- AHY: Ini Call to Action, Kita Tidak Tinggal Diam Saat Bumi Terluka
- Serahkan 326 Akta Notaris Kopdes, Mendes Optimistis Serap Tenaga Kerja Produktif di Desa
- Menhut Gagas Syarat Pendakian Berdasar Level Kesulitan Suatu Gunung
- Komisi V DPR RI Desak Kawasan Transmigrasi Dibebaskan Dari Kawasan Hutan
- Pembangunan Terminal Khusus Perusahaan Tambang Nikel PT STS di Haltim Diduga Melanggar Aturan
- Greenpeace Dorong Tanggung Jawab Produsen untuk Lebih Serius Menangani Sampah Plastik
- Produksi Beras Nasional Januari-Agustus 2025 Capai 29,97 Juta Ton, Naik 14,09 Persen
- Mentan: 212 Produsen Beras Bermasalah Telah Dilaporkan ke Kapolri dan Jaksa Agung
- AHY Ungkap 3 Langkah Konret Tantangan Urbanisasi di BRICS
- Kemandirian Pangan, Koperasi dan Seni, Sebuah Utopia?
Bang Ichien, Fotografer Andal di Balik Potret Akrab Norman dan Harry Moekti
(1).jpg)
Harry Moekti (kiri) rocker terkenal pada masanya;
dan Norman Edwin anggota Mapala UI yang juga dikenal Sang Beruang Gunung.
JAKARTA – Hari itu, sebelumnya kami
sudah memasang janji, bertemu di sebuah bilangan Jakarta Timur, persisnya
daerah Penggilingan, Cakung. Meski awalnya seperti angan, namun kenyataannya
kami bertemu di Antartic Outdoor Shop, sebuah tempat untuk melekatkan angan
sekaligus memanjakan mata.
Baca Lainnya :
- Sukseskan Program Makan Bergizi Gratis, BGN dan BP Taskin Mulai Bangunan 1.000 Dapur di Daerah 3T0
- Celana: Identitas dan Kesilaman0
- Ranger Gede Pangrango Rapatkan Barisan, Amankan Ribuan Pendaki Tertipu BC Nakal0
- Qurban Bersama Sevenist (QBS) Sukses Digelar, 750 Paket Daging Kurban Dibagikan 0
- Forum PRB DKI Mengulik Pentingnya Koordinasi Dalam Sebuah Operasi Penanganan Bencana0
Hari ini terjadwal janji dengan Syamsirwan Ichien atau yang
akrab disapa Bang Ichien, anggota kehormatan Mapala UI (Mahasiswa Pencinta Alam
Universitas Indonesia). Di masanya, Bang Ichien dikenal sebagai seorang
fotografer andal yang mendokumentasikan banyak sekali ekspedisi dan aktivitas
petualang di Indonesia.
Salah satu ekspedisi yang ia dokumentasikan adalah petualangan
Effendi Sulaiman yang berlayar seorang diri dari Jakarta ke Brunei Darussalam
dengan perahu kecil, yang dikenal sebagai Ekspedisi Cadik Nusantara.
Bang Ichien (berdiri tiga kiri), Budhi Antartic
(berdiri empat kiri), Ressy (berdiri kanan), Adi Nugroho GRN (duduk kanan).
Lazimnya para petualang kumpul, pertemuan hari itu tak lepas
dari cerita seru seputar dunia petualangan. Bang Ichien membuka cerita masa
mudanya, di mana penuh dengan kisah perjalanan dan ekspedisi bersama Mapala UI.
Pembicaraan salah satunya adalah sebuah foto kontroversi di kalangan Mahasiswa
Pecinta Alam (Mapala), yang ternyata hasil bidikan dari Bang Ichien.
Foto itu memuat dua tokoh kharismatik di dunia petualangan
dan musik Indonesia. Dua tokoh yang kini sudah tiada itu, yakni Harry Moekti, rocker
terkenal pada masanya; dan satunya lagi Norman Edwin anggota Mapala UI yang
juga dikenal Sang Beruang Gunung.
Pada foto tersebut terlihat mendiang Harry Moekti tertawa
lebar di depan wall climbing, sementara Norman membalas dengan senyum
lebar. Banyak teman berbisik ke Norman. "Ketemu idola ya Man ?!".
Maklum Harry Moekti pada waktu itu tengah naik daun menjadi rocker.
Bisikan itu dibalas Norman. “Dia yang ngefans sama gue."
Diceritakan Bang Ichien, situasi waktu itu membuat Norman
agak keki, terlebih Harry Moekti yang menjemput Norman sebelum akhirnya mereka
bertemu dan memanjat wall climbing bersama.
Diketahui, Norman sendiri wafat pada pertengahan April 1992
ketika mendaki Gunung Aconcagua (6.959 meter di atas permukaan laut) di
perbatasan Argentina dengan Cile bersama rekannya, Didiek Samsu Wahyu Triachdi.
Pendakian tersebut adalah bagian dari seri pendakian Sevenist Summits Mapala UI
di tahun 1980-1990an. Di Indonesia Norman adalah pelopor Seven Summits.
Bak air yang mengalir, cerita seru pun bergeser ke salah
satu sohib Norman, yakni alm Dondy Rahardjo alias Djajo, yang juga anggota Kehormatan
Mapala UI. Keceriaan masa muda dengan cerita-cerita tak terlupakan dari alm Djajo
khas sekali dengan cumbuan bercanda gaya jadul.
“Bahasa singkatan, prokem yang langsung mengenai sasaran
sering kali keluar. Tapi memang beda zaman ya, kita nggak ada yang baper,”
tutur Bang Ichien.
“Sekarang banyak Mapala baperan,” sambung Bang Ichien
disambut tawa yang lain.
Pramudia Budhi pemilik Antartic Outdoor Shop, mengenang Djajo
sering menginap di balakang outdoor shop miliknya. “Kami akrab, hingga
ketika Djajo menginap saya yang disuruh pergi dari rumah. Sialan lu Djo, yang
punya rumah gue, malah terusir,” celoteh Budhi mengenang almarhum.
“Djajo memang khas, nggak ada sosok penggiat yang tulus
kayak dia. Aama duit nggak pelit, barang yang diminta dikasih lagi ke orang,” kenang
Budhi alumni ITB angkatan 1981 ini.
Ditambahkan Adi Nugroho dari Global Rescue Network (GRN),
sosok-sosok petualangan yang mereka ceritakan memang jarang ditemui di era
sekarang ini, di mana orang-orang sibuk dengan kesendiriannya bersama handpphone
masing-masing.
Dalam perbincangan hari itu, hadir juga sutradara film
"Djajo", yaitu Ressy Elang Andrian. Ressy sendiri telah menelurkan beberapa
film dokumenternya terkait tokoh lagend petualang di Indonesia, yakni film Djajo,
film HOL (Herman O Lantang), dan film Dr Yon Artiono.
Yang menarik, saat ini Ressy tengah menggarap dokumenter
selanjutnya yang masih dirahasiakan. “Kebetulan, di tempat ini (Antartic
Outdoor Shop) juga sudah dilakukan pengambilan gambar,” cetus Ressy.
“Kopi darat seperti ini harus sering dilakukan, agar bisa
merajut persaudaraan sesama penggiat alam,” tutup Adi Nugroho GRN.
(fadlik al iman)
