- AHY: Ini Call to Action, Kita Tidak Tinggal Diam Saat Bumi Terluka
- Serahkan 326 Akta Notaris Kopdes, Mendes Optimistis Serap Tenaga Kerja Produktif di Desa
- Menhut Gagas Syarat Pendakian Berdasar Level Kesulitan Suatu Gunung
- Komisi V DPR RI Desak Kawasan Transmigrasi Dibebaskan Dari Kawasan Hutan
- Pembangunan Terminal Khusus Perusahaan Tambang Nikel PT STS di Haltim Diduga Melanggar Aturan
- Greenpeace Dorong Tanggung Jawab Produsen untuk Lebih Serius Menangani Sampah Plastik
- Produksi Beras Nasional Januari-Agustus 2025 Capai 29,97 Juta Ton, Naik 14,09 Persen
- Mentan: 212 Produsen Beras Bermasalah Telah Dilaporkan ke Kapolri dan Jaksa Agung
- AHY Ungkap 3 Langkah Konret Tantangan Urbanisasi di BRICS
- Kemandirian Pangan, Koperasi dan Seni, Sebuah Utopia?
AHY Ungkap 3 Langkah Konret Tantangan Urbanisasi di BRICS
.jpg)
BRASIL — Menteri Koordinator Bidang
Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Republik Indonesia, Agus Harimurti
Yudhoyono (AHY), menyampaikan tiga langkah konkret dalam menghadapi tantangan
urbanisasi dan krisis iklim global. Hal ini ia tegaskan dalam pidatonya di
Forum Urbanisasi BRICS yang digelar di Brasilia, Brasil, Senin (23/6/2025)
waktu setempat.
Berbicara untuk pertama kalinya sebagai perwakilan Indonesia
di forum tersebut sejak menjadi anggota penuh BRICS di bulan Januari 2025,
Menko AHY menekankan bahwa kota-kota yang berkelanjutan akan menjadi kunci masa
depan rakyat di seluruh dunia.
"Hari ini, kita berkumpul sebagai wakil dari berbagai
bangsa, namun dipersatukan oleh satu keyakinan: masa depan dunia akan
ditentukan di kota-kota kita," ujarnya. Negara-negara anggota BRICS secara
bersama-sama mewakili hampir separuh populasi dunia.
Baca Lainnya :
- Desakan Agenda Reforma Agraria Kepada Para Pemimpin Dunia dari Bogota0
- Greenpeace Dukung Kongres Dunia Pertama Masyarakat Adat dan Komunitas Lokal dari Tiga Kawasan Hutan0
- Belum Tertandingi Hingga Kini, Rekor Dunia Ikan Tuna Sirip Biru Seberat 678,58 Kg Dipancing Manual 0
- Dampak Kebijakan Tarif Impor AS Terhadap Indonesia0
- Dari Tokyo, SBY Ajak Masyarakat Dunia Kembali ke Jalur Kerja Sama, Kemitraan, dan Kolaborasi0
Menko AHY menggarisbawahi bahwa urbanisasi dan perubahan
iklim merupakan dua tekanan besar yang tengah dihadapi Indonesia dan banyak
negara lainnya. Menurut Menko AHY, pertumbuhan kota tidak boleh hanya dilihat
sebagai proses fisik, tetapi juga harus menjamin keadilan sosial dan ketahanan
lingkungan.
"Kita tidak bisa menerima masa depan di mana kesempatan
dibatasi oleh letak geografis atau tingkat pendapatan. Tidak boleh ada yang
tertinggal," tegasnya. Untuk itu, Menko AHY menawarkan tiga langkah
konkret sebagai arah kebijakan dan kerja sama global di bidang urbanisasi.
Pertama, pemberdayaan kewilayahan. Menko AHY mendorong agar
pemerintah daerah serta pemangku kepentingan di tingkat lokal lainnya dapat
semakin berperan aktif dalam pembangunan perumahan berbasis kebutuhan rakyat.
Menurutnya, langkah ini penting untuk memastikan bahwa ketangguhan dimulai dari
unit terkecil: rumah dan keluarga.
"Perkuat kapasitas kelembagaan, kewenangan dan
perangkat kebijakan daerah untuk merancang rencana adaptasi iklim lokal yang
mengintegrasikan rumah aman dan terjangkau dengan akses terhadap pekerjaan,
pendidikan, layanan kesehatan, dan transportasi di wilayahnya," jelasnya.
Kedua, tingkatkan investasi pada infrastruktur berkelanjutan
dan ramah iklim. Menurut Menko AHY, langkah ini bukan hanya mengurangi risiko
dan menurunkan emisi, tapi juga meningkatkan kualitas hidup masyarakat kota.
"Jaga keseimbangan ekosistem yang terintegrasi dengan
pembangunan kota yang akan semakin pesat - mulai dari restorasi hutan mangrove
di pesisir utara Jawa hingga koridor smart transport di kota-kota yang terus
tumbuh," katanya.
Terakhir, membuka akses lebih luas terhadap pembiayaan
transformatif. Menko AHY menekankan bahwa sistem pembiayaan berkelanjutan atau
sustainable finance yang banyak didengungkan institusi keuangan global harus
didesain untuk menjawab kebutuhan dan mendorong dampak nyata di negara-negara
berkembang.
"Rancang pengelolaan anggaran publik, keterlibatan
modal swasta, serta dukungan multilateral development partners—termasuk melalui
New Development Bank—untuk memperluas pembangunan perumahan tahan iklim,
infrastruktur net-zero, serta pemanfaatan digital technology untuk pemetaan dan
mitigasi risiko perkotaan," ujar Menko AHY.
Menutup pidatonya, Menko AHY menyampaikan kesiapan Indonesia
untuk berkontribusi aktif dalam kerja sama BRICS. "Indonesia siap
berkontribusi melalui pertukaran data, proyek percontohan, dan kebijakan
praktis. Bersama-sama, kita bisa membentuk masa depan perkotaan yang inklusif,
tangguh terhadap iklim, dan berakar pada prioritas serta inovasi dari
negara-negara Global South," tutup Menko AHY. (rel)
