- AHY: Spirit Kurban Pedoman Dalam Pengabdian Bernegara
- BRIN-UNISBA Riset Karakterisasi Sumber Daya Geologi dan Pemanfaatan Mineral Ikutan
- Mentan Ungkap Kejanggalan Data Beras di Cipinang, Diduga Permainan Mafia Pangan
- AHY Dorong UMKM di Indonesia Maju, Berkembang dan Mendunia
- Kisah Gayatri, Istri Raja Pertama Majapahit, Nenek Hayam Wuruk
- Ini Sejumlah Lokasi Berburu Matahari Terbit sambil Wisata Kuliner
- KKP Tangkap 2 Kapal Ikan Asal Malaysia di Selat Malaka
- Dari Pesisir Nusa Lembongan, PLN Bangun Kemandirian Ekonomi Melalui Rumput Laut
- Beras!
- BRIN Manfaatkan Drone LiDAR Pantau Keberhasilan Konservasi Hutan Mangrove
Sudah Belasan Kali Operasi Tumor Pipi, Rakha Sangat Butuh Bantuan Biaya

RAKHA sejak lahir di hari pertama sudah memiliki dua penyakit yang bersarang di sekitar wajah, yaitu Benign Neoplasm of Lower Jaw Bone dan Malformasi Limfatik. Sejak 2020 hingga sekarang 2025 masih dalam pengobatan intensif dengan cara operasi bedah pipi dan injeksi, dan bertahap dalam pengobatannya.
"Menjalani operasi 3x dalam 1 tahun. Jika tidak ditangani tumor Rakha akan terus tumbuh perlahan-lahan," kata Bobby Firmansyah, ayah Rakha.
Bobby dulunya bekerja sebagai desain grafis di sebuah perusahaan media besar nasional. Setelah di PHK dua tahun lalu, kini ia bekerja sebagai ojek online yang tentunya jauh panggang dari api untuk bisa membiayai pengobatan anaknya.
Bobby menuturkan, Rakha memiliki benjolan pada pipi kiri di hari pertama lahir dengan kondisi caesar. Saat bulan ke-4 dirujuk ke RSCM. Di RSCM diobservasi ternyata mengidap penyakit langka. Pada bulan akan menjalani operasi ke-13 dengan operasi bedah pipi dan injeksi, kondisi tumor Rakha kembali membesar karena telatnya penanganan medis lantaran orang tuanya terbentur biaya.
Diketahui, Keloid ikut tumbuh di sekitar pipi dan pipi menjadi mengeras kembali. Kondisi makin memburuk karena yang seharusnya menjalani 3x operasi dalam 1 tahun, terpaksa harus menjadi 1x setahun.
Bekerja sebagai ojek online, penghasilan ayah Rakha tentu tidaklah mencukupi untuk biaya pengobatan, bahkan untuk membiayai keperluan sehari-hari saja masih jauh dari cukup.
Baca Lainnya :
- Hizbul Wathan UMJ Aksi Pungut Sampah dan Praktik Pembuatan Eco Enzyme0
- BRIN dan Mitra Kembangkan Budi Daya Teripang Gamat untuk Bahan Baku Obat dan Kosmetik0
- Budiman Sudjatmiko: Selama Reformasi Agraria Tidak Selesai, Kemiskinan Sulit untuk Lepas0
- Mapala Stacia UMJ Kembali Gelar Latihan Managemen Organisasi Pecinta Alam0
- Mahasiswa STIE Dharma Bumiputera Studi Banding Penanganan Kebencanaan ke Basarnas0
Namun, sang ayah yang meski hanya bekerja sebagai ojek online dengan pendapatan tidak menentu, terus berjuang untuk kesembuhan anak tercinta. Ia terus mencari bahkan meminta-minta bantuan ke mana-mana, sampai ada yang tega mengatainya seperti pengemis. Sementara ibu Rakha, hanya ibu rumah tangga yang harus terus merawat Rakha.
Rakha seharusnya sudah bersekolah tetapi minder karena benjolan pipinya menjadi tontonan anak-anak sekitar rumahnya. Sejak sakit Rakha tidak berani keluar rumah karena minder bergaul dengan anak sebayanya.
Biaya pengobatan yang dibutuhkan Rakha sekitar Rp100 juta. Itu untuk kebutuhan transportasi, 1x operasi sebelumnya wajib menjalani rawat jalan PP 7x kedatangan ke RSCM, membeli nutrisi dan obat di apotik, menjalani hematology untuk cek jantung, hati, dan darah serta keperluan pengobatan lainnya.
Rakha sangat membutuhkan bantuan semua orang untuk menjalani operasi 3x dalam setahun, berupa bedah pipi, injeksi, hematology. Keluarga sudah berjuang mengumpulkan biaya tetapi tentu tidak mencukupi. Apalagi masih ada biaya tidak terduga seperti harus perpanjang rujukan per 3 bulan di luar daerah, karena keluarga Rakha tinggal di Bekasi.
Rakha bercita-cita menjadi anak yang sukses yang bisa membantu orang tuanya kelak, bisa sekolah tinggi. Berharap diberikan kesembuhan total dari penyakitnya yang terus tumbuh. Rakha sangat butuh uluran tangan dari para dermawan, dan untuk bantuan bisa menghubungi langsung orang tua Rakha di nomor 0822-9905-8204, an. BOBBY FIRMANSYAH.
