- BRIN-UNISBA Riset Karakterisasi Sumber Daya Geologi dan Pemanfaatan Mineral Ikutan
- Mentan Ungkap Kejanggalan Data Beras di Cipinang, Diduga Permainan Mafia Pangan
- AHY Dorong UMKM di Indonesia Maju, Berkembang dan Mendunia
- Kisah Gayatri, Istri Raja Pertama Majapahit, Nenek Hayam Wuruk
- Ini Sejumlah Lokasi Berburu Matahari Terbit sambil Wisata Kuliner
- KKP Tangkap 2 Kapal Ikan Asal Malaysia di Selat Malaka
- Dari Pesisir Nusa Lembongan, PLN Bangun Kemandirian Ekonomi Melalui Rumput Laut
- Beras!
- BRIN Manfaatkan Drone LiDAR Pantau Keberhasilan Konservasi Hutan Mangrove
- Greenpeace Dukung Kongres Dunia Pertama Masyarakat Adat dan Komunitas Lokal dari Tiga Kawasan Hutan
Greenpeace Dukung Kongres Dunia Pertama Masyarakat Adat dan Komunitas Lokal dari Tiga Kawasan Hutan
.jpg)
BRAZZAVILLE — Greenpeace dengan
bangga mendukung dan menyambut diselenggarakannya Kongres Dunia Pertama
Masyarakat Adat dan Komunitas Lokal dari Kawasan Hutan, yang berlangsung
pada 26–30 Mei 2025 di Brazzaville, Republik Kongo. Pertemuan bersejarah ini
mempertemukan para pemimpin adat, perwakilan komunitas, pegiat konservasi, dan
sekutu internasional yang bertekad untuk membela ekosistem hutan paling penting
di planet ini.
Hutan-hutan di Amazon, Kongo, dan kawasan
Borneo-Mekong–Papua–Asia Tenggara merupakan pusat keanekaragaman hayati dan
warisan budaya. Ekosistem penting ini memegang peranan kunci dalam menjaga
stabilitas iklim bumi—namun kini terus-menerus terancam oleh deforestasi,
pembalakan liar, perampasan lahan, dan industri ekstraktif.
Masyarakat Adat dan Komunitas Lokal telah menjadi penjaga
sejati wilayah-wilayah ini selama beberapa generasi, dengan memanfaatkan
pengetahuan leluhur dan praktik berkelanjutan yang sangat penting dalam
menghadapi krisis iklim dan hilangnya keanekaragaman hayati.
Baca Lainnya :
- Belum Tertandingi Hingga Kini, Rekor Dunia Ikan Tuna Sirip Biru Seberat 678,58 Kg Dipancing Manual 0
- Dampak Kebijakan Tarif Impor AS Terhadap Indonesia0
- Dari Tokyo, SBY Ajak Masyarakat Dunia Kembali ke Jalur Kerja Sama, Kemitraan, dan Kolaborasi0
- Rekor Baru Bitcoin: Imbas dari Pelantikan Donald Trump?0
- Daftar Negara yang Menjadikan Bitcoin sebagai Aset Cadangan Masa Depan0
Bonaventure Bondo, Juru Kampanye Hutan untuk Kawasan Kongo
di Greenpeace Afrika, menyatakan Masyarakat Adat dan Komunitas Lokal adalah
penjaga hutan terakhir dunia. Di Cekungan Kongo, mereka menjalankan inisiatif
berbasis solusi lokal untuk melindungi hutan dan menjaga keanekaragaman hayati
melalui pengetahuan tradisional mereka. Kongres ini adalah seruan kepada dunia.
“Akui dan berdayakan Masyarakat Adat dan Komunitas Lokal
untuk memimpin perlindungan hutan secara berkelanjutan—demi kesejahteraan
mereka dan masa depan seluruh planet ini.”
Romulo Batista, Juru Kampanye Senior di Greenpeace Brasil,
menegaskan di Amazon, Masyarakat Adat melindungi jutaan hektare hutan di
wilayah yang telah maupun belum ditetapkan secara resmi.
“Para pemimpin global dan lembaga keuangan internasional
harus menghormati wilayah-wilayah ini dan berinvestasi pada solusi yang mereka
miliki—bukan pada agribisnis dan pertambangan yang mengancam dan menyerbu
tanah, hutan, dan sungai mereka.”
Amos Sumbung, Juru Kampanye Hutan Greenpeace Asia Tenggara
(Indonesia), mengatakan di Asia Tenggara, hutan dihancurkan lebih cepat dari
sebelumnya. Hutan terbesar yang tersisa di kawasan ini adalah Papua—Indonesia,
yang tidak boleh dihancurkan dan harus dipertahankan dengan segala cara.
“Kepemimpinan masyarakat adat adalah satu-satunya jalan untuk menghentikan kehancuran ini. Pertemuan ini harus menjadi titik balik—di mana suara Masyarakat Adat dan Komunitas Lokal benar-benar didengar, dan hak-hak mereka menjadi prioritas dalam kebijakan iklim global.”
Sebagai pendukung kuat keadilan lingkungan dan hak-hak
Masyarakat Adat, Greenpeace menyerukan kepada komunitas global dan mendesak
pemerintah, organisasi internasional, serta masyarakat sipil untuk:
· * Mengakui dan menegakkan hak atas penguasaan
wilayah oleh Masyarakat Adat dan Komunitas Lokal.
· * Menjamin akses langsung terhadap pendanaan bagi
Masyarakat Adat dan Komunitas Lokal agar dapat memimpin dan memperluas
inisiatif perlindungan hutan mereka sendiri.
· * Mengintegrasikan pengetahuan adat ke dalam sains
dan kebijakan iklim serta keanekaragaman hayati di semua tingkatan.
· * Berkomitmen pada tindakan konkret untuk
melindungi hutan dan budaya yang bergantung padanya.
· * Bersama, kita dapat membangun masa depan di mana
hutan tetap lestari, keanekaragaman hayati berkembang, dan Masyarakat Adat
berperan sebagai penjaga utama planet ini.
· * Masa depan bumi bergantung pada penjagaan yang
dilakukan oleh Masyarakat Adat dan Komunitas Lokal. Greenpeace berdiri bersama
mereka dalam menuntut aksi nyata dan segera.
