- MIND ID Perkuat Komitmen Transisi Energi Lewat Hilirisasi Bauksit
- Aktivis Ragu Soal Komitmen Pengakuan Hutan Adat 1,4 Juta Ha
- IDXCarbon Jajakan Unit Karbon 90 Juta Ton Co2e Hingga Ke Brazil
- OJK Dinilai Memble, Kini Hasil Penyelidikan Investasi Telkom Pada GOTO Ditunggu
- Suara yang Dikenal dan yang Tidak Dikenal
- Sampah Akan Jadi Rebutan Sebagai Sumber Bahan Bakar
- Tenun Persahabatan: Merajut Warisan India dan Indonesia dalam Heritage Threads
- Manfaat Membaca yang Penting Kamu Ketahui
- Kisah Hanako, Koi di Jepang yang Berumur Lebih dari 2 Abad
- Hadiri Pesta Rakyat 2 di Manado, AHY Tegaskan Pentingnya Pemerataan Pembangunan Kewilayahan
Mahasiswa Tel-U dan Korea Ciptakan Inovasi Smart Farming di Pangalengan Bandung

BANDUNG – Sedikitnya 26 mahasiswa dari Telkom University dan Korea berkolaborasi menciptakan inovasi teknologi pertanian dan peternakan lewat Creative Station 2025. Mereka mengubah Pangalengan, Kabupaten Bandung menjadi laboratorium hidup, merancang sistem irigasi pintar, pemotong rumput otomatis, hingga teknologi peternakan sapi demi membantu masyarakat lokal.
Kegiatan tahunan selama 10 hari dari 2-11 Agustus 2025 ini digelar Telkom University bersama lima universitas asal Korea berkolaborasi dengan Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) dan Politeknik Negeri Banyuwangi (Poliwangi). Peserta dibagi ke dalam lima kelompok lintas negara dan lintas kampus yang berfokus pada penciptaan solusi berbasis teknologi sesuai kebutuhan masyarakat setempat.
Direktur Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (PPM) Telkom University, Dr Eng Faisal Budiman ST MSc, menjelaskan bahwa Creative Station merupakan salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat berbasis desain yang melibatkan mahasiswa secara aktif.
“Jadi, bagaimana kita memberikan solusi kepada masyarakat dengan teknologi-teknologi yang diimplementasikan sesuai dengan kebutuhannya,” ujarnya saat ditemui di Gedung Telkom University Landmark Tower (TULT), Senin (11/8/2025).
Menurut Faisal, ada tiga tujuan besar dari kegiatan ini. Pertama, dari sisi edukasi mahasiswa diharapkan mendapatkan pengalaman berharga yang sulit didapat di ruang kelas. Harapannya mahasiswa bisa memperoleh experience, persahabatan, keterampilan, networking, dan juga pembelajaran budaya antarnegara.
Kedua, dari sisi masyarakat teknologi yang dihasilkan diharapkan memberi manfaat nyata bagi kehidupan sehari-hari warga. Ketiga, dari sisi kelembagaan, kerja sama antara perguruan tinggi di Indonesia dan Korea diharapkan dapat terus terjaga dan berkembang menjadi konsorsium yang bermanfaat untuk dunia.
Kegiatan ini mengusung konsep engineering service learning, dengan jurusan yang terlibat meliputi teknik elektro, teknik fisika, teknik informatika, teknik sipil, dan teknik mesin. Tahun ini, tema utama adalah penerapan teknologi smart farming di sektor pertanian sayur dan peternakan sapi.
Produk yang dihasilkan antara lain sistem pemotong rumput otomatis, sistem irigasi pintar, dan teknologi pendukung untuk peternakan sapi. Semua ini dirancang agar bisa langsung digunakan oleh masyarakat.
Meski fokus utama ada di bidang teknik, Faisal menyebut pendekatan social engineering juga menjadi bagian dari program pengabdian masyarakat Telkom University. “Kalau social engineering ada pendekatan lain nanti, tapi bukan di Creative Station, melainkan di agenda community service yang berbeda,” tambahnya.
Sementara itu, Wakil Rektor IV Telkom University, Angga Rusdinar ST MT PhD, mengatakan bahwa kolaborasi internasional ini tak hanya melibatkan Korea. Tahun ini, seorang dosen dari Maroko turut bergabung, menandai semakin luasnya jaringan kerja sama Telkom University.
“Tel-U sekarang menuju Global University. Kami akan terus mencari kerja sama dengan pihak luar, tidak hanya Korea. Malaysia misalnya, itu yang paling dekat, dan mereka kadang ikut bergabung dengan kita,” ungkap Angga.
Sebelum pandemi Covid-19, Telkom University rutin mengirim mahasiswa ke Korea setiap bulan November untuk memamerkan hasil karya mereka di ajang pameran bersama industri di sana. “Tahun ini belum ada keberangkatan, tapi program internasional lainnya tetap berjalan,” ujarnya.
Di sisi lain salah satu dosen dari Tongmyong University Korea, Prof Kim Kee Joo mengaku terkesan dengan ide-ide yang dipresentasikan para peserta. “Pengalaman seperti ini sangat baik untuk bekal mereka di masa depan. Proyek ini sudah berjalan selama 11 tahun di Telkom University dan Korea, dan akan terus berkembang,” tuturnya.
Dosen Korea lainnya, Prof Dr Seo Young Bong dari Pusan National University, memaparkan bahwa saat ini ada lima universitas Korea yang terlibat dengan total 2.016 mahasiswa Indonesia yang sudah berpartisipasi selama lebih dari satu dekade.
“Program ini sebenarnya sudah hampir 15 tahun berjalan. Kami memiliki proses dan pengalaman yang baik untuk menghasilkan hasil optimal. Ini bermanfaat bagi mahasiswa karena mereka belajar dari proses, dan hasilnya juga membantu masyarakat lokal,” ujarnya.
Prof Seo menambahkan, bukan hanya mahasiswa yang belajar dalam kegiatan ini. “Setiap peserta, termasuk dosen dan manajer tim, juga belajar dari satu sama lain. Menurut saya, ini adalah poin unik dari proyek kami,” katanya. (ono)
.jpg)

.jpg)

.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)

.jpg)

