- Seruan Serikat Petani Indonesia Pasca Protes dan Kerusuhan Agustus
- Mendorong Koeksistensi Manusia dan Orangutan Tapanuli
- UNAS dan Kedubes Malaysia Inisiasi Penanaman Mangrove di Desa Sukawali, Tangerang
- Pegunungan Dolok Paung Tidak Lagi Memberi Air Kehidupan Bagi Masyarakat Adat Huta Parpatihan
- Kembalinya Operasi PT Gag Nikel Kabar Buruk Bagi Upaya #SaveRajaAmpat
- Gatal Kepala dan Sebal
- Oki Setiana Dewi Dosen Tetap Universitas Muhammadiyah Jakarta
- HUT ke 24 PD, SBY Melukis Only The Strong Langsung di Hadapan Ratusan Kader Demokrat
- Greenpeace Asia Tenggara Bawa Cerita #SaveRajaAmpat ke Forum PBB, Desak Tata Kelola Nikel
- Spirit dan Kesyahduan Peringatan Maulid Nabi Musola Nurul Hikmah dan Yayasan Ihsan Nur
Inovasi Superkapasitor Berbasis Biomassa Sawit Dorong Transisi Energi Bersih
.jpg)
BANDUNG - Superkapasitor menjadi salah
satu teknologi kunci dalam mendukung kemandirian energi nasional. Pemanfaatan
limbah biomassa kelapa sawit, khususnya tandan kosong kelapa sawit (TKKS),
memiliki potensi besar sebagai material karbon ramah lingkungan untuk perangkat
superkapasitor. Inovasi ini tidak hanya mendukung pengembangan teknologi
penyimpan energi masa depan, tetapi juga memperkuat transisi menuju energi
bersih.
Hal tersebut disampaikan oleh Prof. Yusuf Nur Wijayanto,
Kepala Pusat Riset Elektronika (PRE) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN),
dalam sambutannya pada webinar SISTEM #5 bertema “Advances in Supercapacitor
Devices: From Microstructure Engineering to Biomass-Derived Carbon Material”,
Selasa (26/8).
Prof. Yusuf menekankan pentingnya riset superkapasitor dalam
mendukung agenda transisi energi bersih nasional. “Potensi pemanfaatan limbah
biomassa kelapa sawit sebagai material karbon ramah lingkungan serta strategi
rekayasa mikrostruktur dalam peningkatan performa superkapasitor dikupas tuntas
di sini,” jelasnya.
Baca Lainnya :
- Menakar Hilirisasi MIND ID, Mengukuhkan Nilai Tambah dan Dampak Ekonomi Keberlanjutan0
- Energi Bersih Aliri 25 Hektare Lahan Pertanian Berkelanjutan Milik Warga Desa Kalijaran0
- Mentan Ajak Gotong Royong Swasembada Pangan untuk Kesejahteraan Masyarakat Adat0
- Kementan Genjot Rehabilitasi Irigasi, Wujudkan Merdeka Air bagi Petani0
- Krisis Gas Bukti Nyata Indonesia Harus Segera Lepas dari Energi Fosil0
Ia berharap kegiatan ini dapat mendorong diseminasi hasil
riset di bidang divais elektronika, khususnya superkapasitor, sekaligus
membangun ekosistem riset melalui kolaborasi dan sinergi seluruh pemangku
kepentingan di Indonesia.
Kegiatan ini menghadirkan para pakar yang membahas
perkembangan mutakhir teknologi superkapasitor, mulai dari rekayasa
mikrostruktur hingga pemanfaatan material berkelanjutan.
Pada kesempatan tersebut, Rike Yudianti, Profesor Riset dari
Pusat Riset Elektronika BRIN, memaparkan potensi TKKS sebagai bahan baku
material karbon ramah lingkungan untuk perangkat superkapasitor. Menurutnya,
seiring meningkatnya produksi minyak sawit, limbah TKKS dapat menjadi sumber
material bernilai tinggi.
Sejumlah penelitian menunjukkan TKKS mampu diolah menjadi
tiga produk utama, yaitu porous carbon graphite, nanocellulose, dan
nano-silica. Ketiga material ini menjadi kunci pengembangan energi
berkelanjutan, khususnya superkapasitor. Perangkat superkapasitor berbahan
dasar TKKS terbukti memiliki kinerja baik dan mampu mempertahankan performanya
hingga ribuan siklus.
“Target riset kami adalah menghasilkan perangkat
superkapasitor dengan performa setara baterai, dengan material berbasis
keluarga karbon yang lebih ramah lingkungan,” jelas Rike. Ia menambahkan,
sinergi antara riset material berbasis biomassa lokal dan inovasi rekayasa
mikrostruktur merupakan langkah strategis menuju teknologi energi bersih.
Pemanfaatan potensi biomassa Indonesia, khususnya dari
sektor perkebunan kelapa sawit, dengan dukungan inovasi riset tingkat lanjut,
menjadikan superkapasitor semakin dipandang sebagai teknologi penting dalam
mendukung transisi energi nasional yang berkelanjutan.
Sejalan dengan itu, Prof. Markus Diantoro, Guru Besar
Departemen Fisika Universitas Negeri Malang, menjelaskan bahwa modifikasi
mikrostruktur dapat meningkatkan performa superkapasitor. “Rekayasa ini membuka
peluang besar untuk menghadirkan perangkat superkapasitor yang memiliki
kapasitas lebih besar dan efisien, sehingga dapat memaksimalkan kapasitas
penyimpanan energi terbarukan,” ujarnya. (ds/ed: kg, mfs)
