AHY: Ini Call to Action, Kita Tidak Tinggal Diam Saat Bumi Terluka
The Yudhoyono Institute Luncurkan Video Musik “Save Our World” Terbaru

By PorosBumi 04 Jul 2025, 06:03:11 WIB Nadi Negeri
AHY: Ini Call to Action, Kita Tidak Tinggal Diam Saat Bumi Terluka

JAKARTA - Disaat ketegangan geopolitik, instabilitas keamanan, perang antar negara, dan tragedi kemanusiaan terjadi dimana-mana, Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute (TYI) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) meluncurkan video musik “Save Our World”, sebuah karya kolaboratif dari Presiden ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan 35 artis Indonesia lintas generasi yang memadukan kekuatan musik dan pesan lingkungan untuk menyuarakan kepedulian terhadap bumi di Ballroom Djakarta Theater, Jakarta, Selasa (1/7/2025) malam.

“Bumi ini sedang memanggil kita, dan panggilan itu harus kita jawab bersama, sekarang. Mari kita pastikan, bahwa dari Indonesia, terdengar suara yang kuat, bahwa kita tidak akan tinggal diam saat bumi terluka,” ucap AHY.


Baca Lainnya :

“Mudah-mudahan acara ini juga bisa menghadirkan makna dan pesan kuat untuk siapapun yang mendengarkan atau menyaksikannya peluncuran video musik Dengan lagu berjudul Save Our World. Selamatkan bumi kita Ini adalah sebuah lagu ciptaan atau karya dari Pak SBY. Beliau tentunya juga ingin terus mengekspresikan Apa yang ada dalam pikirannya, apa yang juga menjadi ikhtiar atau perjuangannya,” lanjut AHY.

AHY menceritakan bahwa kali ini perjuangan Pak SBY, Presiden RI dua periode tersebut didedikasikan khusus untuk mengajak semua. “Bukan hanya masyarakat luas di Indonesia, melainkan juga masyarakat dunia, untuk sama-sama berbuat menyelamatkan bumi yang tengah menghadapi berbagai ancaman dan juga permasalahan krisis iklim, pemanasan global, bencana alam, cuaca ekstrim, yang terus menerus terjadi, silih berganti dan siapapun bisa menjadi korban,” papar AHY.

“Jadi ini adalah sebuah call to action, ajakan moral, ajakan untuk melakukan sesuatu melalui lagu. Mengapa lagu dan mengapa The Yudhoyono Institute yang berusia 8 tahun yang dikenal sebagai sebuah think tank menghadirkan diskusi-diskusi intelektual di forum-forum akademis, di kampus-kampus, kenapa hari ini atau malam hari ini punya format yang berbeda, punya platform yang unik, yaitu meluncurkan sebuah lagu atau video musik,” sambung AHY.


AHY juga meyakini kadangkala pendekatan yang lebih populer dan humanis melalui seni, melalui budaya, melalui karya lagu, bisa menembus batas-batas perbedaan, baik perbedaan identitas, batas geografi, demikian pula mungkin ada perbedaan ideologi atau pilihan-pilihan politik Itu bisa tembus dengan lagu, dengan seni, dengan budaya.

“Jadi kami tentunya dari The Yudhoyono Institute Tidak ingin membatasi diri hanya dengan narasi yang sifatnya formal dan akademis, tapi juga dengan sesuatu yang humanis dan tadi penuh dengan nilai seni dan budaya. Mudah-mudahan bisa tetap mengirimkan pesan kuat tentang berbagai isu yang terjadi di dunia hari ini, khususnya tentang bumi kita, bagaimana kita harus melindungi lingkungan alam yang juga terus mengalami degradasi,” pungkas AHY. 

Tohpati sebagai music director lagi tersebut menyampaikan beberapa tantangan saat membuat lagu.“Proses pembuatan aransemen ini cukup memakan waktu panjang Karena Pak SBY ternyata memang sangat detail untuk soal aransemen. Jadi beliau sungguh ingin suara bassnya lebih menonjol, terus siapa yang nyanyi pertama, siapa yang nyanyi belakang, Pak SBY itu intens di situ, jadi prosesnya cukup rumit, apalagi ketika Pak SBY memutuskan untuk menambah yang tadinya cuman sembilan penyanyi, kemudian ditambah menjadi 35 penyanyi," tutur Tohpati.

Sedangkan Sutradara video klip Upie Guava dalam kesempatan yang sama menceritakan proses pembuatan videonya. “Buat proses video klipnya ini banyak sekali hal yang buat saya itu cukup menarik di proses pembuatannya pertama, saya percaya bahwa karya video klip itu agak tricky. Karena buat saya, klip yang berhasil adalah klip yang berfungsi, dan fungsi klip itu beda-beda ya. Ada videoklip yang fungsinya misalnya storytellingnya, ada yang fungsinya misalnya kita bicara isunya, liriknya,” kata Upie.

“Agak tricky kenapa? Karena lagu ini kan kita bicara harus berfungsi. Artinya harus bisa nyampe ke orang-orang yang mungkin belum punya kesadarannya. Otomatis kita tidak bisa bicara dengan bahasa yang rumit tentunya. Nah yang mau kita tampilkan di klip ini kan sebenarnya adalah utopia, rasa nyamannya, sedangkan lagu ini tentang masalah. Jadi kita mencoba untuk fokus pada membuat visual yang indah, yang ideal, dan asri,” tutup Upie.


Lagu “Save Our World” merupakan ciptaan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang ditulis pada tahun 2010 setelah menghadiri Konferensi Internasional tentang Perubahan Iklim dan Penyelamatan Hutan di Oslo, Norwegia. Dalam kesempatan tersebut, SBY menyaksikan secara langsung urgensi perlindungan hutan dan ancaman nyata terhadap kelestarian lingkungan global.

Versi awal lagu ini dirilis dalam Bahasa Indonesia berjudul “Untuk Bumi Kita”, dibawakan oleh Sandhy Sondoro dengan aransemen Erwin Gutawa. Kemudian, pada tahun 2013, versi Bahasa Inggris “Save Our World” diluncurkan dengan vokal dari penyanyi asal Amerika Serikat, Jeffrey Pescetto, dan aransemen oleh Jeff Lorber

Saat ini, lebih dari satu dekade kemudian, lagu tersebut dihidupkan kembali dalam format video musik dengan aransemen baru oleh musisi Tohpati, serta arahan visual sinematik dari DossGuaVA XR Studio. Versi terbaru ini menampilkan langsung Susilo Bambang Yudhoyono and Friends, kolaborasi SBY bersama 35 artis Indonesia lintas generasi dan genre.

Adapun penyanyi dan musisi yang turut berpartisipasi dalam proyek ini antara lain (Almh) Titiek Puspa, Ernie Djohan, Titiek Sandhora, Vina Panduwinata, Yuni Shara, Sandhy Sondoro, Ita Purnamasari, Keenan Nasution, Joy Tobing, Edo Kondologit, Yuke Sumeru, Tantri Shalindri (Kotak), dan Petty Tunjungsari.

Kemudian Conrad GV, Rafly Herbriansah, ELA, MIA, Cakra Khan, Rio Febrian, Ata Zada, Ariyo Wahab, Novia Bachmid, Irang Arkad, Andy /Rif, Olivia Pardede, Lala Karmela, Rizwan Fadhilah, Amanda Caesa, Mirabethsonia, Mikhaila Raisha, dan Shanna Shannon.


Untuk pertama kalinya, empat rapper, Saykoji, Toton Caribo, Ayuenstar, dan PB Glas, berkolaborasi dalam satu bagian lagu ini, menghadirkan warna baru yang dinamis dan memperkuat pesan lingkungan yang ingin disampaikan. Keterlibatan para musisi dan penyanyi ini memperkuat semangat lintas generasi dalam menyuarakan pentingnya pelestarian lingkungan.

Video musik Save Our World merupakan bagian dari inisiatif The Yudhoyono Institute untuk menumbuhkan kesadaran lingkungan melalui medium seni dan budaya. Diharapkan karya ini dapat menjangkau berbagai lapisan masyarakat dan menginspirasi lahirnya tindakan nyata dalam menjaga bumi, demi generasi hari ini dan masa depan.




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment