- Kisah Tragis Fientje de Feniks: Pelacur Batavia yang Mati di Kali Baru
- AHY: Ini Call to Action, Kita Tidak Tinggal Diam Saat Bumi Terluka
- Serahkan 326 Akta Notaris Kopdes, Mendes Optimistis Serap Tenaga Kerja Produktif di Desa
- Menhut Gagas Syarat Pendakian Berdasar Level Kesulitan Suatu Gunung
- Komisi V DPR RI Desak Kawasan Transmigrasi Dibebaskan Dari Kawasan Hutan
- Pembangunan Terminal Khusus Perusahaan Tambang Nikel PT STS di Haltim Diduga Melanggar Aturan
- Greenpeace Dorong Tanggung Jawab Produsen untuk Lebih Serius Menangani Sampah Plastik
- Produksi Beras Nasional Januari-Agustus 2025 Capai 29,97 Juta Ton, Naik 14,09 Persen
- Mentan: 212 Produsen Beras Bermasalah Telah Dilaporkan ke Kapolri dan Jaksa Agung
- AHY Ungkap 3 Langkah Konret Tantangan Urbanisasi di BRICS
Sisa Stok Garam Jadi Rebutan

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kelangkaan garam konsumsi membuat sisa stok garam yang ada menjadi rebutan. Sekretaris PT Garam Hartono mengatakan, karena menjadi rebutan harga garam melambung tinggi ke kisaran Rp 1,3-1,5 juta per ton.
Padahal, dalam kondisi normal harga garam konsumsi hanya Rp 500-600 ribu per ton. "Stok garam sudah bisa dibilang habis. Tinggal sisa sedikit dari stok tahun 2015-2016, itu pun dengan harga yang berbeda tiap jamnya dan jadi rebutan," ujar Hartono, saat dihubungi Republika, Selasa (7/3).
Namun begitu, ia tak bisa memprediksi sampai kapan stok tersebut dapat mencukupi kebutuhan nasional. Sebab, ketersediaan stok di tiap daerah berbeda. Kalaupun ada pabrik garam yang berhasil mendapat bahan baku, sambung Hartono, tujuan utamanya hanya untuk membuat mesin tetap beroperasi agar tidak rusak.
PT Garam sendiri telah mendapat rekomendasi untuk mengimpor garam sebanyak 75 ribu ton. Hartono memaparkan, sebanyak 20 ribu ton garam akan didatangkan dari India dan 55 ribu ton lainnya dari Australia.
Sebelumnya, Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan mengatakan, pihaknya telah menerima surat rekomendasi impor garam dari Kementerian Kelautan dan Perikanan. Namun begitu, Oke mengaku belum mengeluarkan izin impor untuk PT. Garam. "Belum keluar, kita baru terima usulannya. Tapi akan segera keluar," ujarnya.
Pada prinsipnya, Oke mengatakan, izin untuk impor akan dikeluarkan berdasarkan rekomendasi dari kementerian terkait.
sumber : republika.co.id
