- AHY: Ini Call to Action, Kita Tidak Tinggal Diam Saat Bumi Terluka
- Serahkan 326 Akta Notaris Kopdes, Mendes Optimistis Serap Tenaga Kerja Produktif di Desa
- Menhut Gagas Syarat Pendakian Berdasar Level Kesulitan Suatu Gunung
- Komisi V DPR RI Desak Kawasan Transmigrasi Dibebaskan Dari Kawasan Hutan
- Pembangunan Terminal Khusus Perusahaan Tambang Nikel PT STS di Haltim Diduga Melanggar Aturan
- Greenpeace Dorong Tanggung Jawab Produsen untuk Lebih Serius Menangani Sampah Plastik
- Produksi Beras Nasional Januari-Agustus 2025 Capai 29,97 Juta Ton, Naik 14,09 Persen
- Mentan: 212 Produsen Beras Bermasalah Telah Dilaporkan ke Kapolri dan Jaksa Agung
- AHY Ungkap 3 Langkah Konret Tantangan Urbanisasi di BRICS
- Kemandirian Pangan, Koperasi dan Seni, Sebuah Utopia?
Atmosfer (Suasana) Belajar (Kok) Dicipta?
Dialektika Gubernur Dedi Mulyadi dan Mendikdasmen Abdul Mu’ti
.jpg)
Anton Suparyanta
Suka baca, suka buku
Baca Lainnya :
- Tim PkM Universitas Negeri Yogyakarta Sosialisasi Komunikasi Pendidikan di Era Digital 0
- Geber Bangku, Program Andalan Herawati Tanamkan Budaya Antikorupsi 0
- Pak Kambali: Sosok Inspiratif Penggerak Kemandirian Disabilitas Netra di Kabupaten Karanganyar0
- Pertamina dan Seruni Buka Akses Air Bersih, Targetkan 1.280 Kepala Keluarga di Sragen 0
- Mendengar AI Menendang Guru0
ATMOSFER atau suasana belajar kok
dicipta? Belajar dari noktah ini akan mendapatkan jawaban reflektif atas
gebrakan Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi, dan sentilan Mendikdasmen RI, Abdul
Mu’ti, seputar percik citra pendidikan di daerah. Secara berita, sudah basi,
tetapi memancing celah tawaran solutif untuk berbenah.
Aksesori ranah pendidikan di Provinsi Jawa Barat naik kelas.
Sebagai pemantik ingatan adalah wacana jam masuk sekolah jenjang SD dan SMP
dimajukan pukul 06.00 atau 06.30 WIB. Sebelumnya, Gubernur Jabar telah
menginstruksikan tiga wacana: 1) pembelajaran di sekolah digulirkan dari
Senin-Jumat, lima hari efektif bersekolah, Sabtu khusus untuk membersamai
keluarga; 2) pemberlakuan jam malam untuk aktivitas pelajar, stop keluyuran
antara pukul 21.00-04.00; dan 3) penjaringan pelajar ‘nakal’ dan ‘malas’ masuk
barak tentara.
Terkait wacana jam masuk sekolah, Menteri Abdul Mu’ti
memberi cuitan. Mengingatkan kembali Gubernur Jabar dan semua pemerintah
provinsi, kabupaten, serta kota supaya tetap berpijak pada kebijakan yang sudah
resmi berjalan baik. Ada aturan nasional bahwa jam masuk sekolah pukul 07.00.
Bahkan, muncul opini kontinu tandingan yang mencungkil budaya luar negeri
tentang jam masuk sekolah yang lebih siang lagi. Argumennya ditinjau dari
kepentingan psikologis si murid.
Apa urgensinya dari pernik Kang Dedi dan Pak Menteri ini?
Yakni bagaimana mencipta atmosfer belajar yang kondusif. Kang Dedi membaca
tengara ketika Menteri Abdul Mu’ti membangkitkan metode Pembelajaran Mendalam (deep
learning). Manakala semua stakeholder kependidikan nasional diam dan
sebatas menarasikan idealisasi di kantong-kantong media mainstream saja, justru
Dedi Mulyadi menawarkan citra, menggugah atmosfer atau suasana belajar di rel
yang kontekstual. Bagaimana prosesnya hari ini?
Biarlah Kang Dedi mencipta suasana agar tercium hawa harum
untuk belajar dan berproses. Tak melenceng jauh dari atmosfer pendidikan
gebrakan Dedi Mulyadi, Pembelajaran Mendalam menerakan enam penciptaan suasana
belajar, yaitu interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, dan memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik. Atmosfer atau suasana
ini ditulis dalam amanat Pasal 12 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
57 Tahun 2021. Tercantum dalam Naskah Akademik, Pembelajaran Mendalam Menuju
Pendidikan Bermutu untuk Semua (Kemdikdasmen, 2025).
Atmosfer Belajar Interaktif
Atmosfer belajar interaktif dirancang untuk memfasilitasi
interaksi yang sistematis dan produktif antara pendidik dan peserta didik,
antarpeserta didik, serta antara peserta didik dan materi belajar.
Atmosfer ini memaksimalkan penggunaan teknologi pendidikan
yang canggih. Hidup di jagat digital. Misalnya, platform pembelajaran daring
menyadarkan siswa untuk berdiskusi secara langsung dengan guru dan teman
sekelas. Dilakukan dengan video conference atau forum diskusi online.
Guru membagikan konten pelajaran dalam bentuk video interaktif. Video dapat
dijeda dan diulang oleh siswa sesuai kebutuhan. Alternatif lain, penggunaan
aplikasi kuis online. Kuis dapat memicu umpan instan. Umpan ini mampu
meningkatkan interaksi antara guru, siswa, dan antarsiswa.
Selain melek teknologi, atmosfer belajar interaktif dapat
diciptakan melalui metode pembelajaran kelompok. Guru membagi kelas menjadi
kelompok kecil. Guru dapat memberikan tugas dasar. Metode ini membutuhkan
kolaborasi antaranggota kelompok. Misalnya, dalam mata pelajaran Sains, siswa
melakukan eksperimen sederhana secara berkelompok. Kemudian mempresentasikan
hasilnya di depan kelas. Cara ini memfasilitasi interaksi antarsiswa sekaligus
siswa dengan materi pelajaran. Idealnya, mereka harus memahami konsep konten
dan cakap memaparkannya kembali kepada teman-teman.
Atmosfer Belajar Inspiratif
Atmosfer ini dirancang untuk memberi keteladanan, panutan.
Memunculkan sumber inspirasi dan motivasi positif bagi peserta didik.
Atmosfer yang disuguhkan semacam memperkenalkan tokoh-tokoh
inspiratif dari berbagai bidang kepada siswa. Guru mengundang pembicara tamu
yang telah meraih kesuksesan dalam bidangnya. Figur sukses akan berbagi
pengalaman dan cerita inspiratif.
Guru dapat menggunakan cerita-cerita inspiratif dalam bentuk
literatur atau film pendek yang menggambarkan perjuangan dan keberhasilan
individu. Misalnya, membaca biografi tokoh-tokoh tenar seperti Bob Sadino atau
Mangun Wijaya. Kemudian membahas nilai-nilai yang mereka tunjukkan dalam
perjuangan hidup. Guru menggugah inspirasi siswa dengan menunjukkan keteladanan
dalam perilaku dan sikap mereka. Pamerkan semangat belajar militan dan komitmen
terhadap pendidikan.
Atmosfer Belajar Menyenangkan
Atmosfer ini diproyeksikan agar peserta didik mengalami
proses belajar menjadi pengalaman yang menimbulkan emosi positif.
Atmosfer menyenangkan akan mengintegrasikan elemen permainan
dalam pembelajaran. Dalam mapel Matematika, guru menggunakan permainan
matematika yang melibatkan puzzle atau kompetisi antarkelompok. Gim ini
merangkul proses belajar lebih hepi dan menuntun siswa memahami konsep
matematika lebih baik. Guru dapat menggunakan musik dan seni dalam pembelajaran
untuk menampilkan emosi positif. Misalnya, dalam mapel Sejarah, guru dapat
memutarkan lagu-lagu yang terkait dengan periodisasi sejarah tertentu. Kemudian
membedah arti liriknya.
Guru dapat menghias kelas dengan gambar-gambar yang
mengesankan atau menggunakan warna-warna cerah yang dapat menggairahkan suasana
hati siswa. Guru pun mengajak kegiatan luar kelas. Bisa piknik atau kunjungan
ke taman hiburan yang terkait dengan mapel.
Atmosfer Belajar yang Menantang
Atmosfer ini hendak menggerakkan peserta didik selalu
meningkatkan kompetensi. Bisa ditagih melalui tugas dan aktivitas dengan
tingkat kesulitan yang tepat.
Misalnya, dalam mapel Bahasa Inggris, guru dapat memberikan
tugas menulis esai dengan topik yang memerlukan riset terukur dan analisis
kritis. Guru juga dapat memberikan projek yang memerlukan keterampilan berpikir
tingkat tinggi, seperti projek penelitian karya ilmiah atau desain produk.
Tugas-tugas ini dikawal, dibina sehingga siswa merasa tertantang dan tetap
mampu meraih tujuan bersama partisipasi guru.
Selain tugas, guru dapat mengadakan kompetisi atau olimpiade
yang terkait dengan mapel. Dalam mapel Fisika, guru dapat mengadakan kompetisi
robotik yang memerlukan siswa untuk menerapkan konsep fisika dalam desain dan
pengoperasian robot. Kompetisi ini pasti menantang siswa untuk meningkatkan
kemampuan sekaligus memberikan pengalaman belajar berharga. Guru mudah
memberikan umpan balik yang konstruktif. Guru mudah membantu siswa mengatasi
kesulitan yang mereka hadapi dalam tugas-tugas menantang ini.
Atmosfer Belajar yang Memotivasi Peserta Didik
untuk Berpartisipasi Aktif
Atmosfer ini dirancang untuk memberikan penghargaan dan
pengakuan atas prestasi. Guru memberikan reward kepada siswa yang aktif
dalam diskusi kelas atau yang menyelesaikan tugas dengan baik. Guru dapat
menggunakan sistem peer recognition. Siswa dapat memberikan penghargaan
kepada teman yang menunjukkan partisipasi yang baik. Cara ini meningkatkan
spirit kompetitif sehat dan motivasi untuk berpartisipasi lebih aktif.
Selain reward, guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk memilih topik atau projek yang mereka minati. Dalam mapel Seni
Rupa, guru dapat memberikan siswa kesempatan untuk memilih projek seni yang
mereka inginkan, seperti melukis mural atau membuat patung. Dengan memberi
kesempatan untuk memilih, siswa akan terlibat dan termotivasi untuk
berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Guru dapat menerapkan metode
pembelajaran mendalam yang melibatkan siswa secara langsung, seperti
pembelajaran berbasis projek atau pembelajaran berbasis masalah.
Atmosfer Belajar yang Memberikan Ruang Cukup
bagi Prakarsa, Kreativitas, Kemandirian Sesuai dengan Bakat, Minat, dan
Perkembangan Fisik serta Psikologis Peserta Didik
Atmosfer ini menjadi wujud tagihan setelah siswa mendapat
kesempatan untuk mengembangkan projek mereka sendiri. Dalam mapel Teknologi
Informasi, guru dapat memberikan siswa kesempatan untuk mengembangkan aplikasi
atau website sesuai dengan minat dan bakat. Guru membimbing dan
mengarahkan sumber daya yang urgen dibutuhkan. Siswa pun dibebaskan untuk
mengembangkan “ide gila”. Inilah hawa atmosfer yang menuntun kreativitas dan
kemandirian.
Selain itu, guru dapat mengadakan kegiatan ekstrakurikuler
yang sesuai dengan bakat dan minat siswa. Sekolah dapat merintis klub seperti
klub musik, olahraga, atau sains yang memungkinkan siswa untuk mendulang bakat
di luar jam pelajaran. Guru menyangga psikologis siswa dengan memberikan
konseling atau bantuan emosional ketika diperlukan. Tujuannya memangku siswa
aman dan percaya diri dalam mengembangkan kemampuan. Guru dapat mendorong siswa
untuk kontinu berkompetisi atau berpameran. Berkat dukungan komprehensif, baik
akademik maupun psikologis, guru menumbuhkan individu mandiri dan kreatif, siap
menghargai masa depan.
Atmosfer tinggal atmosfer, layaknya udara hirup dan embus
melalui hidung. Begitukah gambaran atmosfer belajar kita dalam narasi besar
ekosistem pendidikan nasional?
Atmosfer ini mendukung prakarsa dan kreativitas melalui
penerapan pembelajaran berbasis projek yang terintegrasi dengan kehidupan
nyata. Dalam mapel Sosiologi, siswa dapat diajak untuk melakukan survei sosial
di lingkungan sekitar. Kemudian mengembangkan solusi untuk masalah yang mereka
temukan. Metode ini menggiring siswa untuk menerapkan pengetahuan mereka dalam
konteks yang relevan, sekaligus mengajarkan mereka keterampilan berpikir kritis
dan pemecahan masalah menuju pembelajar sepanjang hayat. Inikah narasi inklusif
yang dimaksud?
Nah, Kang Dedi Mulyadi, tagih dan ungkitlah atmosfer ini!
Guru akan bangkit. Guru akan gegas menyingkirkan gratifikasi nilai siswa demi
semata prestasi untuk kepentingan semu barisan nilai di rapor demi gengsi naik
jenjang sekolah. ***
