- Khutbah Idul Adha, Dosen UNY Benny Setiawan Serukan Kemandirian Pangan
- Jenis Love Bird Termahal Hingga Ratusan Juta
- Kolab Anak Muda dan Petani Sukses Terapkan Teknologi di Desa Energi Berdikari Pertamina
- Prabowo: Saya Tidak Akan Tenang Sebelum Indonesia Swasembada Pangan
- Potensi Unggulan Kopi hingga Cokelat, Kawasan Transmigrasi Lembantongoa Siap Jadi Pusat Ekonomi Baru
- AHY: Spirit Kurban Pedoman Dalam Pengabdian Bernegara
- BRIN-UNISBA Riset Karakterisasi Sumber Daya Geologi dan Pemanfaatan Mineral Ikutan
- Mentan Ungkap Kejanggalan Data Beras di Cipinang, Diduga Permainan Mafia Pangan
- AHY Dorong UMKM di Indonesia Maju, Berkembang dan Mendunia
- Kisah Gayatri, Istri Raja Pertama Majapahit, Nenek Hayam Wuruk
Kolab Anak Muda dan Petani Sukses Terapkan Teknologi di Desa Energi Berdikari Pertamina
.jpg)
CILACAP – Tak
pernah terpikirkan oleh Suyitno, bahwa ia dan kelompoknya akan mampu
mengoperasikan alat teknologi. Sebelumnya, Suyitno dan warga desa Mernek selalu
bercocok tanam seperti dilakukan turun temurun. Menanam, memanen, lalu
mengeringkan gabah di bawah mentari. Tergantung pada cuaca.
Melalui program Desa Energi
Berdikari Pertamina, Suyitno dan petani di Desa Mernek berhasil mengatasi
ketergantungan cuaca dalam pengeringan gabah. Dengan alat pengering gabah
bertenaga hibrida elpiji Bright Gas dan energi surya, yang dinamakan Pinky Rudal.
Berkapasitas 5 ton untuk 8 jam
pengeringan, Pinky Rudal dan teknologi tepat guna lain mampu meningkatkan
produksi tani dari 2,5 ton per hektar menjadi 4 ton per hektar. "Kami
sampai terpaksa menolak orderan jika musim hujan. Karena saking banyaknya kelompok
tani lain yang ingin memanfaatkan Pinky Rudal," ujar Suyitno.
Baca Lainnya :
- Potensi Unggulan Kopi hingga Cokelat, Kawasan Transmigrasi Lembantongoa Siap Jadi Pusat Ekonomi Baru0
- Kembangkan Energi Transisi, Pertamina Dorong Kesejahteraan 408 Petani di Desa Uma Palak0
- Program Desa Energi Berdikari Pertamina Dorong Produksi Pangan Desa 0
- Petani Bahagia, Harga Gabah Rp6.500/Kg Dorong Produktivitas dan TIngkatkan Pendapatan0
- KKP: Perpres 6/2025 Prioritaskan Pembudidaya Ikan Skala Kecil Jadi Penerima Pupuk Subsidi 0
Kini, mereka kembali dikenalkan
dengan teknologi tepat guna baru. Adalah Adosistering, start up mahasiswa
Telkom University, yang mengusung alat irigisasi berbasis IoT. Mereka
mendemokan kemampuan inovasinya pada warga Desa Mernek, disaksikan Wakil Bupati
Cilacap, Ammy Amalia Fatma Surya dan Asisten Deputi BUMN bidang TJSL, Edi Eko
Cahyono pada acara Hari Lingkungan Hidup Sedunia (05/06).
"Alat irigasi berbasis
Internet of Things ini mampu mengoptimalkan penggunaan air hingga 50 persen.
Dan mengurangi penggunaan pupuk hingga 20 persen," jelas Dewi, penggagas
Adosistering. Perusahaan rintisan besutan program Pertamuda Pertamina ini,
sebelumnya telah menerapkan teknologi mereka di Desa Kedungbenda, Jawa Tengah.
Mereka berhasil meningkatkan produksi tani hingga 30 persen.
“Hari ini, kita menyaksikan banyak
teknologi tepat guna, terutama dalam hal pertanian Cilacap. Saya sangat
mengapresiasi inovasi teknologi tepat guna yang sudah diterapkan di masyarakat.
Penerapan teknologi tepat guna ini, menjadi contoh untuk daerah-daerah
lain," ujar Ammy.
Selain Adosistering dan Pinky
Rudal, dipertunjukkan juga sederet teknologi tepat guna lainnya. Diantaranya
kincir air tenaga hibrida surya yang diterapkan di Desa Lomanis, inovasi Fuel
Terminal Pertamina Lomanis. Alat ini mampu menghemat biaya listrik hingga 2,3
juta per tahun dan meningkatkan produksi budidaya ikan sidat.
Sementara itu warga Desa Kalijaran
bersama Pertamina Refinery Unit IV Cilacap, mengoperasikan teknologi pengairan
terintegrasi bertenaga hibrida. Terdapat tujuh pompa irigasi PLTS dan PLTB, 8
kolam water reservoir, dan satu pompa air terintegrasi. Teknologi ini mampu
mengairi 15 Ha lahan, dan meningkatkan produksi tani hingga 2 kali lipat.
Selaras dengan tema Hari
Lingkungan Hidup Sedunia 2025 yaitu memerangi polusi plastik, diwujudkan dalam
bentuk teknologi pengelolaan sampah terpadu melalui program Bank Sampah
Abhipraya. Di komunitas binaan RU IV Cilacap ini, plastik diolah dengan mesin cacah
bertenaga surya. Sedangkan sampah organik diproses dengan biokomposter dan
maggot. Alhasil memberikan nilai tambah ekonomi, sekaligus menyelamatkan
lingkungan dari pembakaran dan pencemaran sungai.
Edi Eko menyambut baik penerapan
teknologi tepat guna di pedesaan. “Kami akan dorong inovasi di Desa Energi
Berdikari Pertamina, baik melalui inovasi yang diciptakan oleh internal
Pertamina maupun dari luar Pertamina. Melalui kompetisi-kompetisi yang kami
buat, agar bisa memberikan dampak langsung ke masyarakat," ucap Edi Eko.
Dalam kegiatan tersebut, Pertamina
bersama Kepala DLH Kabupaten Cilacap Sri Murniyati dan warga juga menanam 100
bibit pohon mangrove di kawasan konservasi mangrove Jagapati (SIMANJA). Ini
merupakan bagian dari rencana penanaman hingga 5.000 bibit mangrove, di sekitar
wilayah operasi PT Pertamina Kilang Internasional Refinery Unit IV Cilacap.
Pertamina sebagai perusahaan
pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target net zero
emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung
pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs). Seluruh upaya tersebut
sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di
seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.
