- Seruan Serikat Petani Indonesia Pasca Protes dan Kerusuhan Agustus
- Mendorong Koeksistensi Manusia dan Orangutan Tapanuli
- UNAS dan Kedubes Malaysia Inisiasi Penanaman Mangrove di Desa Sukawali, Tangerang
- Pegunungan Dolok Paung Tidak Lagi Memberi Air Kehidupan Bagi Masyarakat Adat Huta Parpatihan
- Kembalinya Operasi PT Gag Nikel Kabar Buruk Bagi Upaya #SaveRajaAmpat
- Gatal Kepala dan Sebal
- Oki Setiana Dewi Dosen Tetap Universitas Muhammadiyah Jakarta
- HUT ke 24 PD, SBY Melukis Only The Strong Langsung di Hadapan Ratusan Kader Demokrat
- Greenpeace Asia Tenggara Bawa Cerita #SaveRajaAmpat ke Forum PBB, Desak Tata Kelola Nikel
- Spirit dan Kesyahduan Peringatan Maulid Nabi Musola Nurul Hikmah dan Yayasan Ihsan Nur
Menteri PU Tinjau Lokasi Percontohan Penerapan Irigasi Padi Hemat Air di Cirebon
.jpg)
CIREBON - Menteri Pekerjaan Umum (PU)
Dody Hanggodo meninjau lokasi percontohan penerapan Irigasi Padi Hemat Air
(IPHA) di Daerah Irigasi (D.I) Rentang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Sabtu
(4/1/2025).
Menurut Menteri Dody, mengatakan penerapan IPHA seluas
85.867 ha di D.I Rentang sejak tahun lalu ini bisa dibilang proyek percontohan
yang sukses. Setelahnya juga akan dilanjutkan penerapannya di D.I Kamun seluas
sekitar 2.000 ha yang saat ini masih dalam tahap sosialisasi.
"Bedanya pada cara tanam, pemakaian air berkurang tapi
yang produksi gabahnya bisa naik 2 ton. IPHA rencananya diterapkan di seluruh
Indonesia karena ini salah satu solusi bahwa hemat air pun bisa maksimal
hasilnya, insya allah saya yakin bisa," katanya.
Baca Lainnya :
- Sambut Libur Nataru, Menteri PU Tinjau Jalan Tol Fungsional Gending-Krasaan0
- Dampingi Presiden Resmikan Flyover Madukoro, AHY: Pembangunan Infrastruktur Tingkatkan Konektivitas0
- Kemitraan Indonesia-Jepang Perkuat Kerja Sama Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan0
- Menteri PU: Infrastruktur Sumber Daya Air Siap Dukung Program Swasembada Pangan0
- Hutama Karya Terapkan AI Untuk Perencanaan Jalan Tol Trans Sumatera Yang Cepat, Tepat, Dan Efisien0
Metode IPHA adalah teknik budidaya padi dengan sistem
pengelolaan tanaman, air dan tanah. Tujuannya untuk meningkatkan penggunaan air
yang efektif, efisien dan
proporsional, meningkatkan luas areal pertanaman (IP)
terutama saat musim kemarau, serta meningkatkan produksi dan pendapatan petani.
"Keunggulannya pemakaian air lebih hemat kurang lebih
30%, hemat biaya hanya butuh benih 10 kg/ha, dan hemat waktu panennya lebih
cepat karena ditanam bibit muda. Hasilnya terbukti dapat meningkatkan produksi
hingga mencapai 11 ton/ha," kata Direktur Jenderal Sumber Daya Air Bob
Arthur Lombogia.
Dengan adanya penghematan air, maka suplai air yang tersisa
dapat dipakai ke areal lain pada musim kemarau sehingga dapat meningkatkan IP
hingga 30%.
Sunaryo, salah satu petani, juga menyampaikan penerapan
metode IPHA selama satu tahun atau dua kali musim tanam ini memberikan
peningkatan hasil panen yang signifikan.
"Alhamdulillah ada peningkatan setelah IPHA sebelumnya
8,4 ton/ha menjadi 9,8-10,5 ton/ha," katanya. Turut hadir Direktur
Irigasi dan Rawa Bastari dan Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk
Cisanggarung Dwi Agus Kuncoro. (Yul)
