- Belantara Foundation Bersama Mitra dari Jepang Kembali Tanam Pohon di Riau
- Manfaatkan PLTS, Desa Energi Berdikari di Karawang Tingkatkan Ekonomi Petani
- Menkeu Terbitkan Aturan Penempatan Rp200 Triliun Uang Negara di Bank Umum Mitra
- Seruan Serikat Petani Indonesia Pasca Protes dan Kerusuhan Agustus
- Mendorong Koeksistensi Manusia dan Orangutan Tapanuli
- UNAS dan Kedubes Malaysia Inisiasi Penanaman Mangrove di Desa Sukawali, Tangerang
- Pegunungan Dolok Paung Tidak Lagi Memberi Air Kehidupan Bagi Masyarakat Adat Huta Parpatihan
- Kembalinya Operasi PT Gag Nikel Kabar Buruk Bagi Upaya #SaveRajaAmpat
- Gatal Kepala dan Sebal
- Oki Setiana Dewi Dosen Tetap Universitas Muhammadiyah Jakarta
Wamentan Tegaskan HPP Gabah Rp6.500 per Kilogram, Jangan Sampai Dibeli Murah
1.jpg)
OGAN ILIR - Wakil Menteri Pertanian
(Wamentan), Sudaryono, menyoroti harga gabah yang saat ini hanya mencapai
Rp5.000 per kilogram. Menurutnya hal ini dianggap sangat merugikan para petani
Indonesia.
Wamentan Sudaryono atau yang akrab disapa Mas Dar, harga gabah yang rendah ini
bertentangan dengan kebijakan pemerintah yang telah menetapkan harga pokok
pembelian (HPP) sebesar Rp6.500 per kilogram.
“Saya ingin menekankan, memberi tahu pada masyarakat jangan sampai gabah dibeli
murah. Ini penting ya. Peran Bulog diperkuat, Instruksi Presiden jelas, HPP
Rp6.500 per kilogram. Tapi kalau kurang-kurangnya ya jangan Rp5.000, saya kira
itu menyengsarakan petani kita,” ujar Wamentan Sudaryono usai meninjau panen
raya di Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Senin (13/1/2025).
Wamentan Sudaryono mengingatkan bahwa pemerintah melalui Bulog akan mulai
menjalankan kebijakan penyerapan gabah dengan harga yang sesuai HPP pada 15
Januari 2025.
Wamentan Sudaryono juga meminta seluruh daerah di Indonesia untuk mematuhi
Instruksi Presiden (Inpres) dalam menjaga stabilitas harga gabah. “Semua daerah
seluruh Indonesia serentak harus mematuhi Instruksi Presiden. Jangan ada lagi
harga gabah Rp5.000 apalagi dibawah Rp5.000,” tegasnya.
Selain itu, Sudaryono menjelaskan bahwa pemerintah, di bawah kepemimpinan
Presiden Prabowo Subianto, telah memberikan perhatian besar terhadap sektor
pertanian.
Sebagai bagian dari upaya meningkatkan ketahanan pangan, pemerintah melalui
Kementerian Pertanian terus mendorong produksi pertanian dengan meningkatkan
alokasi pupuk subsidi sebanyak 100%, dari 4,5 juta ton menjadi 9,5 juta ton.
Pemerintah, lanjut Wementan Sudaryono, juga menyediakan benih, alat mesin
pertanian (alsintan), serta membangun infrastruktur irigasi dan pompaniasi
untuk mendukung petani.
“Saya mau nanya sama petani, urusan pupuk beres atau enggak? Beres, ya. Tepuk
tangan untuk Bapak Presiden dan Pak Menteri Pertanian. Jadi Bapak-Ibu semuanya,
Presiden kita belum genap tiga bulan jadi Presiden, sudah pokoknya semua
diberesi, bibitnya diberesi, irigasinya kita beresi, pompa juga sudah tersedia.
Yang penting petaninya semangat,” jelasnya.
Dengan berbagai langkah tersebut, pemerintah berharap dapat mencapai target
swasembada pangan dalam waktu dekat, memastikan ketersediaan bahan pangan yang
cukup dan terjangkau bagi seluruh masyarakat Indonesia.
