Bang Ichien, Fotografer Andal di Balik Potret Akrab Norman dan Harry Moekti

By PorosBumi 18 Jun 2025, 13:18:38 WIB Humaniora
Bang Ichien, Fotografer Andal di Balik Potret Akrab Norman dan Harry Moekti

Harry Moekti (kiri) rocker terkenal pada masanya; dan Norman Edwin anggota Mapala UI yang juga dikenal Sang Beruang Gunung.

 

JAKARTA – Hari itu, sebelumnya kami sudah memasang janji, bertemu di sebuah bilangan Jakarta Timur, persisnya daerah Penggilingan, Cakung. Meski awalnya seperti angan, namun kenyataannya kami bertemu di Antartic Outdoor Shop, sebuah tempat untuk melekatkan angan sekaligus memanjakan mata.

Baca Lainnya :

Hari ini terjadwal janji dengan Syamsirwan Ichien atau yang akrab disapa Bang Ichien, anggota kehormatan Mapala UI (Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indonesia). Di masanya, Bang Ichien dikenal sebagai seorang fotografer andal yang mendokumentasikan banyak sekali ekspedisi dan aktivitas petualang di Indonesia.

Salah satu ekspedisi yang ia dokumentasikan adalah petualangan Effendi Sulaiman yang berlayar seorang diri dari Jakarta ke Brunei Darussalam dengan perahu kecil, yang dikenal sebagai Ekspedisi Cadik Nusantara.

 

Bang Ichien (berdiri tiga kiri), Budhi Antartic (berdiri empat kiri), Ressy (berdiri kanan), Adi Nugroho GRN (duduk kanan).

 

Lazimnya para petualang kumpul, pertemuan hari itu tak lepas dari cerita seru seputar dunia petualangan. Bang Ichien membuka cerita masa mudanya, di mana penuh dengan kisah perjalanan dan ekspedisi bersama Mapala UI. Pembicaraan salah satunya adalah sebuah foto kontroversi di kalangan Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala), yang ternyata hasil bidikan dari Bang Ichien.

Foto itu memuat dua tokoh kharismatik di dunia petualangan dan musik Indonesia. Dua tokoh yang kini sudah tiada itu, yakni Harry Moekti, rocker terkenal pada masanya; dan satunya lagi Norman Edwin anggota Mapala UI yang juga dikenal Sang Beruang Gunung.

Pada foto tersebut terlihat mendiang Harry Moekti tertawa lebar di depan wall climbing, sementara Norman membalas dengan senyum lebar. Banyak teman berbisik ke Norman. "Ketemu idola ya Man ?!".

Maklum Harry Moekti pada waktu itu tengah naik daun menjadi rocker. Bisikan itu dibalas Norman. “Dia yang ngefans sama gue."

Diceritakan Bang Ichien, situasi waktu itu membuat Norman agak keki, terlebih Harry Moekti yang menjemput Norman sebelum akhirnya mereka bertemu dan memanjat wall climbing bersama.

Diketahui, Norman sendiri wafat pada pertengahan April 1992 ketika mendaki Gunung Aconcagua (6.959 meter di atas permukaan laut) di perbatasan Argentina dengan Cile bersama rekannya, Didiek Samsu Wahyu Triachdi. Pendakian tersebut adalah bagian dari seri pendakian Sevenist Summits Mapala UI di tahun 1980-1990an. Di Indonesia Norman adalah pelopor Seven Summits.

Bak air yang mengalir, cerita seru pun bergeser ke salah satu sohib Norman, yakni alm Dondy Rahardjo alias Djajo, yang juga anggota Kehormatan Mapala UI. Keceriaan masa muda dengan cerita-cerita tak terlupakan dari alm Djajo khas sekali dengan cumbuan bercanda gaya jadul.

“Bahasa singkatan, prokem yang langsung mengenai sasaran sering kali keluar. Tapi memang beda zaman ya, kita nggak ada yang baper,” tutur Bang Ichien.

“Sekarang banyak Mapala baperan,” sambung Bang Ichien disambut tawa yang lain.

Pramudia Budhi pemilik Antartic Outdoor Shop, mengenang Djajo sering menginap di balakang outdoor shop miliknya. “Kami akrab, hingga ketika Djajo menginap saya yang disuruh pergi dari rumah. Sialan lu Djo, yang punya rumah gue, malah terusir,” celoteh Budhi mengenang almarhum.

“Djajo memang khas, nggak ada sosok penggiat yang tulus kayak dia. Aama duit nggak pelit, barang yang diminta dikasih lagi ke orang,” kenang Budhi alumni ITB angkatan 1981 ini.

Ditambahkan Adi Nugroho dari Global Rescue Network (GRN), sosok-sosok petualangan yang mereka ceritakan memang jarang ditemui di era sekarang ini, di mana orang-orang sibuk dengan kesendiriannya bersama handpphone masing-masing.

Dalam perbincangan hari itu, hadir juga sutradara film "Djajo", yaitu Ressy Elang Andrian. Ressy sendiri telah menelurkan beberapa film dokumenternya terkait tokoh lagend petualang di Indonesia, yakni film Djajo, film HOL (Herman O Lantang), dan film Dr Yon Artiono.

Yang menarik, saat ini Ressy tengah menggarap dokumenter selanjutnya yang masih dirahasiakan. “Kebetulan, di tempat ini (Antartic Outdoor Shop) juga sudah dilakukan pengambilan gambar,” cetus Ressy.

“Kopi darat seperti ini harus sering dilakukan, agar bisa merajut persaudaraan sesama penggiat alam,” tutup Adi Nugroho GRN. (fadlik al iman)




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment