Membumikan Kedaulatan Petani, SPI Sumsel Rancang Strategi Perlawanan Baru di Muswil III

By PorosBumi 18 Jul 2025, 07:09:30 WIB DesaModern
Membumikan Kedaulatan Petani, SPI Sumsel Rancang Strategi Perlawanan Baru di Muswil III

PAMPANGAN - Di tengah dinamika agraria yang kian kompleks dan menajamnya krisis pangan nasional, Serikat Petani Indonesia (SPI) Sumatera Selatan kembali menegaskan eksistensinya sebagai kekuatan alternatif rakyat tani. Melalui Musyawarah Wilayah (Muswil) III yang digelar di Desa Bangsal, Kecamatan Pampangan, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Minggu, 13 Juli 2025, SPI Sumsel memantapkan agenda regenerasi, konsolidasi, dan penataan ulang arah perjuangan.

Muswil kali ini mengangkat tema “Konsolidasi Gerakan Petani, Meneguhkan Barisan, dan Menguatkan Perjuangan Petani Sumsel”, sebagai respons atas tantangan nyata yang dihadapi petani, mulai dari konflik agraria struktural yang belum terselesaikan hingga penetrasi korporasi besar yang mengancam kedaulatan pangan lokal.

Dalam sambutan yang disampaikan secara daring, Ketua Umum SPI, Henry Saragih, menyampaikan semangat perjuangan kepada seluruh peserta Muswil, seraya mengingatkan kembali sejarah panjang organisasi dalam memperjuangkan tanah-tanah rakyat. “SPI telah berhasil mengembalikan ribuan hektare lahan kepada petani melalui proses panjang dan berdarah. Kini saatnya kita menyusun rencana baru yang lebih kokoh dan terukur,” tukasnya.

Baca Lainnya :

Henry turut memberikan instruksi kepada Badan Pelaksana Wilayah (BPW) Sumsel untuk menyusun rencana kerja yang selaras dengan evaluasi capaian sebelumnya. Di akhir sambutannya, Henry secara resmi membuka Muswil sekaligus menyerukan ajakan besar kepada seluruh kader untuk hadir dalam Kongres V SPI di Jambi.

Tonggak Kepemimpinan Baru

Muswil ini juga menjadi arena penentu tonggak kepemimpinan SPI Sumsel ke depan. Dalam pemilihan yang dilakukan secara voting terbuka oleh para peserta pleno, nama M. Arif kembali mengemuka sebagai Ketua BPW terpilih dengan raihan suara terbanyak, yakni empat suara, mengungguli dua calon lainnya: Gunadi (1 suara) dan Muhkamat Arif (2 suara).

Usai dilantik dan membacakan ikrar sumpah janji, M. Arif menegaskan komitmennya untuk menjadikan DPW sebagai instrumen pengorganisasian yang responsif terhadap kebutuhan nyata anggota di basis. “Saya tidak bisa bekerja sendiri. Dukungan seluruh elemen SPI, dari tingkat basis hingga nasional, sangat saya butuhkan untuk mewujudkan program strategis ini secara nyata,” ujarnya.

Dalam sambutannya sebagai PLT sebelumnya, Arif juga menitikberatkan pentingnya evaluasi kinerja dan penguatan konsolidasi organisasi. Baginya, kekuatan SPI bukan semata pada jumlah, tetapi pada kualitas konsistensi perjuangan dan keberpihakan nyata terhadap petani miskin.

Program Kerja Strategis: dari Basis ke Pusat

Pleno demi pleno yang dilaksanakan selama Muswil menghasilkan sejumlah keputusan penting. Pleno III merumuskan Program Kerja Strategis Dewan Pengurus Wilayah SPI Sumsel, yang terdiri dari tujuh biro utama:

  1. Biro Organisasi: Fokus pada pembentukan cabang baru dan penguatan infrastruktur sekretariat wilayah.
  2. Biro Pendidikan: Mengintensifkan pendidikan kader dan pendidikan keorganisasian.
  3. Biro Koperasi: Mendorong pembentukan koperasi dari wilayah hingga tingkat basis.
  4. Biro Perempuan Tani: Mengarusutamakan pendidikan dan peran petani perempuan dalam perjuangan agraria.
  5. Biro Polhukam: Memastikan keamanan anggota serta melakukan advokasi atas konflik agraria yang masih membara di berbagai kabupaten.
  6. Biro Kajian Strategis: Mengkaji secara tajam kebijakan pemerintah yang berdampak pada kehidupan petani.
  7. Biro Infokom: Menjadi juru bicara perjuangan melalui dokumentasi, kampanye media sosial, dan publikasi isu-isu petani.

Muswil ini turut dihadiri oleh perwakilan Majelis Nasional Petani (MNP) SPI, Julian Junaidi alias JJ Polong, yang berharap agar hasil Muswil tak hanya melahirkan pemimpin baru, tapi juga visi dan kerja-kerja nyata yang berpijak pada kebutuhan riil anggota. “Pemimpin sejati bukan sekadar simbol. Ia harus lahir dari dan untuk kebutuhan perjuangan rakyat tani hari ini dan masa depan,” tegasnya.

Simbol Perlawanan dan Kedaulatan

Hadir pula dalam forum ini perwakilan Dewan Pimpinan Pusat secara daring, Majelis Pengurus Wilayah SPI Sumsel, ketua-ketua BPC dari Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir, dan Banyuasin, para pengurus MPC dari tiga kecamatan, serta Kepala Desa Bangsal sebagai tuan rumah. Kehadiran mereka menandakan bahwa Muswil bukan hanya agenda organisasi, tetapi juga ruang konsolidasi perjuangan petani lintas wilayah dan lintas generasi.

Di tengah ancaman penggusuran, perampasan tanah, dan arus kapitalisasi sektor pertanian, SPI Sumsel melalui Muswil III ini kembali mempertegas dirinya sebagai rumah perlawanan dan harapan bagi rakyat tani. Di Bangsal, suara-suara petani bukan hanya bergema di forum pleno, tapi juga menyatu dalam ikrar: bahwa tanah adalah kehidupan, dan perjuangan untuk mempertahankannya adalah tugas sejarah yang tak boleh berhenti.

 




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment