- AHY: Ini Call to Action, Kita Tidak Tinggal Diam Saat Bumi Terluka
- Serahkan 326 Akta Notaris Kopdes, Mendes Optimistis Serap Tenaga Kerja Produktif di Desa
- Menhut Gagas Syarat Pendakian Berdasar Level Kesulitan Suatu Gunung
- Komisi V DPR RI Desak Kawasan Transmigrasi Dibebaskan Dari Kawasan Hutan
- Pembangunan Terminal Khusus Perusahaan Tambang Nikel PT STS di Haltim Diduga Melanggar Aturan
- Greenpeace Dorong Tanggung Jawab Produsen untuk Lebih Serius Menangani Sampah Plastik
- Produksi Beras Nasional Januari-Agustus 2025 Capai 29,97 Juta Ton, Naik 14,09 Persen
- Mentan: 212 Produsen Beras Bermasalah Telah Dilaporkan ke Kapolri dan Jaksa Agung
- AHY Ungkap 3 Langkah Konret Tantangan Urbanisasi di BRICS
- Kemandirian Pangan, Koperasi dan Seni, Sebuah Utopia?
Tengkulak di Jatim Beli Beras Petani dengan Harga Rendah

REPUBLIKA.CO.ID,TUBAN -- Bupati Tuban Fathul Huda mengakui masih ada tengkulak yang memainkan harga beras di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Meski demikian kerja sama antarinstansi dinilai bisa mengatasi hal tersebut.
"Dandim turun. Musim panen (Petani) masih memperoleh harga rendah. Bukan dari Bulog yang harganya rendah," kata Fathul saat menerima kunjungan Menteri Pertanian Amran Sulaiman di Desa Sugihwaras, Jenun, Tuban, Jawa Timur, Selasa (7/3).
Direktur SDM dan Umum Perum Bulog, Wahyu Suparyono menegaskan pihaknya siap menyerap semua beras dari petani Tuban dengan HPP Rp 3.700 per Kg. "Bulog mendukung ketahanan pangan bebas dari impor," ujar Wahyu.
Asisten Teritorial Kepala Staf Angkatan Darat Mayjen Komaruddin Simanjuntak mengungkapkan akan dibentuk satgas sergap untuk menyerap gabah dari petani. Satgas dari lintas intansi terkait ini guna memotong tumbuh kembangnya mafia beras alias tengkulak yang sering memborong dengan harga di bawah HPP. "Dimana ada panen raya, di situ ada posko," ujar Komaruddin.
Sementara itu, Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengaku akan mengelilingi seluruh Indonesia demi tercapainya penyerapan gabah dari petani secara menyeluruh. Amran menegaskan hal ini sesuai instruksi Presiden Joko Widodo.
"Kami start dari Surabaya sampai Indonesia Timur. Kalau kita tidak mengimpor lagi, seperti tahun lalu, ini keberhasilan," tuturnya.
sumber : republika.co.id
