- BRIN-UNISBA Riset Karakterisasi Sumber Daya Geologi dan Pemanfaatan Mineral Ikutan
- Mentan Ungkap Kejanggalan Data Beras di Cipinang, Diduga Permainan Mafia Pangan
- AHY Dorong UMKM di Indonesia Maju, Berkembang dan Mendunia
- Kisah Gayatri, Istri Raja Pertama Majapahit, Nenek Hayam Wuruk
- Ini Sejumlah Lokasi Berburu Matahari Terbit sambil Wisata Kuliner
- KKP Tangkap 2 Kapal Ikan Asal Malaysia di Selat Malaka
- Dari Pesisir Nusa Lembongan, PLN Bangun Kemandirian Ekonomi Melalui Rumput Laut
- Beras!
- BRIN Manfaatkan Drone LiDAR Pantau Keberhasilan Konservasi Hutan Mangrove
- Greenpeace Dukung Kongres Dunia Pertama Masyarakat Adat dan Komunitas Lokal dari Tiga Kawasan Hutan
BRIN - UNPAD Gagas Pusat Kolaborasi Riset Kelautan
.jpg)
BANDUNG - Pusat Riset Oseanografi
(PRO) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berkunjung ke Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan (FPIK) Universitas Padjadjaran (UNPAD) untuk menjajaki
kerjasama strategis bidang riset dan pendidikan kelautan. Pertemuan ini berlangsung
di Kampus FPIK UNPAD Jatinangor, Bandung, Jawa Barat, Kamis (15/05).
Dekan FPIK UNPAD, Yudi Nurul Ihsan membuka diskusi dengan
menggarisbawahi pentingnya kolaborasi dalam riset kelautan. Ia menceritakan
pengalamannya dalam penelitian bersama BRIN satu dekade sebelumnya dan
menekankan bahwa kerja sama yang terstruktur dapat mengoptimalkan publikasi
serta hasil riset.
“Jika riset dan publikasi dilakukan bersama, kita bisa
mencapai hasil yang lebih baik dan mencegah pengulangan penelitian yang tidak
perlu,” ujarnya.
Baca Lainnya :
- BRIN Ungkap Proyeksi Angin Ekstrem di Jawa Timur, Tertinggi di Indonesia0
- Prediksi Perubahan Iklim Masa Depan Arus Lintas Indonesia, BRIN Gunakan Pendekatan Masa Lalu0
- Fasilitas Riset Lidar Tingkatkan Pemahaman Dinamika Cuaca dan Iklim di Khatulistiwa0
- Uji Kelayakan Lokasi PLTN, BRIN dan BMKG Lakukan Kajian Potensi Tsunami di Pantai Gosong0
- NASA dan SpaceX Luncurkan Misi Crew-10, Siap Bawa Pulang Astronot ISS yang Terdampar0
Diskusi kolaboratif ini bertujuan untuk memperkuat sinergi
antara dunia akademik dan riset nasional dalam menciptakan inovasi kelautan
yang berdampak. Ia lalu menekankan pentingnya kerja sama ini sebagai wujud
integrasi antara pendidikan, riset, dan pengabdian kepada masyarakat.
Kepala PRO BRIN, Udhi Eko Hernawan kemudian menyampaikan
bahwa kolaborasi ini dapat bermula dari kerja sama antara kelompok riset dan
program studi, sebelum melibatkan mitra internasional. Salah satu gagasan utama
yang muncul adalah pembentukan Pusat Kolaborasi Riset yang akan fokus pada
bidang-bidang unggulan keduanya.
“Menyambung kunjungan dari tim FPIK UNPAD sebelumnya kami di
Ancol, kami berdiskusi mengenai bagaimana menjalin kerja sama riset dari
pertemuan ini. Setidaknya sampai Perjanjian Kerja Sama di level fakultas dan
pusat riset, terkait kerjasama dan teknisnya,” ungkap Udhi.
Sehubungan dengan itu, Udhi mengungkapkan tema risetnya
sedang diupayakan dan tidak menutup kemungkinan melibatkan pihak-pihak
internasional. Namun ia menyarankan agar sebelumnya dimulai antar kelompok
riset dan prodi. Sehingga ide akan semakin membesar. Ia pun menambahkan bahwa
salah satu ide yang muncul adalah mendirikan Pusat Kolaborasi Riset yang
spesifik sesuai dengan kompetensi keduanya.
Ia lantas menjabarkan bidang – bidang yang diusulkan untuk
dikerjasamakan. Pertama, kolaborasi riset kesehatan laut. Bidang ini menjadi
branding utama bagi kerja sama riset tersebut. Kemudian Integrated Marine
Biosphere (IMBER) yang mencakup studi ekosistem kelautan yang berkelanjutan dan
pengaruhnya terhadap lingkungan laut.
Lalu dinamik ekologi, sebagai riset yang berfokus pada peran
segitiga dalam filogeografi invertebrata bentik di INDO-Melayu. Termasuk di
dalamnya kajian biota seperti sea cucumber. Terakhir, Blue Carbon Research
sebagai penelitian yang mengarah pada program mitigasi perubahan iklim melalui
pembuatan roadmap dan rencana aksi terkait karbon biru.
Dari sisi UNPAD, sejumlah topik riset juga dipaparkan
seperti konservasi penyu, penyimpanan karbon di terumbu karang, biodiversitas
bentik, hingga perubahan iklim dan perikanan. Pertemuan ini menghasilkan
beberapa kesepakatan awal, antara lain pembuatan proposal PKR bersama yang akan
diajukan oleh pihak UNPAD, dengan dukungan fasilitasi dari BRIN. Target awal
adalah lima mahasiswa program doktoral serta lima publikasi ilmiah hasil
kolaborasi.
Skema PKR BRIN akan menyediakan pendanaan tahunan sebesar
Rp300 juta serta beasiswa DBR untuk mahasiswa yang terlibat dalam proyek riset.
Diskusi ini menjadi tonggak awal kolaborasi strategis antara UNPAD dan BRIN
dalam mendukung pembangunan kelautan berkelanjutan di Indonesia. (SS/ed:and,jml)
