Menjaga Keabadian Kupu-Kupu melalui Ilmu Biosistematika

By PorosBumi 25 Jul 2025, 07:12:06 WIB Sains
Menjaga Keabadian Kupu-Kupu melalui Ilmu Biosistematika

JAKARTA - Kupu-kupu merupakan spesies yang sangat unik. Sekitar 30 persen dari kupu-kupu Indonesia merupakan spesies endemik yang hanya terdapat di pulau-pulau tertentu. Keistimewaan ini menarik untuk diungkap dan diabadikan, salah satunya lewat ilmu biosistematika, cabang ilmu biologi yang mempelajari keanekaragaman hayati dan hubungan evolusi antar organisme.

"Di dunia dikenal sekitar 17.500 spesies kupu-kupu. Indonesia memiliki lebih dari 2.250 spesies dan 5.000 subspesies kupu-kupu. Namun informasi ini masih memerlukan konfirmasi dan validasi data, yang didukung oleh data keberadaan berbagai spesies di berbagai area agar status berbagai spesies tersebut dapat diketahui," ungkap Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Djunijanti Peggie, saat menyampaikan Orasi Ilmiah dalam Sidang Terbuka Pengukuhan Profesor Riset BRIN, di Gedung BJ Habibie, Jakarta, Rabu (16/7).

Ketertarikan Peggie terhadap kupu-kupu, membawanya ke puncak karier sebagai periset menjadi profesor. Wanita yang telah berkecimpung menjadi peneliti sejak 1994 itu, telah menghasilkan 75 karya tulis ilmiah (KTI), serta aktif dalam anggota Masyarakat Zoologi Indonesia sejak tahun 1991, dan anggota Perhimpunan Biologi Indonesia (2013–sekarang). "Pengungkapan biodiversitas kupu-kupu Indonesia merupakan hal esensial yang perlu dilakukan untuk menunjang konservasi," ucapnya.

Baca Lainnya :

Bagi Peggie, kupu-kupu bukan hanya hanya indah , tapi juga punya berperan dalam ekosistem alam. Kupu-kupu berperan sebagai salah satu serangga penyerbuk. Dalam rantai makanan, kupu-kupu berperan sebagai pakan bagi pemangsanya, dan sebagai pemakan tumbuhan (herbivora) pada fase ulat. "Kupu-kupu juga menjadi indikator kualitas lingkungan, dan dapat digunakan sebagai obyek dalam berbagai penelitian," terangnya.

Keindahan kupu-kupu membuatnya menjadi sumber daya hayati yang diminati kolektor sehingga bernilai ekonomi tinggi, namun hal ini sekaligus juga memberikan tekanan negatif bagi keberlangsungannya. "Selain berbagai manfaat yang telah diungkapkan di atas, ada nilai tambah secara intrinsik yang dimiliki oleh kupu-kupu, yaitu bernilai biophilia atau disukai banyak orang," katanya.

Dalam orasinya, Peggie menyampaikan bahwa laju penurunan populasi kupu-kupu masih tinggi akibat fragmentasi habitat, polusi pestisida, perubahan iklim, dan ancaman spesies invasif. Ia juga menyoroti risiko perburuan kupu-kupu eksotis oleh kolektor. “Upaya konservasi harus dilakukan secara komprehensif dan melibatkan semua pemangku kepentingan,” tegasnya.

Peggie juga mengangkat kisah tentang spesies kupu-kupu endemik Papilio lampsacus yang langka dan sempat diduga punah. Penemuan kembali foto kupu-kupu ini diunggah ke iNaturalist oleh seorang fotografer, dan menjadi bukti betapa pentingnya pelibatan publik dalam monitoring biodiversitas yang rentan.

Maka dari itu, menurut Peggie, penangkaran spesies kupu-kupu langka dan peningkatan kualitas ekowisata berbasis komunitas adalah dua pilar penting yang harus segera dikembangkan dengan fasilitasi dan kebijakan konkret.

Aplikasi Kupunesia untuk Kedaulatan Data Kupu-kupu Indonesia

Wanita peraih Doktor di bidang Entomologi dari Cornell University, Amerika Serikat pada tahun 2002 itu, menekankan bahwa pengungkapan kekayaan spesies kupu-kupu Indonesia bukan semata-mata upaya ilmiah, melainkan kebutuhan strategis untuk konservasi jangka panjang. 

Peggie menyarankan pengembangan program ekowisata berbasis taman kupu-kupu maupun observasi langsung di habitat alami sebagai solusi strategis yang dapat menyentuh aspek lingkungan, ekonomi, hingga edukasi. “Perlindungan kupu-kupu harus berjalan beriringan dengan pemanfaatan yang berkelanjutan,” ujarnya.

Satu satu upaya penting yang dilakukan oleh Peggie adalah bagaimana inovasi teknologi dan pelibatan publik, atau citizen science, dapat menjembatani keterbatasan sumber daya riset. Melalui Aplikasi Kupunesia, yang dirilis pada November 2022, masyarakat luas kini dapat turut serta mencatat, memotret, dan melaporkan temuan kupu-kupu dari seluruh pelosok Indonesia.

Kupunesia, sebuah aplikasi Android yang lahir dari semangat kemandirian data, menyediakan Panduan Identifikasi serta Checklist kupu-kupu Indonesia. Dengan tampilan foto representatif dan format entri yang mudah digunakan, aplikasi ini telah menghimpun ribuan data spesies dalam waktu singkat.

“Dalam dua tahun terakhir, kontribusi sukarelawan melalui Kupunesia telah menghasilkan akselerasi pengetahuan yang tidak akan mungkin tercapai hanya oleh segelintir peneliti,” jelas Peggie. Melalui semangat kolektif ini, fase pradeWasa dari 136 spesies kupu-kupu Jawa berhasil diungkap. Bahkan, untuk 29 spesies, data tersebut merupakan informasi pertama yang pernah dicatat dalam sejarah ilmu biologi Indonesia.

Kupunesia dikembangkan tidak hanya untuk mengenali kupu-kupu, tetapi juga menjaga kedaulatan data hayati Indonesia. Berbeda dengan platform global seperti iNaturalist, Kupunesia dibangun secara mandiri, dengan semangat gotong royong dari para penggemar alam, fotografer, dan akademisi.

Dengan sistem verifikasi dan pengumpulan foto dari seluruh Nusantara, aplikasi ini menjadi pangkalan data nasional yang terus tumbuh. Peggie menekankan pentingnya dukungan pemerintah dan sektor swasta dalam memperluas cakupan dan fungsi Kupunesia, agar dapat menjangkau seluruh pelosok dan menjadi acuan kebijakan konservasi kupu-kupu di Indonesia. (jml)

 




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment