Eceran Tertinggi (HET). Menurutnya, hal ini bukan sekadar pelanggaran
administratif, melainkan penipuan, kejahatan ekonomi, dan bentuk penghianatan
terhadap bangsa.
“Kerugian masyarakat akibat praktik seperti ini mencapai
Rp100 triliun per tahun. Ini penghianatan kepada bangsa dan rakyat. Ini upaya
membuat Indonesia terus lemah dan miskin. Saya tidak terima, saya disumpah
sebagai Presiden untuk memegang teguh aturan dan UUD yang berlaku,” ujar
Presiden Prabowo.
Presiden Prabowo pun langsung memerintahkan Jaksa Agung dan
Kapolri untuk mengusut dan menindak tegas seluruh pelaku kecurangan, baik dalam
rantai distribusi maupun di sektor penggilingan padi dan distribusi beras.
“Jaksa Agung dan Kapolri, saya yakin kalian setia kepada
rakyat dan kedaulatan Indonesia. Segera usut dan tindak! Kita bela kebenaran,
keadilan, dan rakyat kita,” perintah Presiden tegas.
Presiden Prabowo juga menyatakan bahwa akar persoalan pangan
nasional bukan sekadar masalah teknis, tetapi menyentuh soal kedaulatan ekonomi
dan keadilan sosial. Ia menyebut praktik curang di sektor pangan terus membuat
rakyat Indonesia miskin, meskipun negara telah memiliki semua instrumen
pemerintahan.
“Kemerdekaan sejati bukan hanya lagu. Kemerdekaan sejati
adalah kemerdekaan ekonomi. Negara yang merdeka adalah negara yang mampu
memberi makan dan kehidupan layak bagi rakyatnya,” ucap Presiden Prabowo.
Presiden Prabowo mengungkapkan bahwa dirinya telah memberi
peringatan keras kepada para pengusaha untuk mematuhi aturan yang berlaku. Jika
tetap melanggar, negara akan bertindak tegas.
“Kalau kita tertibkan, kita punya Rp100 triliun per tahun.
Itu bisa memperbaiki 100 ribu sekolah. Dalam 3,5 tahun, kita bisa benahi semua
bersama. Tapi kalau dibiarkan, ini saya anggap sebagai sabotase ekonomi
Indonesia, menikam rakyat dari belakang. Ini harus kita hentikan!” tegasnya.
Seperti diketahui Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran
Sulaiman berhasil mengungkap adanya dugaan terhadap 212 merk beras yang tidak
sesuai dengan volume, Harga Eceran Tertinggi (HET), dan standar mutu yang telah
ditetapkan oleh pemerintah. Dugaan pelanggaran tersebut juga diduga menjadi
salah satu penyebab anomali harga, yakni lonjakan harga beras tingkat konsumen
di tengah peningkatan produksi dalam negeri.
Dalam berbagai kesempatan Mentan Amran menegaskan bahwa
pemerintah tidak akan tinggal diam dan akan menindak tegas pengusaha ataupun
produsen yang terbukti melakukan kecurangan.
“Seluruh pengusaha beras seluruh Indonesia yang tidak
mengikuti aturan harus ditindak. Ini perintah Bapak Presiden Prabowo. Karena
kita harus menjaga pangan Indonesia di saat negara lain sedang mengalami
kesulitan pangan,” tegas Mentan Amran
Ia juga memastikan bahwa pasokan beras nasional saat ini
dalam kondisi aman. Selama bulan Juli 2025, pemerintah akan menyalurkan 360
ribu ton bantuan pangan beras dalam rangka program perlindungan sosial. Selain
itu, 1,3 juta ton beras akan disalurkan melalui program Stabilisasi Pasokan dan
Harga Pangan (SPHP) sampai akhir 2025.
“Dengan stok nasional mencapai 4,2 juta ton, kami optimistis
harga akan segera stabil. Tidak ada alasan untuk memainkan harga di tengah
pasokan yang melimpah. Pemerintah akan terus mengawal distribusi hingga ke
tangan konsumen,” pungkasnya.
