- Seruan Serikat Petani Indonesia Pasca Protes dan Kerusuhan Agustus
- Mendorong Koeksistensi Manusia dan Orangutan Tapanuli
- UNAS dan Kedubes Malaysia Inisiasi Penanaman Mangrove di Desa Sukawali, Tangerang
- Pegunungan Dolok Paung Tidak Lagi Memberi Air Kehidupan Bagi Masyarakat Adat Huta Parpatihan
- Kembalinya Operasi PT Gag Nikel Kabar Buruk Bagi Upaya #SaveRajaAmpat
- Gatal Kepala dan Sebal
- Oki Setiana Dewi Dosen Tetap Universitas Muhammadiyah Jakarta
- HUT ke 24 PD, SBY Melukis Only The Strong Langsung di Hadapan Ratusan Kader Demokrat
- Greenpeace Asia Tenggara Bawa Cerita #SaveRajaAmpat ke Forum PBB, Desak Tata Kelola Nikel
- Spirit dan Kesyahduan Peringatan Maulid Nabi Musola Nurul Hikmah dan Yayasan Ihsan Nur
Menko AHY Tegaskan Pembangunan Infrastruktur Dasar untuk Sinergi Industri dan Transmigrasi
.jpg)
SUMBA TIMUR – Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menegaskan pentingnya pembangunan infrastruktur dasar untuk memperkuat sinergi antara kawasan transmigrasi dengan dunia industri, khususnya melalui kehadiran PT Muria Sumba Manis (MSM) yang bergerak di bidang perkebunan tebu dan industri gula.
Baca Lainnya :
- Spirit Kebersamaan dan Kesederhanaan di HUT ke-17 Pandutani Indonesia (Patani)0
- Ribuan Masyarakat di Kecamatan Ini Hidup Dalam Wajan Raksasa0
- Relawan Tangguh Kampung Bungin Garda Terdepan Menghadapi Situasi Krisis dan Bencana Alam0
- Stacia UMJ dan Forum Relawan Potensi Tangsel Bentangkan Merah Putih Raksasa di Danau Situ Gintung1
- Merdeka Dari Kemiskinan, Kelaparan, dan Penderitaan0
Hal tersebut diutarakan Menko AHY
saat melakukan kunjungan kerja ke Kawasan Transmigrasi Melolo, Sumba Timur,
Nusa Tenggara Timur, bersama Menteri Transmigrasi Muhammad Iftitah Sulaiman,
pada Selasa (19/8/2025).
“Transmigrasi punya lahan dan
tenaga kerja, sementara industri hadir dengan modal, teknologi, dan juga
sebagai off-taker dari hasil produksi. Sinergi ini harus kita dukung dengan
infrastruktur yang memadai agar kawasan transmigrasi bisa tumbuh menjadi pusat
pertumbuhan baru,” ujarnya.
Menko AHY menilai keberadaan industri gula dan bioenergi di Sumba Timur dapat menjadi model integrasi yang bisa direplikasi di kawasan transmigrasi lain di Indonesia. Selain mendukung pemenuhan kebutuhan gula nasional, kawasan ini juga berpotensi menghasilkan bioetanol dan energi listrik hingga 22 megawatt, di mana sebagian dapat disalurkan untuk kebutuhan masyarakat melalui kerja sama dengan PLN.
Untuk mendukung keberlanjutan
proyek tersebut, Menko AHY menegaskan bahwa Kemenko Infrastruktur berkomitmen
memperkuat beberapa aspek, terutama berkaitan dengan infrastruktur dasar dan
kepastian lahan.
“Paling tidak, pertama lahannya
harus siap dan statusnya jelas, clean and clear kalau berbicara HGU. Kedua,
infrastruktur jalan harus lebih memadai agar mobilitas lebih cepat. Ketiga,
pengembangan pelabuhan juga dibutuhkan supaya transportasi logistik bisa lebih
efisien dan kompetitif,” jelasnya.
Sementara itu, Menteri Transmigrasi Muhammad Iftitah Sulaiman menekankan bahwa pengembangan kawasan transmigrasi seperti di Melolo tidak bisa berjalan sendiri, melainkan harus melibatkan sinergi lintas kementerian dan sektor. Menurutnya, arah pembangunan transmigrasi ke depan bukan lagi sekadar perpindahan penduduk, melainkan bagian dari agenda industrialisasi di luar Jawa dengan melibatkan transmigran dan masyarakat lokal sebagai tenaga kerja.
“Kawasan Transmigrasi Melolo
memiliki potensi besar sebagai pilot project. Integrasi transmigrasi dengan
industri dapat membuka lapangan kerja dan mendorong lahirnya pusat-pusat
pertumbuhan ekonomi baru,” tegasnya.
Lebih jauh, Menko AHY menyebut pengembangan kawasan transmigrasi berbasis industri dapat membuka lapangan kerja, mengurangi kemiskinan ekstrem, sekaligus menekan ketimpangan.
“Ini bukan hal abstrak, melainkan
konkret. Kita sudah melihat langsung bagaimana kawasan ini berkembang dan punya
potensi besar,” pungkasnya. Pada kunjungan tersebut, Menko AHY turut didampingi
Staf Khusus Menteri, Agust Jovan Latuconsina dan Arief Rahman.
