- AHY: Ini Call to Action, Kita Tidak Tinggal Diam Saat Bumi Terluka
- Serahkan 326 Akta Notaris Kopdes, Mendes Optimistis Serap Tenaga Kerja Produktif di Desa
- Menhut Gagas Syarat Pendakian Berdasar Level Kesulitan Suatu Gunung
- Komisi V DPR RI Desak Kawasan Transmigrasi Dibebaskan Dari Kawasan Hutan
- Pembangunan Terminal Khusus Perusahaan Tambang Nikel PT STS di Haltim Diduga Melanggar Aturan
- Greenpeace Dorong Tanggung Jawab Produsen untuk Lebih Serius Menangani Sampah Plastik
- Produksi Beras Nasional Januari-Agustus 2025 Capai 29,97 Juta Ton, Naik 14,09 Persen
- Mentan: 212 Produsen Beras Bermasalah Telah Dilaporkan ke Kapolri dan Jaksa Agung
- AHY Ungkap 3 Langkah Konret Tantangan Urbanisasi di BRICS
- Kemandirian Pangan, Koperasi dan Seni, Sebuah Utopia?
Kapolda Banten Dukung Translokasi Badak Jawa Kali Pertama di Dunia
.jpg)
Kapolda Banten Irjen Pol Suyudi Ario Seto SH SIK MSi (tengah) didampingi Kepala Balai TN Ujung Kulon Ardi Andono STP MSc (tiga kanan) saat melakukan kunjungan ke TN Ujung Kulon tepatnya di Pulau Peucang.
UJUNG KULON - Kapolda Banten Irjen
Pol Suyudi Ario Seto SH SIK MSi mendukung penuh translokasi Badak Jawa yang
pertama kali di dunia, demi untuk kelestarian hewan dilindungi tersebut. Hal itu
disampaikan saat melakukan kunjungan ke Taman Nasional (TN) Ujung Kulon
tepatnya di Pulau Peucang.
Kunjungan Kapolda beserta rombongan Pejabat Utama (PJU) Polda Banten dalam rangka kunjungan kerja dan patroli Kamtibmas, dan disambut langsung oleh Kepala Balai TN Ujung Kulon, Ardi Andono STP MSc. Kunjungan kerja dilakukan untuk meninjau kondisi lapangan dan kamtibmas sekaligus peninjauan dan pengecekan lapangan terkait rencana translokasi Badak Jawa di TN Ujung Kulon.
Baca Lainnya :
- BRIN Manfaatkan Drone LiDAR Pantau Keberhasilan Konservasi Hutan Mangrove0
- Investigasi Greenpeace Temukan Indikasi Kerajaan Bayangan RGE Ancam Kelestarian Hutan Indonesia0
- Belantara Foundation: Strategi Terpadu Pengelolaan Sampah Berkelanjutan Sebuah Keharusan 0
- SBY: Krisis Iklim dan Krisis Lingkungan Itu Nyata0
- Koalisi Masyarakat Sipil Indonesia Tuntut Pemerintah Jepang Hentikan Inisiatif AZEC0
“TN Ujung Kulon memiliki potensi keanekaragaman hayati yang
tinggi utamanya Badak Jawa, Banteng, Macan Tutul, Merak, Ajag, dan tutupan
hutan sebagai paru-paru dunia yang perlu dijaga untuk anak cucu. Kami juga
mendukung translokasi Badak Jawa yang pertama kali di dunia, untuk kelestarian
Badak Jawa,” ujarnya.
Kunjungan ini juga sekaligus menjadi ajang untuk mempererat
kerja sama antara aparat Kepolisian dan pengelola TN Ujung Kulon, guna menjaga
keamanan kawasan konservasi serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan
pentingnya pelestarian alam dan keanekaragaman hayati di Indonesia, khususnya
Badak Jawa.
Diketahui, Kementerian Kehutanan melalui Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) terus mengupayakan pelestarian Badak Jawa dengan merencanakan translokasi individu terpilih ke area penangkaran khusus, Javan Rhino Study and Conservation Area (JRSCA). Proses ini dilaksanakan dengan dukungan TNI AL, Yayasan Badak Indonesia (YABI), dan sejumlah mitra konservasi lainnya.
Dirjen KSDAE, Satyawan Pudyatmoko menjelaskan perlunya
dilakukan translokasi. Salah satu fungsinya yaitu untuk program breeding guna
membantu meningkatkan keanekaragaman genetik populasi badak.
"Kondisi populasi Badak Jawa di alam ada indikasi
penurunan varietas genetik. Sehingga translokasi ke JRSCA juga dapat membantu
mencegah terjadinya inbreeding dan memperkuat ketahanan genetik populasi badak
Jawa," ungkapnya.
Translokasi direncanakan dari habitat alami Badak Jawa di Semenanjung Ujung Kulon menuju JRSCA di Desa Ujungjaya, Kabupaten Pandeglang. Keduanya masih berada dalam wilayah Taman Nasional Ujung Kulon dan berjarak sekitar 14 kilometer dengan melintasi laut.
Untuk mempersiapkan proses ini, Batalyon Kendaraan Amfibi
Pengangkut Artileri (Yonkapa) 1 Marinir menggelar simulasi penggunaan Ranpur
Kapa K-61 di Jakarta pada Rabu (28/5), guna menguji kemampuan angkut kandang
Badak Jawa melintasi laut.
“Simulasi ini penting untuk memastikan proses translokasi
berjalan aman dan minim risiko, mengingat jarak tempuh lintas laut cukup
panjang,” ujar Satyawan. Ia menambahkan, bahwa keterlibatan Korps Marinir dalam
pelestarian satwa langka juga merupakan bentuk kolaborasi strategis lintas
sektor.
Menanggapi hal tersebut, Komandan Yonkapa 1 Marinir, Mayor
(Mar) Bayhaky C. Chipta, menyampaikan bahwa kegiatan ini juga merupakan bagian
dari kesiapsiagaan TNI AL dalam mendukung evakuasi satwa liar saat terjadi
bencana alam seperti tsunami, letusan gunung, atau kebakaran hutan. Ranpur K-61
diuji kemampuannya dalam membawa kandang transportasi dengan memperhatikan
aspek keselamatan, kestabilan, dan efisiensi mobilisasi di laut maupun darat.
Kandang transportasi yang digunakan dalam simulasi dirancang
khusus agar memenuhi standar kenyamanan dan keamanan satwa, dilengkapi sistem
ventilasi serta penyangga untuk meminimalisir guncangan. Kandang ini memiliki
berat sekitar 1 ton, sementara berat Badak Jawa yang disimulasikan mencapai 1,6
ton.
Simulasi ini menunjukkan bahwa Ranpur Kapa K-61 sangat layak
digunakan untuk translokasi Badak Jawa, membuka harapan baru dalam upaya
konservasi spesies langka ini di habitat yang lebih aman dan terkontrol. (hendri
irawan)
