- MIND ID Perkuat Komitmen Transisi Energi Lewat Hilirisasi Bauksit
- Aktivis Ragu Soal Komitmen Pengakuan Hutan Adat 1,4 Juta Ha
- IDXCarbon Jajakan Unit Karbon 90 Juta Ton Co2e Hingga Ke Brazil
- OJK Dinilai Memble, Kini Hasil Penyelidikan Investasi Telkom Pada GOTO Ditunggu
- Suara yang Dikenal dan yang Tidak Dikenal
- Sampah Akan Jadi Rebutan Sebagai Sumber Bahan Bakar
- Tenun Persahabatan: Merajut Warisan India dan Indonesia dalam Heritage Threads
- Manfaat Membaca yang Penting Kamu Ketahui
- Kisah Hanako, Koi di Jepang yang Berumur Lebih dari 2 Abad
- Hadiri Pesta Rakyat 2 di Manado, AHY Tegaskan Pentingnya Pemerataan Pembangunan Kewilayahan
Pelaku Pasar Taksir BI Bakal Pangkas BI Rate Lagi

Keterangan Gambar : Ilustrasi Pelaku Pasar- IPOT
JAKARTA–Indo Premier Sekuritas memperkirakan Bank Indonesia akan
memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 4,5 persen, menandai
penurunan kelima kalinya.
Analis Indo Premier Sekuritas, Indri Liftiany Travelin Yunus menyatakan bahwa pemangkasan suku bunga akan menjadi salah satu
sentimen utama yang mempengaruhi pasar modal Indonesia pekan ini.
elain itu,
Indri menyarankan pelaku pasar mencermati rencana Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa menurunkan PPN ke 8 persen. Purbaya tengah
mempertimbangkan penurunan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk memperkuat daya
beli masyarakat dan menggerakkan sektor riil.
Baca Lainnya :
- Perusahaan Hashim dan Sinarmas Tekuk Telkom Dalam Lelang Pita Radio 1,4 G Hz 0
- Glenny Kairupan, Politisi Gerindra Resmi Pimpin GIAA 0
- Emiten Properti Aguan dan Grup Salim Tunggu Restu OJK Kuasai 90 Persen CBDK0
- OJK Akan Tata Ulang Perijinan Perusahaan Gadai 0
- Wujudkan Ekonomi Kerakyatan, MIND ID Dorong 10.000 UMK Naik Kelas 0
Adapun sentiment global, dia merinci sejumlah sentimen yang memengaruhi IHSG
pada pekan lalu. Pertama, Ketegangan
antara Amerika Serikat dan China yang kembali memanas. Berawal dari China yang berencana
akan membatasi ekspor tanah jarang yang berujung memicu respon dari Presiden
Amerika Serikat Donald Trump. Amerika Serikat sangat membutuhkan tanah jarang
tersebut sebagai bahan baku pembuatan elektronik dan bahan baku pertahanan
nasional. Donald Trump mengancam akan menetapka
Dia juga menilai rilis
data ekonomi penting Amerika Serikat, yaitu initial jobless claims dan proyeksi
kenaikan tipis inflasi tahunan AS bulan September menjadi 3 persen (dari 2,9 persen
sebelumnya) menjadi sentimen pendorong IHSG pekan ini, 20-24 Oktober 2025.
Sentimen
lainnya, Indri menunjuk harga
emas dunia mencatatkan All Time High
baru. Harga emas tembus level USD4.381/tr. oz yang didukung oleh meningkatnya tensi perang dagang antara
Amerika Serikat dan China, proyeksi pemangkasan suku bunga acuan, dan kondisi
ekonomi Amerika Serikat yang terganggu akibat government shutdown yang terjadi.
“Kemungkinan besar, konsentrasi pasar akan cenderung melakukan
diversifikasi pengalokasian dana dengan proporsi sebagai berikut: Alokasi untuk
sektor sensitif dengan suku bunga (perbankan, properti, infrastruktur),
mengambil momentum pada emiten-emiten komoditas terutama emas dan memanfaatkan
momentum pada saham-saham konglomerasi," papar Indri dalam keterangan resmi, Senin(20/10/2025).
Ia pun menilai IHSG akan bergerak bervariatif cenderung menguat dalam
rentang batas bawah support
7.730 hingga batas atas (resistance) 8.100.
Adapun instrument investasi yang layak dicermati dalam kondisi demikian
rupa, Indri memilih BBCA, BBTN, INDY dan dengan ulasan sebagai berikut :
BBCA, beli di area 7.500
dengan target harga Rp7.800. Jual jika melemah di bawah level 7.350.
Saat ini BBCA dalam keadaan risiko rendah dan berpotensi balik arah. Asing juga membeli
kembali saham BBCA pada akhir pekan lalu.
BBTN beli di area 1.160
dengan target harga 1.230. Jual bila rontok di bawah level 1.130. Potensi balik arah dari
optimisme pemangkasan suku bunga. Level 1160 menjadi level terbaik untuk
mengoleksi BBTN
INDY beli di area 2.460-2.500 dengan target harga 2.700.
Jual bila melemah di bawah level 2.370. Emiten ini layak beli Karena ada optimisme prospek ekspansi energi hijau dan volume transaksi yang meningkat dan stochastic oscillator belum jenuh beli.
FR0100, dengan proyeksi pemangkasan suku bunga, harga obligasi
berkesempatan mengalami kenaikan harga dan IPOT menilai kondisi saat ini harga
obligasi sudah priced in.
.jpg)

.jpg)

.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)
.jpg)

.jpg)

