- Kisah Tragis Fientje de Feniks: Pelacur Batavia yang Mati di Kali Baru
- AHY: Ini Call to Action, Kita Tidak Tinggal Diam Saat Bumi Terluka
- Serahkan 326 Akta Notaris Kopdes, Mendes Optimistis Serap Tenaga Kerja Produktif di Desa
- Menhut Gagas Syarat Pendakian Berdasar Level Kesulitan Suatu Gunung
- Komisi V DPR RI Desak Kawasan Transmigrasi Dibebaskan Dari Kawasan Hutan
- Pembangunan Terminal Khusus Perusahaan Tambang Nikel PT STS di Haltim Diduga Melanggar Aturan
- Greenpeace Dorong Tanggung Jawab Produsen untuk Lebih Serius Menangani Sampah Plastik
- Produksi Beras Nasional Januari-Agustus 2025 Capai 29,97 Juta Ton, Naik 14,09 Persen
- Mentan: 212 Produsen Beras Bermasalah Telah Dilaporkan ke Kapolri dan Jaksa Agung
- AHY Ungkap 3 Langkah Konret Tantangan Urbanisasi di BRICS
RI dan Australia Jajaki Kerja Sama di Sektor Peternakan

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong menilai, Indonesia dan Australia berpeluang untuk bekerjasama di sektor peternakan. Dengan kerjasama itu, kedua negara akan menguasai pasar dan menjadi salah satu mesin bagi pertumbuhan ekonomi dunia.
Menurut Thomas, Australia unggul dalam breeding. Sementara Indonesia unggul dalam processing, penggemukan. "Ini tentu sebuah kemitraan yang luar biasa. Kalau bisa bekerjasama, kita tidak akan terkalahkan," katanya dalam Indonesia-Australia Business Week di Hotel Ritz-Carlton, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa, 7 Maret 2017.
Kepala Ekonom Bank Mandiri Anton Hermanto Gunawan menilai terdapat peluang kerja sama dengan Australia untuk mengatasi masalah pangan. "Misalnya, perusahaan Indonesia beli perusahaan Australia terkait pangan, peternakan. Walaupun terhitung impor, dia berasal dari source yang lebih aman dari sisi harga ataupun suplai," ucapnya.
Saat ini, menurut Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Hubungan Internasional Shinta Widjaja Kamdani, Indonesia telah menjalin kerja sama daging merah dan ternak atau red meat and cattle partnership dengan Australia. "Produk-produk itu menurut kami bisa dikerjasamakan dengan Australia," katanya.
Shinta menambahkan, selain kerja sama di sektor peternakan, Australia juga tertarik untuk berinvestasi di sektor pariwisata, sektor infrastruktur, dan sektor energi terbarukan. Selain itu, investasi yang juga menarik untuk dimasuki oleh Australia adalah ekonomi digital dan pendidikan, seperti vokasional serta riset.
Menurut Shinta, dalam pembahasan Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement, Kadin Indonesia bersama Australia membuat kelompok kerja sama bisnis untuk menganalisa sektor-sektor yang bisa dikerjasamakan. "Yang kami dorong tidak hanya mereka investasi tapi juga bermitra dengan perusahan lokal."
Baca Lainnya :
- Indomie Gali Potensi Resep Lokal0
- Indofood akan Rambah Produk Kuliner Khas Daerah0
- Kementan Terus Urus Kasus Kartel Cabai0
- Semua Desa di Enrekang Dirancang Bebas Asap Rokok0
- Petani Baduy Tanam Albasia Sebagai Tabungan Masa Depan0
sumber : bisnis.tempo.co
