Atmosfer (Suasana) Belajar (Kok) Dicipta?
Dialektika Gubernur Dedi Mulyadi dan Mendikdasmen Abdul Mu’ti

By PorosBumi 22 Jun 2025, 21:56:01 WIB Tilikan
Atmosfer (Suasana) Belajar (Kok) Dicipta?

Anton Suparyanta

Suka baca, suka buku

  

Baca Lainnya :

ATMOSFER atau suasana belajar kok dicipta? Belajar dari noktah ini akan mendapatkan jawaban reflektif atas gebrakan Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi, dan sentilan Mendikdasmen RI, Abdul Mu’ti, seputar percik citra pendidikan di daerah. Secara berita, sudah basi, tetapi memancing celah tawaran solutif untuk berbenah.

Aksesori ranah pendidikan di Provinsi Jawa Barat naik kelas. Sebagai pemantik ingatan adalah wacana jam masuk sekolah jenjang SD dan SMP dimajukan pukul 06.00 atau 06.30 WIB. Sebelumnya, Gubernur Jabar telah menginstruksikan tiga wacana: 1) pembelajaran di sekolah digulirkan dari Senin-Jumat, lima hari efektif bersekolah, Sabtu khusus untuk membersamai keluarga; 2) pemberlakuan jam malam untuk aktivitas pelajar, stop keluyuran antara pukul 21.00-04.00; dan 3) penjaringan pelajar ‘nakal’ dan ‘malas’ masuk barak tentara.

Terkait wacana jam masuk sekolah, Menteri Abdul Mu’ti memberi cuitan. Mengingatkan kembali Gubernur Jabar dan semua pemerintah provinsi, kabupaten, serta kota supaya tetap berpijak pada kebijakan yang sudah resmi berjalan baik. Ada aturan nasional bahwa jam masuk sekolah pukul 07.00. Bahkan, muncul opini kontinu tandingan yang mencungkil budaya luar negeri tentang jam masuk sekolah yang lebih siang lagi. Argumennya ditinjau dari kepentingan psikologis si murid.

Apa urgensinya dari pernik Kang Dedi dan Pak Menteri ini? Yakni bagaimana mencipta atmosfer belajar yang kondusif. Kang Dedi membaca tengara ketika Menteri Abdul Mu’ti membangkitkan metode Pembelajaran Mendalam (deep learning). Manakala semua stakeholder kependidikan nasional diam dan sebatas menarasikan idealisasi di kantong-kantong media mainstream saja, justru Dedi Mulyadi menawarkan citra, menggugah atmosfer atau suasana belajar di rel yang kontekstual. Bagaimana prosesnya hari ini?

Biarlah Kang Dedi mencipta suasana agar tercium hawa harum untuk belajar dan berproses. Tak melenceng jauh dari atmosfer pendidikan gebrakan Dedi Mulyadi, Pembelajaran Mendalam menerakan enam penciptaan suasana belajar, yaitu interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, dan memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik. Atmosfer atau suasana ini ditulis dalam amanat Pasal 12 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2021. Tercantum dalam Naskah Akademik, Pembelajaran Mendalam Menuju Pendidikan Bermutu untuk Semua (Kemdikdasmen, 2025).

 

Atmosfer Belajar Interaktif

Atmosfer belajar interaktif dirancang untuk memfasilitasi interaksi yang sistematis dan produktif antara pendidik dan peserta didik, antarpeserta didik, serta antara peserta didik dan materi belajar.

Atmosfer ini memaksimalkan penggunaan teknologi pendidikan yang canggih. Hidup di jagat digital. Misalnya, platform pembelajaran daring menyadarkan siswa untuk berdiskusi secara langsung dengan guru dan teman sekelas. Dilakukan dengan video conference atau forum diskusi online. Guru membagikan konten pelajaran dalam bentuk video interaktif. Video dapat dijeda dan diulang oleh siswa sesuai kebutuhan. Alternatif lain, penggunaan aplikasi kuis online. Kuis dapat memicu umpan instan. Umpan ini mampu meningkatkan interaksi antara guru, siswa, dan antarsiswa.

Selain melek teknologi, atmosfer belajar interaktif dapat diciptakan melalui metode pembelajaran kelompok. Guru membagi kelas menjadi kelompok kecil. Guru dapat memberikan tugas dasar. Metode ini membutuhkan kolaborasi antaranggota kelompok. Misalnya, dalam mata pelajaran Sains, siswa melakukan eksperimen sederhana secara berkelompok. Kemudian mempresentasikan hasilnya di depan kelas. Cara ini memfasilitasi interaksi antarsiswa sekaligus siswa dengan materi pelajaran. Idealnya, mereka harus memahami konsep konten dan cakap memaparkannya kembali kepada teman-teman.

 

Atmosfer Belajar Inspiratif

Atmosfer ini dirancang untuk memberi keteladanan, panutan. Memunculkan sumber inspirasi dan motivasi positif bagi peserta didik.

Atmosfer yang disuguhkan semacam memperkenalkan tokoh-tokoh inspiratif dari berbagai bidang kepada siswa. Guru mengundang pembicara tamu yang telah meraih kesuksesan dalam bidangnya. Figur sukses akan berbagi pengalaman dan cerita inspiratif.

Guru dapat menggunakan cerita-cerita inspiratif dalam bentuk literatur atau film pendek yang menggambarkan perjuangan dan keberhasilan individu. Misalnya, membaca biografi tokoh-tokoh tenar seperti Bob Sadino atau Mangun Wijaya. Kemudian membahas nilai-nilai yang mereka tunjukkan dalam perjuangan hidup. Guru menggugah inspirasi siswa dengan menunjukkan keteladanan dalam perilaku dan sikap mereka. Pamerkan semangat belajar militan dan komitmen terhadap pendidikan.

 

Atmosfer Belajar Menyenangkan

Atmosfer ini diproyeksikan agar peserta didik mengalami proses belajar menjadi pengalaman yang menimbulkan emosi positif.

Atmosfer menyenangkan akan mengintegrasikan elemen permainan dalam pembelajaran. Dalam mapel Matematika, guru menggunakan permainan matematika yang melibatkan puzzle atau kompetisi antarkelompok. Gim ini merangkul proses belajar lebih hepi dan menuntun siswa memahami konsep matematika lebih baik. Guru dapat menggunakan musik dan seni dalam pembelajaran untuk menampilkan emosi positif. Misalnya, dalam mapel Sejarah, guru dapat memutarkan lagu-lagu yang terkait dengan periodisasi sejarah tertentu. Kemudian membedah arti liriknya.

Guru dapat menghias kelas dengan gambar-gambar yang mengesankan atau menggunakan warna-warna cerah yang dapat menggairahkan suasana hati siswa. Guru pun mengajak kegiatan luar kelas. Bisa piknik atau kunjungan ke taman hiburan yang terkait dengan mapel.

 

Atmosfer Belajar yang Menantang

Atmosfer ini hendak menggerakkan peserta didik selalu meningkatkan kompetensi. Bisa ditagih melalui tugas dan aktivitas dengan tingkat kesulitan yang tepat.

Misalnya, dalam mapel Bahasa Inggris, guru dapat memberikan tugas menulis esai dengan topik yang memerlukan riset terukur dan analisis kritis. Guru juga dapat memberikan projek yang memerlukan keterampilan berpikir tingkat tinggi, seperti projek penelitian karya ilmiah atau desain produk. Tugas-tugas ini dikawal, dibina sehingga siswa merasa tertantang dan tetap mampu meraih tujuan bersama partisipasi guru.

Selain tugas, guru dapat mengadakan kompetisi atau olimpiade yang terkait dengan mapel. Dalam mapel Fisika, guru dapat mengadakan kompetisi robotik yang memerlukan siswa untuk menerapkan konsep fisika dalam desain dan pengoperasian robot. Kompetisi ini pasti menantang siswa untuk meningkatkan kemampuan sekaligus memberikan pengalaman belajar berharga. Guru mudah memberikan umpan balik yang konstruktif. Guru mudah membantu siswa mengatasi kesulitan yang mereka hadapi dalam tugas-tugas menantang ini.

 

Atmosfer Belajar yang Memotivasi Peserta Didik untuk Berpartisipasi Aktif

Atmosfer ini dirancang untuk memberikan penghargaan dan pengakuan atas prestasi. Guru memberikan reward kepada siswa yang aktif dalam diskusi kelas atau yang menyelesaikan tugas dengan baik. Guru dapat menggunakan sistem peer recognition. Siswa dapat memberikan penghargaan kepada teman yang menunjukkan partisipasi yang baik. Cara ini meningkatkan spirit kompetitif sehat dan motivasi untuk berpartisipasi lebih aktif.

Selain reward, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih topik atau projek yang mereka minati. Dalam mapel Seni Rupa, guru dapat memberikan siswa kesempatan untuk memilih projek seni yang mereka inginkan, seperti melukis mural atau membuat patung. Dengan memberi kesempatan untuk memilih, siswa akan terlibat dan termotivasi untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Guru dapat menerapkan metode pembelajaran mendalam yang melibatkan siswa secara langsung, seperti pembelajaran berbasis projek atau pembelajaran berbasis masalah.

 

Atmosfer Belajar yang Memberikan Ruang Cukup bagi Prakarsa, Kreativitas, Kemandirian Sesuai dengan Bakat, Minat, dan Perkembangan Fisik serta Psikologis Peserta Didik

Atmosfer ini menjadi wujud tagihan setelah siswa mendapat kesempatan untuk mengembangkan projek mereka sendiri. Dalam mapel Teknologi Informasi, guru dapat memberikan siswa kesempatan untuk mengembangkan aplikasi atau website sesuai dengan minat dan bakat. Guru membimbing dan mengarahkan sumber daya yang urgen dibutuhkan. Siswa pun dibebaskan untuk mengembangkan “ide gila”. Inilah hawa atmosfer yang menuntun kreativitas dan kemandirian.

Selain itu, guru dapat mengadakan kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan bakat dan minat siswa. Sekolah dapat merintis klub seperti klub musik, olahraga, atau sains yang memungkinkan siswa untuk mendulang bakat di luar jam pelajaran. Guru menyangga psikologis siswa dengan memberikan konseling atau bantuan emosional ketika diperlukan. Tujuannya memangku siswa aman dan percaya diri dalam mengembangkan kemampuan. Guru dapat mendorong siswa untuk kontinu berkompetisi atau berpameran. Berkat dukungan komprehensif, baik akademik maupun psikologis, guru menumbuhkan individu mandiri dan kreatif, siap menghargai masa depan.

Atmosfer tinggal atmosfer, layaknya udara hirup dan embus melalui hidung. Begitukah gambaran atmosfer belajar kita dalam narasi besar ekosistem pendidikan nasional?

Atmosfer ini mendukung prakarsa dan kreativitas melalui penerapan pembelajaran berbasis projek yang terintegrasi dengan kehidupan nyata. Dalam mapel Sosiologi, siswa dapat diajak untuk melakukan survei sosial di lingkungan sekitar. Kemudian mengembangkan solusi untuk masalah yang mereka temukan. Metode ini menggiring siswa untuk menerapkan pengetahuan mereka dalam konteks yang relevan, sekaligus mengajarkan mereka keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah menuju pembelajar sepanjang hayat. Inikah narasi inklusif yang dimaksud?

Nah, Kang Dedi Mulyadi, tagih dan ungkitlah atmosfer ini! Guru akan bangkit. Guru akan gegas menyingkirkan gratifikasi nilai siswa demi semata prestasi untuk kepentingan semu barisan nilai di rapor demi gengsi naik jenjang sekolah. ***

 

 

 

 




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment