- Seruan Serikat Petani Indonesia Pasca Protes dan Kerusuhan Agustus
- Mendorong Koeksistensi Manusia dan Orangutan Tapanuli
- UNAS dan Kedubes Malaysia Inisiasi Penanaman Mangrove di Desa Sukawali, Tangerang
- Pegunungan Dolok Paung Tidak Lagi Memberi Air Kehidupan Bagi Masyarakat Adat Huta Parpatihan
- Kembalinya Operasi PT Gag Nikel Kabar Buruk Bagi Upaya #SaveRajaAmpat
- Gatal Kepala dan Sebal
- Oki Setiana Dewi Dosen Tetap Universitas Muhammadiyah Jakarta
- HUT ke 24 PD, SBY Melukis Only The Strong Langsung di Hadapan Ratusan Kader Demokrat
- Greenpeace Asia Tenggara Bawa Cerita #SaveRajaAmpat ke Forum PBB, Desak Tata Kelola Nikel
- Spirit dan Kesyahduan Peringatan Maulid Nabi Musola Nurul Hikmah dan Yayasan Ihsan Nur
Ukiran Batu Berusia Lebih 9 Abad di Tebing Gunung Taishan

JINAN - Otoritas manajemen Gunung Taishan, sebuah situs
warisan dunia UNESCO di Provinsi Shandong, China timur, melaporkan temuan
terbaru mereka berupa ukiran batu yang berusia lebih dari sembilan abad.
Teks tersebut diukir pada sebuah batu tebing dengan ukuran
lebar 78 sentimeter dan tinggi 28 sentimeter serta memuat puluhan aksara
Mandarin, termasuk sebuah daftar berisikan lima nama yang diduga sebuah
kelompok yang mendaki Gunung Taishan bersama-sama pada awal musim panas tahun
1102 Masehi.
Zhao Boping, seorang pejabat komite manajemen Gunung
Taishan, menemukan ukiran itu dalam sebuah tur inspeksi rutin di pegunungan
tersebut.
Baca Lainnya :
- Menapaki Belantara Akal di Perpusnas0
- Bercerita Tentara0
- Selamat Mengemban Amanah Kepada Bapak Sarjan Tahir1
- 5 Jalur Masuk Jalur Mandiri UGM 2025 Beserta Jadwal Pendaftaranya, Cek Sebelum Daftar! 0
- Mau Kuliah PTN Top di Bogor? Cek 10 Jurusan Terketat IPB di SNBP 2025 Berikut Ini0
"Pahatan itu tidak tercantum dalam dokumen sejarah mana
pun, mungkin karena kata-katanya terlalu kecil, masing-masing sekitar 5,5
sentimeter, dan hampir tidak terbaca akibat terkikis cuaca selama
berabad-abad."
Dia mengatakan Gunung Taishan populer sebagai destinasi
wisata dan situs keagamaan pada abad ke-12.
"Orang-orang suka pergi ke pameran kuil di kaki gunung,
atau mendaki ke puncak dan mengukirkan nama mereka pada batu tebing untuk
menandai perjalanan mereka."
Lebih lanjut dikatakan Zhao, ukiran yang baru ditemukan itu
merupakan salah satu yang tertua di daerah tersebut, mengingat prasasti besar
pada batu gunung menjadi lazim hanya pada era Dinasti Ming (1368-1644).
