- Seruan Serikat Petani Indonesia Pasca Protes dan Kerusuhan Agustus
- Mendorong Koeksistensi Manusia dan Orangutan Tapanuli
- UNAS dan Kedubes Malaysia Inisiasi Penanaman Mangrove di Desa Sukawali, Tangerang
- Pegunungan Dolok Paung Tidak Lagi Memberi Air Kehidupan Bagi Masyarakat Adat Huta Parpatihan
- Kembalinya Operasi PT Gag Nikel Kabar Buruk Bagi Upaya #SaveRajaAmpat
- Gatal Kepala dan Sebal
- Oki Setiana Dewi Dosen Tetap Universitas Muhammadiyah Jakarta
- HUT ke 24 PD, SBY Melukis Only The Strong Langsung di Hadapan Ratusan Kader Demokrat
- Greenpeace Asia Tenggara Bawa Cerita #SaveRajaAmpat ke Forum PBB, Desak Tata Kelola Nikel
- Spirit dan Kesyahduan Peringatan Maulid Nabi Musola Nurul Hikmah dan Yayasan Ihsan Nur
Mengungkap Kisah Sejarah Perdagangan Islam Dunia dari Temuan Artefaktual dalam Karya Buku
.jpg)
JAKARTA - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat
Riset Arkeologi Prasejarah dan Sejarah, bekerja sama dengan Sultanate Institute
dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menyelenggarakan Peluncuran dan Bedah
Buku ”Perdagangan Maritim Dunia Islam di Pantai Barat Sumatra Abad I-IV H
/ VII-X M”. Kegiatan diselenggarakan pada Selasa, 12 Agustus 2025, di Kampus
BRIN Kawasan Sains dan Teknologi Sarwono Prawirohardjo, Jl Gatot Subroto,
Jakarta.
Buku tersebut merupakan
buku terbitan kedua dari hasil elaborasi riset arkeologi Situs Bongal bersama
BRIN. Setelah sukses penerbitan perdana berjudul "Bukti-bukti Arkeologi
Situs Bongal, Bandar Perniagaan Global di Pantai Barat Sumatra abad 7 - 10 M".
Buku kedua karya Abu Bakar
Said dan Ery Soedewo tersebut diterbitkan Sultanate Institute. Buku ini
menjelaskan tentang sejarah dampak aktivitas komersial dan interaksi ekonomi
melalui globalisasi maritim di Samudra Hindia. Secara khusus, buku ini
mengambil titik fokus sejarah perdagangan dunia islam dengan kawasan pesisir
barat Sumatra dengan Dunia Islam Abad I-IV H/7-10 M.
Baca Lainnya :
- Crunomys Tompotika, Spesies Baru Tikus Hutan dari Gunung Tompotika 0
- Atlet Kroasia Tahan Napas 29 Menit di Bawah Air, Kalahkan Mamalia Laut0
- Lasem: Episentrum Peradaban Maritim dan Galangan Kapal Kuno Jawa0
- Translokasi Badak Jawa: Upaya Nyata Selamatkan Spesies Ikonik0
- FIFest2025 Ajang Strategis Memperkuat Budaya Memberi, Berkolaborasi dan Berkelanjutan0
Kepala Pusat Riset
Arkeologi Prasejarah dan Sejarah, M Irfan Mahmud menjelaskan bahwa buku ini
menyuguhkan uraian beragam data arkeologis beserta interpretasi kesejarahannya.
Hal itu sebagai hasil sintesis atas tinjauan studi literatur beserta laporan
penelitian arkeologis, khususnya di kawasan pesisir Barat Sumatra.
“Bukti-bukti ini
ditunjukkan dengan temuan artefaktual yang melimpah dan beragam. Di antaranya
ragam koin Arab-Sasaniyah, koin berinskripsi Arab masa Daulah Umawiyah dan
Abbasiyah, keramik, kaca, manik-manik, logam, alat-alat medis, fragmen kayu
kapal, dan tali ijuk dengan beragam simpul, dan artefak berinskripsi Arab
lainya,” urai Irfan.
Isinya menunjukkan
keterlibatan awal dan aktif kawasan Sumatra dalam perdagangan maritim
dunia yang disebabkan oleh posisi geografinya dengan Selat Malaka dan
Selat Sunda, yang menghubungkan Samudra Hindia (Afrika, Timur Tengah,
Asia Selatan) dengan kawasan Asia Timur hingga Pasifik.
Dijelaskan pula, aktivitas
maritim yang dinamis telah mendukung kota-kota pelabuhan di Sumatra untuk
terhubung dengan jaringan perdagangan global, yang secara organik membentuk
interaksi budaya yang kompleks antara para pedagang asing dan masyarakat lokal.
Digambarkan pula,
perdagangan maritim lintas benua memberikan pertumbuhan ekonomi dengan
merangsang pertumbuhan pasar, produktivitas, dan pasokan bahan baku di
kota-kota yang dilaluinya.
Bahkan, kota-kota dunia
Islam di sepanjang rute perdagangan lintas benua, khususnya kawasan Samudra
Hindia, mendapat manfaat dari stimulus perdagangan. Penting tentunya, jaringan
perdagangan maritim antara Muslim dari Jazirah Arab dan Teluk Persia, hingga ke
China sejak pertengahan abad ke-7 M.
Melengkapi informasi,
sebagai wujud dukungan terhadap aktivitas riset sejarah dan arkeologi, sejak
tahun 2020, Sultanate Institute dengan dukungan PT. Media Literasi Nesia telah
menjalin kerja sama dengan Balai Arkeologi Sumatra Utara, yang kini menjadi BRIN.
Adapun langkah nyata dari hasil kerja sama riset ilmiah tersebut, di antaranya
diwujudkan dalam bentuk penelitian ekskavasi arkeologi berkelanjutan di kawasan
Situs Bongal yang terletak di Desa Jago-jago, Kecamatan Badiri, Tapanuli
Tengah, pada tahun 2021 dan 2022.
Hasil elaborasi penelitian
tersebut juga telah banyak diterbitkan melalui publikasi ilmiah bertaraf
internasional, seperti Jurnal Archipel, SPAFA, World Archaeological Congress
(WAC) di Darwin Australia, International Forum on Spice Route (IFSR), Spiced Islam
Internasional Conference, dan Museums and Their Role in Tourism Development
International Conference (Oman).
Riset tersebut sebagai
inisiasi dalam upaya menguatkan narasi tentang peran masyarakat lokal serta
posisi Nusantara sebagai simpul penting dalam jejaring maritim global, sejak
masa lampau dalam forum-forum ilmiah internasional.
Sebagai bentuk tanggung
jawab moral dari aktivitas penelitian berkelanjutan di Situs Bongal tersebut,
didirikan Museum Fansuri Situs Bongal yang terletak di Desa Jago-jago,
Kecamatan Badiri, Kabupaten Tapanuli Tengah. Museum ini dalam upaya konservasi
sebagai upaya pelestarian dan edukasi publik.
Kehadiran buku ini
diharapkan dapat mendorong riset-riset ilmiah lanjutan yang masih banyak
mengalami kekosongan narasi sejarah Islam di Indonesia. Selain itu, dalam
konteks yang lebih luas, kegiatan ini juga dapat memperkuat kerja sama dalam
rangka penelitian lanjutan, pelestarian warisan budaya, dan pemajuan
kebudayaan.
