- AHY: Ini Call to Action, Kita Tidak Tinggal Diam Saat Bumi Terluka
- Serahkan 326 Akta Notaris Kopdes, Mendes Optimistis Serap Tenaga Kerja Produktif di Desa
- Menhut Gagas Syarat Pendakian Berdasar Level Kesulitan Suatu Gunung
- Komisi V DPR RI Desak Kawasan Transmigrasi Dibebaskan Dari Kawasan Hutan
- Pembangunan Terminal Khusus Perusahaan Tambang Nikel PT STS di Haltim Diduga Melanggar Aturan
- Greenpeace Dorong Tanggung Jawab Produsen untuk Lebih Serius Menangani Sampah Plastik
- Produksi Beras Nasional Januari-Agustus 2025 Capai 29,97 Juta Ton, Naik 14,09 Persen
- Mentan: 212 Produsen Beras Bermasalah Telah Dilaporkan ke Kapolri dan Jaksa Agung
- AHY Ungkap 3 Langkah Konret Tantangan Urbanisasi di BRICS
- Kemandirian Pangan, Koperasi dan Seni, Sebuah Utopia?
Menko AHY Dorong Perbanyak Pengembangan Infrastruktur Strategis Indonesia-Belanda
.jpg)
JAKARTA – Pemerintah Indonesia terus
mempererat kerja sama konkret dengan Belanda dalam pengembangan infrastruktur
strategis, khususnya di bidang ketahanan iklim dan pembangunan kawasan
perkotaan berkelanjutan.
Komitmen ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang
Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY),
dalam forum The Netherlands–Indonesia CEO Roundtable Discussion yang
mempertemukan pimpinan perusahaan dari kedua negara, termasuk 14 perusahaan
Belanda yang tergabung dalam Misi Ekonomi Belanda ke Indonesia.
Salah satu proyek yang menjadi sorotan dalam forum ini
adalah pembangunan Tanggul Laut Raksasa atau Giant Sea Wall di pesisir utara
Pulau Jawa. Menko AHY menegaskan bahwa proyek ini telah menjadi prioritas
nasional, mengingat ancaman penurunan muka tanah yang mencapai 10–15 cm per
tahun di sejumlah wilayah.
Baca Lainnya :
- Menko AHY di Pembukaan ICI 2025: Infrastruktur Fondasi Pertumbuhan yang Inklusif0
- AHY: Pembangunan Infrastruktur Perkuat Pertahanan Negara0
- Pemerintah Perkuat Infrastruktur Pengelolaan Sampah Lewat Teknologi0
- AHY: Terminal Ferry International Gold Coast Untuk Memperkuat Konektivitas0
- AHY: Pengembangan Rempang Eco-City Harus Inklusif dan Berorientasi Pada Kesejahteraan Masyarakat 0
“Proyek Giant Sea Wall bagi Presiden kami bukan lagi
pilihan. Melainkan sudah menjadi keharusan. Anda semua mendengar bahwa beliau
ingin memulainya sekarang, atau secepat mungkin,” tegas Menko AHY.
Menko AHY juga menyampaikan apresiasi atas peran Belanda
sejak tahap awal proyek. Ia mengundang para pelaku usaha Belanda untuk kembali
terlibat secara aktif dan menjalin kolaborasi jangka panjang. “Saya percaya
Anda semua memiliki pengalaman dan keahlian untuk membantu kami mencapai tujuan
ini. Mari kita eksplorasi kolaborasi baru yang lebih erat dan bermanfaat bagi
kedua negara,” ungkapnya.
Selain proyek Giant Sea Wall, peluang kerja sama
Indonesia–Belanda juga terbuka luas dalam sejumlah proyek strategis lainnya,
seperti pengembangan Smart Cities, Transit-Oriented Development, program
perumahan berkelanjutan, hingga proyek kereta cepat Jakarta–Surabaya.
Untuk mempercepat realisasi investasi, Kemenko Infra tengah
menyiapkan Project Facilitation Office yang akan mendampingi dan memfasilitasi
investor dalam berbagai proses teknis di lapangan.
“Kami di Kemenko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan
Kewilayahan tengah menyiapkan Project Facilitation Office untuk membantu para
investor menavigasi proses investasi di Indonesia,” ujar Menko AHY.
Ia menambahkan, baik proyek Giant Sea Wall maupun
pembentukan Project Facilitation Office merupakan tindak lanjut langsung dari
penyelenggaraan International Conference on Infrastructure (ICI) 2025 yang
digelar pada 11–12 Juni lalu. Keduanya menjadi bentuk nyata dari komitmen
pemerintah dalam memperkuat kolaborasi strategis dan mempercepat pembangunan
infrastruktur prioritas nasional.
Lebih jauh, Menko AHY menjelaskan bahwa Indonesia saat ini
tengah berada dalam fase transformasi besar. Di bawah kepemimpinan Presiden
Prabowo Subianto, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen
dalam beberapa tahun ke depan, dengan fokus utama pada penciptaan lapangan
kerja, peningkatan produktivitas, dan pemanfaatan bonus demografi.
“Pertemuan ini bukan sekadar bentuk diplomasi, melainkan
sinyal atas adanya visi dan tujuan yang sama, serta kepercayaan dan keyakinan
untuk memperkuat kemitraan yang telah terjalin lama antara Indonesia dan
Belanda,” jelasnya.
Sebagai Menko yang membawahi lima kementerian teknis di
bidang agraria dan tata ruang, pekerjaan umum, perumahan, transportasi, dan
transmigrasi, Menko AHY menekankan empat fokus pembangunan infrastruktur
Indonesia ke depan: pertama, infrastruktur untuk ketahanan pangan, energi, dan
air; kedua, infrastruktur konektivitas untuk menekan biaya logistik, terutama
di kawasan timur Indonesia; ketiga, infrastruktur perumahan dan permukiman
berkelanjutan; dan keempat, infrastruktur untuk ketahanan iklim.
Menutup pertemuan, Menko AHY menyambut baik penandatanganan
sejumlah Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) yang dilakukan
dalam forum ini, sebagai wujud keseriusan pelaku usaha kedua negara dalam
mempererat kemitraan.
“Saya percaya setiap tanda tangan hari ini bukan sekadar
dokumen, melainkan juga komitmen nyata terhadap masa depan kita bersama. Mari
kita terus melangkah maju, sebagai mitra pembangunan, katalis inovasi, dan para
pembawa harapan akan masa depan yang lebih baik,” pungkas Menko AHY.
Acara ini turut dihadiri oleh Wakil Menteri Urusan Ekonomi
Luar Negeri Belanda, Michiel Sweers, dan Duta Besar Belanda untuk Indonesia,
Marc Gerritsen. Dari Kemenko Infra, hadir Deputi Odo Manuhutu, Deputi Rachmat
Kaimuddin, Staf Khusus Menko Merry Riana, serta Tenaga Ahli Menko, Mira
Permatasari. (rel)
