- Seruan Serikat Petani Indonesia Pasca Protes dan Kerusuhan Agustus
- Mendorong Koeksistensi Manusia dan Orangutan Tapanuli
- UNAS dan Kedubes Malaysia Inisiasi Penanaman Mangrove di Desa Sukawali, Tangerang
- Pegunungan Dolok Paung Tidak Lagi Memberi Air Kehidupan Bagi Masyarakat Adat Huta Parpatihan
- Kembalinya Operasi PT Gag Nikel Kabar Buruk Bagi Upaya #SaveRajaAmpat
- Gatal Kepala dan Sebal
- Oki Setiana Dewi Dosen Tetap Universitas Muhammadiyah Jakarta
- HUT ke 24 PD, SBY Melukis Only The Strong Langsung di Hadapan Ratusan Kader Demokrat
- Greenpeace Asia Tenggara Bawa Cerita #SaveRajaAmpat ke Forum PBB, Desak Tata Kelola Nikel
- Spirit dan Kesyahduan Peringatan Maulid Nabi Musola Nurul Hikmah dan Yayasan Ihsan Nur
Mentan: Jika Penyerapan Gabah Bermasalah, Swasembada Pangan Terancam
3.jpg)
BANTUL - Menteri Pertanian (Mentan),
Andi Amran Sulaiman menekankan bahwa target swasembada bisa bermasalah apabila
Bulog tidak mampu melakukan penyerapan gabah petani secara maksimal, yaitu
dengan ketentuan harga HP sebesar Rp6.500 perkilogram.
“Yang paling penting hari ini adalah serap gabah sebagai
kunci untuk swasembada. Kenapa? Karena serap gabah bermasalah, target
swasembada juga akan terancam,” ujar Mentan Amran saat mendampingi kunjungan
kerja panen raya Ketua Komisi IV DPR RI, Titiek Soeharto di Kabupaten Bantul,
Rabu, 15 Januari 2025.
Mentan Amran mengatakan, pembelian gabah sebesar Rp5.500
seperti yang terjadi saat ini di Kabupaten Bantul bisa menyebabkan kerugian
besar hingga Rp25 triliun karena terdapat selisih sebesar Rp1.000 perkilogram.
Baca Lainnya :
- Wamentan Tegaskan HPP Gabah Rp6.500 per Kilogram, Jangan Sampai Dibeli Murah0
- Mentan-Mentrans Teken Kesepakatan Bersama Pengembangan Kawasan Transmigrasi untuk Swasembada Pangan0
- KKP Sukses Kembangkan Model Hilirisasi Rajungan1
- Bantuan Pangan Beras 2025 Disalurkan 6 Bulan0
- Pemberlakuan HPP Gabah 15 Januari 2025 untuk Jaga Keseimbangan Hulu Hilir0
“Selisih Rp1.000 itu besar karena rencana target panen kita
25 juta ton. Artinya apa? Petani bisa kehilangan pendapatan hingga Rp25
triliun. Tadi kita dengar langsung dari petani harganya Rp5.500. Artinya apa?
Kalau selama 4 bulan ini panen puncak harganya di bawah HPP, ini bisa berdampak
pada kerugian,” katanya.
Selain itu, kata Mentan Amran, anggaran sektor pangan yang
diberikan negara untuk membantu petani bisa habis dengan sia-sia. Karena itu,
jalan satu-satunya yang harus dilakukan saat ini adalah melakukan penyerapan
secara maksimal.
“Anggaran APBN yang sebesar kurang lebih 145 triliun itu
akan sia-sia apabila serapannya Rp5.500. Karenanya peran Bulog sangat
strategis, Bulog harus kerja keras untuk menyerap gabah petani karena ini
adalah perintah Bapak Presiden yang tidak bisa ditawar. Wajib diserap selama
gabah ada dan tidak boleh dibawah Rp6.500,” katanya.
Mentan Amran menambahkan bahwa sejauh ini pemerintah telah
memberi berbagai bantuan dan fasilitas sarana prasarana produksi yang cukup
masif. Di antaranya adalah kenaikan volume pupuk yang mencapai 9,5 juta ton dan
juga bantuan benih serta normalisasi irigasi yang dikerjakan Kementerian
Pekerjaan Umum (PU).
“Alhamdulillah sekarang ini irigasi selesai, traktor, benih,
pengolahan tanah, pupuk juga sudah diberesin. Jadi tinggal serap gabah yang
perlu dilakukan,” pungkasnya.(*)
