- Belantara Foundation Bersama Mitra dari Jepang Kembali Tanam Pohon di Riau
- Manfaatkan PLTS, Desa Energi Berdikari di Karawang Tingkatkan Ekonomi Petani
- Menkeu Terbitkan Aturan Penempatan Rp200 Triliun Uang Negara di Bank Umum Mitra
- Seruan Serikat Petani Indonesia Pasca Protes dan Kerusuhan Agustus
- Mendorong Koeksistensi Manusia dan Orangutan Tapanuli
- UNAS dan Kedubes Malaysia Inisiasi Penanaman Mangrove di Desa Sukawali, Tangerang
- Pegunungan Dolok Paung Tidak Lagi Memberi Air Kehidupan Bagi Masyarakat Adat Huta Parpatihan
- Kembalinya Operasi PT Gag Nikel Kabar Buruk Bagi Upaya #SaveRajaAmpat
- Gatal Kepala dan Sebal
- Oki Setiana Dewi Dosen Tetap Universitas Muhammadiyah Jakarta
Butuh Penguatan Soft Skill dalam Pembelajaran AI dan Coding di SMK
.jpg)
JAKARTA– Dalam upaya meningkatkan
kualitas sumber daya manusia di era digital, Kementerian Pendidikan Dasar dan
Menengah (Kemendikdasmen) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi
menyelenggarakan Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) Pengembangan Pembelajaran Artificial
Intelligence (AI) dan Coding di jenjang sekolah menengah kejuruan (SMK).
Kegiatan ini berlangsung pada 16-18 Desember 2024 di Jakarta.
Saat ini, integrasi AI dan coding ke dalam kurikulum
merupakan salah satu program pemerintah untuk memperkuat pendidikan STEM
(Science, Technology, Engineering, and Mathematics) di Indonesia. Namun
demikian, Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Fajar Riza Ul Haq,
menekankan bahwa AI dan coding bukan hanya tentang keterampilan teknis (hard
skill) dalam mengoperasikan teknologi, tetapi juga soft skill peserta didik.
“Bagi saya, hal mendasar bagi saya adalah bagaimana kita
membekali soft skill para siswa. Penting untuk melatih anak-anak kita agar
terbiasa dengan satu proses dengan tekun, agar mereka bisa mencari solusi dari
persoalan secara efektif dan efisien,” ucap Wamen Fajar dalam sambutannya di
Jakarta, Senin (16/12).
Baca Lainnya :
- FISIP UIN Raden Fatah dan Promedia Teknologi Indonesia Asah Skill Mahasiswa di Bidang Digitalisasi0
- Lebih dari 50 Universitas dengan 1.500 Mahasiswa & Akademisi Terlibat Proyek BRIGHT CPA Australia0
- Panen Air Hujan sebagai Sumber Air Bersih3
- CPA Australia Luncurkan Panduan untuk Mendukung UMKM Indonesia Naik Kelas0
- WeTV Original Main Api Pecahkan Rekor MURI, Trending di 32 Negara dan Ditonton 60 Juta Kali0
Lebih lanjut, Wamen Fajar juga menyampaikan terkait
penguatan kewarganegaraan digital. “Kewarganegaraan digital adalah kemampuan
menggunakan teknologi secara etis, aman, dan bertanggung jawab. Kita
mengapresiasi perkembangan teknologi. Namun, kita juga harus memastikan manusia
tetap menjadi pengendali teknologi. Pendidikan harus memperkuat mentalitas dan
nilai etika siswa dalam menggunakan teknologi,” ujarnya.
Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi,
Tatang Muttaqin, juga menekankan pentingnya adaptasi dan inovasi dalam
pendidikan di era kecerdasan buatan. “AI dan coding bukanlah tujuan akhir,
melainkan alat untuk membantu siswa mencapai kompetensi abad ke-21, seperti
berpikir kritis, memecahkan masalah, kreativitas, dan kolaborasi. Kompetensi
ini sangat relevan untuk menghadapi dunia yang terus berubah,” ujar Tatang.
Pemerintah mencanangkan program untuk memasukkan AI dan
coding sebagai bagian dari mata pelajaran di semua jenjang pendidikan, termasuk
SMK. Untuk mendukung implementasi ini, diperlukan penyelarasan kurikulum
sebagai kerangka dasar.
Diskusi Kelompok Terpumpun ini melibatkan 50 peserta,
termasuk unsur Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, unsur Balai Besar/Balai
Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi, praktisi, tenaga ahli, serta
akademisi. Para peserta memiliki keahlian di bidang AI dan coding, sehingga
diharapkan dapat merumuskan langkah konkret untuk mengintegrasikan teknologi
ini ke dalam pendidikan SMK.
Dengan upaya ini, Kemendikdasmen berharap generasi muda
Indonesia dapat memiliki keterampilan yang relevan dan menjadi pemimpin masa
depan yang berintegritas, bertanggung jawab, dan mampu memanfaatkan teknologi
secara bijaksana. (rel)
