Kemitraan Pemerintah-Swasta Kunci Pengembangan Kawasan Transmigrasi

By PorosBumi 20 Jun 2025, 10:58:12 WIB DesaModern
Kemitraan Pemerintah-Swasta Kunci Pengembangan Kawasan Transmigrasi

JAKARTA – Kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta dinilai menjadi kunci utama dalam pengembangan kawasan transmigrasi. Hal tersebut disampaikan dalam sesi tematik Kementerian Transmigrasi pada International Conference on Infrastructure (ICI) 2025 bertajuk “Public-Private Partnerships as Key Driver for Transmigration Area Development”, yang berlangsung pada Kamis (12/06/2025) di Jakarta International Convention Center (JICC).

Dalam sesi tersebut, Deputi Direktur PT. Peputra Masterindo Fitrawati memaparkan peran perusahaannya yang sejak awal telah bermitra dengan pemerintah melalui skema Kredit Koperasi Primer Anggota (KKPA) guna membangun perkebunan kelapa sawit di kawasan transmigrasi.

Baca Lainnya :

“Kemitraan ini bermula dari program pemerintah yang memberikan lahan plasma kepada masyarakat transmigrasi melalui koperasi. Sementara itu, perusahaan bertanggung jawab membangun dan mengelola lahan inti. Dari situ, kesejahteraan masyarakat mulai tumbuh,” jelas Fitrawati.

PT. Peputra Masterindo bersama PT. Peputra Supra Jaya merupakan perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) yang berbasis di Pekanbaru, Riau. Kedua perusahaan ini didirikan pada 1993 oleh almarhum Sinmardi Taman (Pek Sin Cong), seorang tokoh veteran pejuang kemerdekaan RI. Saat ini, kepemimpinan perusahaan diteruskan oleh generasi kedua, Mariyana.

Sebagai mitra pemerintah dalam mensejahterakan masyarakat, PT Peputra Masterindo mengungkapkan bahwa pihaknya telah membangun kawasan transmigrasi di Kabupaten Kampar, Riau, dengan total luasan hampir 10.000 hektare. Di wilayah tersebut, perusahaan membina sejumlah koperasi, seperti Koperasi Unit Desa (KUD) Sawit Jaya di Kabupaten Kampar dan Koperasi Rukun Makmur di Kabupaten Pelalawan.

“Kami ingin berbagi kisah suka duka di lapangan tantangan, peluang, dan perjuangan hingga akhirnya bisa berhasil seperti sekarang,” ujarnya.

Meski infrastruktur jalan di kawasan transmigrasi Kabupaten Kampar mulai membaik, sejumlah tantangan investasi masih dihadapi. Hingga kini, belum tersedia jembatan penyeberangan untuk truk bermuatan besar, sehingga distribusi hasil produksi masih bergantung pada ponton milik swasta yang jumlahnya terbatas. Selain itu, fasilitas pendukung seperti SPBU belum memadai, dan izin pemanfaatan tanah (IPT) masih dibatasi berdasarkan usia tanaman.

Bertambahnya jumlah penduduk transmigran membuka peluang investasi baru, seperti pembangunan perumahan sederhana, pasar permanen dan semi permanen, serta lahan kelapa sawit yang dapat disewa dalam satu daur tanam. Ketersediaan tenaga kerja lokal yang melimpah juga menjadi nilai tambah karena mengurangi ketergantungan pada pekerja dari luar daerah.

Program KKPA terbukti mendorong peningkatan ekonomi masyarakat, yang terlihat dari daya beli terhadap kendaraan dan sarana produksi. Untuk pengembangan kawasan ke depan, dibutuhkan dukungan pasokan listrik yang stabil, akses komunikasi yang memadai, serta pengembangan sektor potensial seperti hortikultura, perikanan, dan peternakan.

Salah satu pelaku transmigrasi yang hadir, Sutarji, pengurus KUD Sawit Jaya, berasal dari Bantul, Yogyakarta. Ia telah menjadi transmigran sejak tahun 1986 dan menyebut bahwa transmigran dikenal sebagai sosok inovatif, tangguh, dan pantang menyerah.

“Transmigran itu inovatif, kreatif, tahan banting, dan tidak mudah menyerah. Banyak kawan saya yang memenuhi kriteria itu, dan bukan hal mustahil kini mereka memiliki penghasilan hingga Rp30 juta, Rp40 juta, bahkan Rp100 juta per bulan. Saya mengajak generasi muda melihat kawasan transmigrasi sebagai peluang untuk membangun masa depan,” tuturnya.

International Conference on Infrastructure (ICI) 2025 yang diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Kemenko Infra) pun berlangsung sukses.

Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menyampaikan bahwa ICI 2025 dengan tema “Sustainable Infrastructure for the Future: Innovation and Collaboration” selaras dengan filosofi pembangunan nasional yang mengedepankan keadilan sosial, kedaulatan nasional, dan keberlanjutan. (ar)

 

 




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment