- Seruan Serikat Petani Indonesia Pasca Protes dan Kerusuhan Agustus
- Mendorong Koeksistensi Manusia dan Orangutan Tapanuli
- UNAS dan Kedubes Malaysia Inisiasi Penanaman Mangrove di Desa Sukawali, Tangerang
- Pegunungan Dolok Paung Tidak Lagi Memberi Air Kehidupan Bagi Masyarakat Adat Huta Parpatihan
- Kembalinya Operasi PT Gag Nikel Kabar Buruk Bagi Upaya #SaveRajaAmpat
- Gatal Kepala dan Sebal
- Oki Setiana Dewi Dosen Tetap Universitas Muhammadiyah Jakarta
- HUT ke 24 PD, SBY Melukis Only The Strong Langsung di Hadapan Ratusan Kader Demokrat
- Greenpeace Asia Tenggara Bawa Cerita #SaveRajaAmpat ke Forum PBB, Desak Tata Kelola Nikel
- Spirit dan Kesyahduan Peringatan Maulid Nabi Musola Nurul Hikmah dan Yayasan Ihsan Nur
BP Taskin, Pemda, dan Swasta Tandatangani MoU Aglomerasi Percepatan Pengentasan Kemiskinan
.jpg)
JAKARTA – Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin) secara resmi menjalin kerja sama strategis dengan Pemerintah Daerah (Pemda) dan pelaku swasta melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dan pelaksanaan Kick Off Program Aglomerasi Percepatan Pengentasan Kemiskinan. Acara ini menandai langkah nyata sinergi multi-pihak dalam menghadirkan solusi terintegrasi guna mempercepat pengentasan kemiskinan di wilayah aglomerasi.
Penandatanganan MoU yang berlangsung pada Rabu (20/8/2025) merupakan
tonggak penting menggabungkan potensi sumber daya pemerintah daerah, pelaku
swasta, dan BP Taskin. Kerja sama ini bertujuan untuk mengoptimalkan
pemanfaatan program, infrastruktur, serta sumber daya lainnya dalam upaya
meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang terdampak kemiskinan
Dalam sambutannya, Kepala BP Taskin, Budiman Sudjatmiko,
menegaskan bahwa kolaborasi ini adalah jawaban atas tantangan kompleks
pengentasan kemiskinan yang membutuhkan pendekatan holistik dan sinergis.
"Kami percaya, dengan dukungan pemerintah daerah dan sektor swasta,
program ini dapat mempercepat proses transformasi sosial ekonomi secara
signifikan," ujar Budiman.
Baca Lainnya :
- Kaum Tani Bersama Masyarakat Adat Tano Batak Lawan Perampasan Tanah dan Perbudakan PT TPL0
- Kementan Genjot Rehabilitasi Irigasi, Wujudkan Merdeka Air bagi Petani0
- Dari Tradisi Lokal ke Sorotan Dunia: Pacu Jalur Magnet Wisata Budaya Riau0
- Pelita Air Resmikan Penerbangan Internasional Perdana ke Singapura0
- Panitia Pengarah Tetapkan Calon Direktur Eksekutif Nasional dan Calon Dewan Nasional 2025–20290
“Penandatanganan MoU ini merupakan langkah konkret menuju
pengentasan kemiskinan struktural melalui pemberdayaan ekonomi lokal. Kami
percaya, koperasi sebagai model ekonomi kerakyatan dapat menjadi katalisator
transformasi sektor pertanian dan energi secara berkelanjutan,” sambung
Budiman.
BP Taskin berperan sebagai fasilitator, pengawas, dan
integrator nasional. Lembaga ini juga menyusun Rencana Induk Pengentasan
Kemiskinan 2025–2029 dengan target menurunkan angka kemiskinan ekstrem hingga
0% dan kemiskinan relatif ke 4,5–5% pada tahun 2029.
Program Aglomerasi Percepatan Pengentasan Kemiskinan ini
akan melibatkan berbagai kegiatan mulai dari pelatihan keterampilan,
pemberdayaan ekonomi lokal, hingga pengembangan akses layanan sosial dasar.
Selain itu, kerjasama ini juga menitikberatkan pada inovasi dan penggunaan
teknologi untuk meningkatkan efisiensi serta dampak program.
Pelaku swasta juga menunjukkan antusiasme besar dalam
mendukung program ini, dengan menyediakan akses pembiayaan, peluang pasar, dan
sumber daya lain yang dibutuhkan untuk mendukung usaha kecil dan menengah yang
menjadi tulang punggung ekonomi lokal.
Dengan semangat kebersamaan dan komitmen yang kuat, BP
Taskin bersama Pemerintah Daerah dan Swasta optimis program Aglomerasi
Percepatan Pengentasan Kemiskinan dapat menjadi model keberhasilan yang dapat
direplikasi di berbagai wilayah lain.
Kerja sama ini merupakan langkah konkret dalam rangka
modernisasi sektor pertanian dan pengembangan energi baru terbarukan (EBT) yang
berkelanjutan. Dengan mengusung pendekatan ekonomi lokal berbasis komunitas,
skema SCLSC diharapkan mampu meningkatkan nilai tambah produk, memperluas
lapangan kerja, serta mempercepat penurunan angka kemiskinan di wilayah Cirebon
Raya.
“Kolaborasi multipihak ini adalah bentuk nyata sinergi
pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam menciptakan model bisnis berkeadilan
yang mampu mempercepat pengentasan kemiskinan,” ungkap Budiman.
Semi Closed-Loop Supply Chain (SCLSC) merupakan model rantai
pasok yang memadukan integrasi sebagian (semi tertutup) antara sektor produksi,
pengolahan, distribusi, dan pemanfaatan limbah untuk meningkatkan efisiensi,
produktivitas, dan keberlanjutan. Model ini berbasis koperasi sebagai pilar
utama dalam menghubungkan petani dengan beberapa akses produksi, pengolahan dan
penjualan.
Melalui skema SCLSC, BP Taskin dan pemerintah daerah
berkomitmen untuk, Mendorong modernisasi sektor pertanian melalui teknologi,
inovasi, dan mekanisasi; Meningkatkan produktivitas dan daya saing petani
lokal; Membangun rantai pasok terintegrasi berbasis koperasi; Mengembangkan
material baru untuk mendukung transisi energi terbarukan; Menciptakan lapangan
kerja berkualitas yang berkelanjutan.
Langkah ini juga diharapkan mendorong transformasi ekonomi
lokal yang lebih inklusif dan resilien terhadap tantangan global maupun
domestik. Untuk kawasan Cirebon Raya akan dikembangkan sebagai pusat produksi
pangan dan material energi berbasis sumber daya lokal, serta menjadi model
percontohan nasional untuk transformasi ekonomi lokal berbasis koperasi dan
teknologi.
Pemerintah Daerah yang terlibat, menyambut positif inisiatif
ini dan menyatakan komitmen penuh untuk mendukung implementasi program dengan
mengintegrasikan berbagai kebijakan dan sumber daya daerah. "Kolaborasi
ini adalah langkah strategis untuk memastikan tidak ada warga yang tertinggal
dalam proses Pembangunan.
“Kami menyambut baik inisiatif ini karena sejalan dengan
upaya pemerintah daerah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif berbasis
potensi lokal. Dukungan teknologi dan integrasi rantai pasok akan membawa
manfaat jangka panjang bagi masyarakat di wilayah Cirebon Raya. Kami optimistis
skema ini akan membawa dampak jangka panjang bagi pembangunan daerah,” ujar
Wali Kota Cirebon, Effendi Edo.
Inisiatif ini diharapkan mendorong pencapaian tujuan
pembangunan berkelanjutan (SDGs), khususnya dalam pengurangan kemiskinan,
ketahanan pangan, energi bersih, pekerjaan layak, dan pertumbuhan ekonomi
inklusif. (aul)
