- Seruan Serikat Petani Indonesia Pasca Protes dan Kerusuhan Agustus
- Mendorong Koeksistensi Manusia dan Orangutan Tapanuli
- UNAS dan Kedubes Malaysia Inisiasi Penanaman Mangrove di Desa Sukawali, Tangerang
- Pegunungan Dolok Paung Tidak Lagi Memberi Air Kehidupan Bagi Masyarakat Adat Huta Parpatihan
- Kembalinya Operasi PT Gag Nikel Kabar Buruk Bagi Upaya #SaveRajaAmpat
- Gatal Kepala dan Sebal
- Oki Setiana Dewi Dosen Tetap Universitas Muhammadiyah Jakarta
- HUT ke 24 PD, SBY Melukis Only The Strong Langsung di Hadapan Ratusan Kader Demokrat
- Greenpeace Asia Tenggara Bawa Cerita #SaveRajaAmpat ke Forum PBB, Desak Tata Kelola Nikel
- Spirit dan Kesyahduan Peringatan Maulid Nabi Musola Nurul Hikmah dan Yayasan Ihsan Nur
Perdagangan Karbon yang Inklusif dan Transparan Lewat Solusi Offset Karbon Berbasis Alam

SEMARANG – Dalam upaya memperkuat
komitmen Indonesia terhadap penurunan emisi karbon dan pelestarian ekosistem,
LindungiHutan mendorong pendekatan perdagangan karbon yang lebih inklusif,
transparan, dan berbasis masyarakat melalui solusi offset karbon berbasis alam.
Produk ini memungkinkan individu dan perusahaan melakukan penebusan jejak
karbon dengan cara yang mudah, terukur, dan berdampak positif bagi lingkungan
dan komunitas setempat.
Sebagai platform pelestarian hutan berbasis kolaborasi,
LindungiHutan menilai bahwa offset karbon tidak hanya harus berorientasi pada
target emisi perusahaan, tetapi juga harus memberikan manfaat langsung bagi
komunitas lokal, petani, dan penjaga ekosistem. Pendekatan ini sejalan dengan
prinsip co-benefit dalam mekanisme perdagangan karbon yang mengedepankan
keberlanjutan sosial dan ekologis.
Dalam platform LindungiHutan, pelaku bisnis atau pengguna
dapat menghitung jejak karbon melalui carbon calculator Imbangi, lalu memilih
skema offset, baik penanaman pohon mangrove maupun konservasi ekosistem gambut.
Setiap kontribusi didukung keterlibatan masyarakat lokal maupun pelaporan
terbuka seperti jumlah pohon tertanam, lokasi, dan dokumentasi lapangan.
Baca Lainnya :
- Belantara Foundation Bersama Mahasiswa dan Pelajar Asal Jepang Tanam Pohon di Tahura SSH Riau0
- Mangrove: Benteng Pesisir dan Penyangga Iklim Indonesia 0
- Menjaga Keabadian Kupu-Kupu melalui Ilmu Biosistematika0
- GAUL’S Sunter: Saat Saya Sadar, Pilah Sampah Bisa Jadi Awal Perubahan Besar0
- Masyarakat Adat Tabalsupa Tolak Pertambangan Nikel di Pegunungan Cykloop Papua0
“Solusi offset karbon tidak bisa lepas dari prinsip
keadilan. Ketika perusahaan mengklaim netralitas karbon, harus dipastikan bahwa
masyarakat yang menjaga hutan juga mendapatkan manfaat ekonomi, sosial, dan
lingkungan. Kami percaya bahwa perdagangan karbon harus transparan, terukur,
dan memberdayakan,” ujar Ben, CEO LindungiHutan.
LindungiHutan telah mengembangkan berbagai proyek penanaman
pohon dan restorasi ekosistem berbasis masyarakat di wilayah rawan abrasi,
deforestasi, dan krisis ekologi lainnya di Indonesia. Melalui model ini, setiap
kontribusi perusahaan untuk offset karbon dihubungkan secara langsung dengan
aktivitas tanam, data penyerapan karbon, dan dokumentasi lapangan yang dapat
diverifikasi secara terbuka.
Program ini juga dilengkapi dengan sistem pelaporan
transparan, peta sebaran lokasi tanam, serta keterlibatan komunitas lokal sejak
tahap perencanaan hingga monitoring pohon. Pendekatan ini menempatkan komunitas
sebagai bagian dari solusi, bukan hanya penerima manfaat pasif.
Di tengah meningkatnya perhatian terhadap greenwashing,
LindungiHutan menekankan pentingnya menjaga integritas dalam setiap skema
offset karbon. Selain mengutamakan transparansi data dan pelaporan,
LindungiHutan juga terus membangun kemitraan dengan lembaga sertifikasi,
akademisi, dan pemerintah daerah untuk memastikan bahwa seluruh proses selaras
dengan kebijakan nasional dan standar internasional.
LindungiHutan mengajak para pelaku usaha, lembaga, dan
pemangku kepentingan untuk berkolaborasi dalam solusi offset karbon yang tidak
hanya memenuhi regulasi emisi, tapi juga memulihkan lingkungan dan memperkuat
peran masyarakat penjaga hutan.
