Kapolda Banten Dukung Translokasi Badak Jawa Kali Pertama di Dunia

By PorosBumi 11 Jun 2025, 18:58:37 WIB Lingkungan
Kapolda Banten Dukung Translokasi Badak Jawa Kali Pertama di Dunia

Kapolda Banten Irjen Pol Suyudi Ario Seto SH SIK MSi (tengah) didampingi Kepala Balai TN Ujung Kulon Ardi Andono STP MSc (tiga kanan) saat melakukan kunjungan ke TN Ujung Kulon tepatnya di Pulau Peucang.


UJUNG KULON - Kapolda Banten Irjen Pol Suyudi Ario Seto SH SIK MSi mendukung penuh translokasi Badak Jawa yang pertama kali di dunia, demi untuk kelestarian hewan dilindungi tersebut. Hal itu disampaikan saat melakukan kunjungan ke Taman Nasional (TN) Ujung Kulon tepatnya di Pulau Peucang.

Kunjungan Kapolda beserta rombongan Pejabat Utama (PJU) Polda Banten dalam rangka kunjungan kerja dan patroli Kamtibmas, dan disambut langsung oleh Kepala Balai TN Ujung Kulon, Ardi Andono STP MSc. Kunjungan kerja dilakukan untuk meninjau kondisi lapangan dan kamtibmas sekaligus peninjauan dan pengecekan lapangan terkait rencana translokasi Badak Jawa di TN Ujung Kulon.

Baca Lainnya :


“TN Ujung Kulon memiliki potensi keanekaragaman hayati yang tinggi utamanya Badak Jawa, Banteng, Macan Tutul, Merak, Ajag, dan tutupan hutan sebagai paru-paru dunia yang perlu dijaga untuk anak cucu. Kami juga mendukung translokasi Badak Jawa yang pertama kali di dunia, untuk kelestarian Badak Jawa,” ujarnya.

Kunjungan ini juga sekaligus menjadi ajang untuk mempererat kerja sama antara aparat Kepolisian dan pengelola TN Ujung Kulon, guna menjaga keamanan kawasan konservasi serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian alam dan keanekaragaman hayati di Indonesia, khususnya Badak Jawa.

Diketahui, Kementerian Kehutanan melalui Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) terus mengupayakan pelestarian Badak Jawa dengan merencanakan translokasi individu terpilih ke area penangkaran khusus, Javan Rhino Study and Conservation Area (JRSCA). Proses ini dilaksanakan dengan dukungan TNI AL, Yayasan Badak Indonesia (YABI), dan sejumlah mitra konservasi lainnya.


Dirjen KSDAE, Satyawan Pudyatmoko menjelaskan perlunya dilakukan translokasi. Salah satu fungsinya yaitu untuk program breeding guna membantu meningkatkan keanekaragaman genetik populasi badak.

"Kondisi populasi Badak Jawa di alam ada indikasi penurunan varietas genetik. Sehingga translokasi ke JRSCA juga dapat membantu mencegah terjadinya inbreeding dan memperkuat ketahanan genetik populasi badak Jawa," ungkapnya.

Translokasi direncanakan dari habitat alami Badak Jawa di Semenanjung Ujung Kulon menuju JRSCA di Desa Ujungjaya, Kabupaten Pandeglang. Keduanya masih berada dalam wilayah Taman Nasional Ujung Kulon dan berjarak sekitar 14 kilometer dengan melintasi laut.


Untuk mempersiapkan proses ini, Batalyon Kendaraan Amfibi Pengangkut Artileri (Yonkapa) 1 Marinir menggelar simulasi penggunaan Ranpur Kapa K-61 di Jakarta pada Rabu (28/5), guna menguji kemampuan angkut kandang Badak Jawa melintasi laut.

“Simulasi ini penting untuk memastikan proses translokasi berjalan aman dan minim risiko, mengingat jarak tempuh lintas laut cukup panjang,” ujar Satyawan. Ia menambahkan, bahwa keterlibatan Korps Marinir dalam pelestarian satwa langka juga merupakan bentuk kolaborasi strategis lintas sektor.

Menanggapi hal tersebut, Komandan Yonkapa 1 Marinir, Mayor (Mar) Bayhaky C. Chipta, menyampaikan bahwa kegiatan ini juga merupakan bagian dari kesiapsiagaan TNI AL dalam mendukung evakuasi satwa liar saat terjadi bencana alam seperti tsunami, letusan gunung, atau kebakaran hutan. Ranpur K-61 diuji kemampuannya dalam membawa kandang transportasi dengan memperhatikan aspek keselamatan, kestabilan, dan efisiensi mobilisasi di laut maupun darat.

Kandang transportasi yang digunakan dalam simulasi dirancang khusus agar memenuhi standar kenyamanan dan keamanan satwa, dilengkapi sistem ventilasi serta penyangga untuk meminimalisir guncangan. Kandang ini memiliki berat sekitar 1 ton, sementara berat Badak Jawa yang disimulasikan mencapai 1,6 ton.

Simulasi ini menunjukkan bahwa Ranpur Kapa K-61 sangat layak digunakan untuk translokasi Badak Jawa, membuka harapan baru dalam upaya konservasi spesies langka ini di habitat yang lebih aman dan terkontrol. (hendri irawan)

 




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment