- Seruan Serikat Petani Indonesia Pasca Protes dan Kerusuhan Agustus
- Mendorong Koeksistensi Manusia dan Orangutan Tapanuli
- UNAS dan Kedubes Malaysia Inisiasi Penanaman Mangrove di Desa Sukawali, Tangerang
- Pegunungan Dolok Paung Tidak Lagi Memberi Air Kehidupan Bagi Masyarakat Adat Huta Parpatihan
- Kembalinya Operasi PT Gag Nikel Kabar Buruk Bagi Upaya #SaveRajaAmpat
- Gatal Kepala dan Sebal
- Oki Setiana Dewi Dosen Tetap Universitas Muhammadiyah Jakarta
- HUT ke 24 PD, SBY Melukis Only The Strong Langsung di Hadapan Ratusan Kader Demokrat
- Greenpeace Asia Tenggara Bawa Cerita #SaveRajaAmpat ke Forum PBB, Desak Tata Kelola Nikel
- Spirit dan Kesyahduan Peringatan Maulid Nabi Musola Nurul Hikmah dan Yayasan Ihsan Nur
Pemerintah Lepas 360 Ribu Ton Bansos Beras, Mentan: SPHP Harus Hati-Hati dan Tepat Sasaran
3.jpg)
JAKARTA - Menteri Pertanian Andi Amran
Sulaiman mengumumkan bahwa pemerintah telah resmi menyalurkan 360 ribu ton
bantuan pangan beras sepanjang Juli sebagai bagian dari program perlindungan
sosial bagi keluarga rentan di seluruh Indonesia.
“Ini bukan sekadar bantuan, tapi bukti nyata kehadiran
negara untuk menjaga daya beli rakyat, mengurangi beban rumah tangga, dan
memastikan akses terhadap bahan pangan pokok, terutama beras,” ujar Mentan
Amran, Sabtu (12/7/2025).
Mentan Amran menjelaskan, langkah ini merupakan bagian dari
strategi menjaga keseimbangan antara ketersediaan pasokan dan keterjangkauan
harga, di tengah dampak perubahan iklim dan dinamika ekonomi global.
Baca Lainnya :
- Produksi Beras Nasional Januari-Agustus 2025 Capai 29,97 Juta Ton, Naik 14,09 Persen0
- Mentan: 212 Produsen Beras Bermasalah Telah Dilaporkan ke Kapolri dan Jaksa Agung0
- Dukungan Kebijakan untuk Swasembada Pangan0
- Prabowo: Saya Tidak Akan Tenang Sebelum Indonesia Swasembada Pangan0
- Beras!0
Terkait program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP),
Mentan menekankan pentingnya pengawasan ketat agar penyaluran tidak salah
sasaran.
“Bansos sudah pemerintah lepas langsung ke rakyat. Tapi
untuk SPHP, saya tegaskan: Bulog agar hati-hati. Jangan sampai bocor atau
dimanfaatkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Saya minta tidak tegas
mafia pangan,” tegasnya.
Peringatan ini didasari oleh investigasi Satgas Pangan
Bareskrim Polri terhadap dugaan pelanggaran sejumlah produsen besar yang diduga
mengedarkan beras tidak sesuai standar mutu dan takaran. Temuan ini memperkuat
pentingnya SPHP sebagai pengendali harga dan pelindung konsumen.
“SPHP bukan sekadar tambahan pasokan, tapi benteng dari
praktik curang. Pelaksanaannya harus berintegritas dan diawasi ketat. Kalau ada
yang nakal, kita tindak tegas,” kata Amran.
SPHP dilaksanakan oleh Badan Pangan Nasional dan Perum BULOG
melalui distribusi ke pengecer pasar rakyat, koperasi desa, outlet pangan
daerah, hingga Gerakan Pangan Murah. Beras SPHP dikemas 5 kg dan dijual sesuai
Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
“Ini bukan soal jumlah, tapi keadilan distribusi. Jika tidak
tepat sasaran, maka tujuan SPHP akan gagal. Distribusinya harus transparan dan
diawasi pemerintah pusat dan daerah,” imbuhnya.
Di sisi hulu, Kementerian Pertanian terus memperkuat
produksi beras melalui program pompanisasi, bantuan benih tahan kekeringan, dan
percepatan tanam. Hasilnya, produksi beras nasional Januari–Agustus 2025
diperkirakan mencapai 24,97 juta ton, naik 14,09% dibanding periode yang sama
2024 sebesar 21,88 juta ton.
“Kami pastikan produksi aman. Yang harus dijaga sekarang
adalah distribusi dan tata niaganya. SPHP dan bansos adalah dua sisi mata
uang—satu menjaga akses rakyat miskin, satu lagi menstabilkan pasar,” jelas
Mentan.
Mentan Amran menekankan dengan pesan kuat kepada seluruh
pemangku kepentingan pangan nasional, “Kita ingin negara hadir dari sawah
hingga ke meja makan. Jangan biarkan rakyat dirugikan oleh segelintir oknum.
Kelola SPHP dengan semangat gotong royong, kejujuran, dan kepedulian,”
pungkasnya.
