- Filosofi Kaya Lintas Generasi Orang-Orang China
- Wisata Pulau-Pulau Cantik di Aceh yang Wajib Dikunjungi
- Hari Populasi Dunia, Kampanye Tanam Pohon di Bedono Jadi Contoh Mitigasi Abrasi Pesisir
- Sering Lihat Harga Emas Naik-Turun? Begini Cara Cuan dari Pergerakan Emas!
- Tim PkM UNY Gelar Workshop Perempuan Islam Berkemajuan untuk Mewujudkan Peradaban Utama
- AHY Tegaskan Pentingnya Infrastruktur Transportasi Dorong Pertumbuhan Kawasan
- Teknologi Layar Hisense Mendukung Tampilan VAR di FIFA Club World Cup 2025™
- Fakta dan Mitos Seputar MSG: Apakah Benar Membahayakan Tubuh?
- Disabilitas Tak Menghentikan Junar Asunyi Menuai Harapan Lewat Konten Karier & HR
- LindungiHutan Dorong Tebus Jejak Karbon dengan Penanaman Pohon
Menhut Resmikan Pusat Komando Penegakan Hukum Kehutanan Bali–Nusa Tenggara
.jpg)
MANGGARAI BARAT - menjaga
kelestarian hutan dan keanekaragaman hayati Indonesia kembali diperkuat dengan
diresmikannya gedung Pusat Komando Penegakan Hukum Kehutanan Wilayah Bali dan
Nusa Tenggara (Balinusra) di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa
Tenggara Timur.
Gedung berlantai tiga seluas 2.400 meter persegi ini menjadi
simbol kehadiran negara dalam memerangi kejahatan lingkungan, sekaligus garda
terdepan dalam menjaga kawasan hutan di tiga provinsi: Bali, Nusa Tenggara
Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Peresmian dilakukan langsung oleh Menteri Kehutanan Raja
Juli Antoni pada Senin (7/7/2025), didampingi Direktur Jenderal Penegakan Hukum
Kehutanan (Gakkum), serta para pejabat daerah dan perwakilan lembaga mitra.
Baca Lainnya :
- LindungiHutan Rilis Data CSR Teraktif dalam Aksi Tanam Pohon 20250
- AHY: Ini Call to Action, Kita Tidak Tinggal Diam Saat Bumi Terluka0
- Greenpeace Dorong Tanggung Jawab Produsen untuk Lebih Serius Menangani Sampah Plastik 0
- Untuk Kelestarian Alam, Belantara Foundation Bersama Mitra Tak Lelah Mananam Pohon 0
- Satu Langkah, Satu Kayuhan: Hentikan Polusi Plastik, Kembalikan Langit Biru0
Dalam sambutannya, Menteri menegaskan bahwa keberadaan pusat
komando ini merupakan wujud nyata komitmen Pemerintah dalam memperkuat keadilan
lingkungan dan menghadirkan negara sampai ke titik-titik rawan kejahatan
lingkungan.
“Indonesia adalah negara mega-biodiversitas, tetapi kita
terus menghadapi ancaman deforestasi, perambahan hutan, hingga perdagangan
satwa liar. Kita tidak boleh kalah. Pusat komando ini adalah bukti bahwa negara
hadir, dan hadir dengan serius,” tegas Raja Juli Antoni.
Ia menambahkan bahwa penegakan hukum yang kuat merupakan
fondasi dari keadilan ekologis. “Kita tidak bisa bicara soal keadilan sosial
tanpa memastikan bahwa ekosistem tetap utuh. Penegakan hukum adalah garda
pertama untuk menjaga itu,” ujar Raja Juli.
Gedung pusat komando ini akan dilengkapi dengan berbagai
fasilitas strategis secara bertahap seperti ruang kendali digital (situation
room), posko terpadu patroli darat dan laut, laboratorium forensik lapangan,
serta asrama bagi regu reaksi cepat.
Seluruh sistem pemantauan kawasan hutan dan pelaporan
pengaduan masyarakat akan terpusat di fasilitas ini. Kehadirannya di Labuan
Bajo yang merupakan kawasan pariwisata super prioritas nasional dianggap
strategis karena mampu mengintegrasikan kepentingan konservasi dengan
pengembangan ekonomi hijau dan berkelanjutan.
Gubernur Nusa Tenggara Timur dan Bupati Manggarai Barat
menyatakan kesiapan mereka untuk mendukung operasional pusat komando melalui
penyediaan data spasial, kolaborasi patroli bersama, dan penguatan edukasi
masyarakat.
Menteri Kehutanan pun menekankan pentingnya sinergi antara
kementerian, aparat penegak hukum, LSM konservasi, dan pelaku usaha wisata demi
menjaga lanskap Wallacea sebagai salah satu kawasan paling unik dan kaya hayati
di dunia.
Direktur Jenderal Gakkum Kehutanan, dalam pernyataannya,
menyoroti semakin kompleksnya tantangan kejahatan lingkungan hidup dan
kehutanan, terutama di wilayah Balinusra yang merupakan habitat satwa ikonik
seperti Komodo.
“Gedung ini bukan sekadar kantor, tetapi pusat komando yang
akan menjadi mata dan telinga penegakan hukum kehutanan di wilayah strategis
ini,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa pusat ini akan memungkinkan respon cepat
terhadap berbagai pelanggaran, mulai dari pembalakan liar, kebakaran hutan,
hingga peredaran ilegal satwa dilindungi.
“Kami membangun sistem yang bukan hanya reaktif, tetapi juga
proaktif dengan pemantauan digital, koordinasi lintas sektor, dan patroli
rutin. Ini adalah bentuk tanggung jawab kami kepada generasi mendatang untuk
mewariskan hutan yang lestari,” kata Direktur Jenderal Gakkum Kehutanan.
Ke depan, Kementerian Kehutanan melalui Ditjen Gakkum
Kehutanan menargetkan pembangunan atau pembaruan pusat komando serupa di
wilayah Kalimantan dan Papua pada tahun 2026.
Langkah ini diharapkan mampu menekan angka deforestasi ke
tingkat di bawah 100 ribu hektare per tahun, serta mendorong penguatan
penegakan hukum berbasis pendekatan multi-door, yang mencakup aspek
administratif, perdata, pidana, hingga tindak pidana pencucian uang.
Peresmian pusat komando ini menjadi tonggak penting dalam
babak baru penegakan hukum kehutanan di kawasan timur Indonesia. Di tengah
pesatnya perkembangan industri pariwisata, kehadiran institusi yang kuat dan
sigap dalam menjaga hutan dan satwa menjadi garansi bahwa pembangunan tidak
mengorbankan kelestarian. Labuan Bajo kini tak hanya menjadi destinasi wisata
dunia, tetapi juga simbol perlawanan terhadap kejahatan lingkungan dan harapan
bagi masa depan hijau Indonesia. (*)
