Fakta Unik Kondusifitas Demo Mahasiswa dan Driver Online di Kota Palembang

By PorosBumi 02 Sep 2025, 00:20:07 WIB Tilikan
Fakta Unik Kondusifitas Demo Mahasiswa dan Driver Online di Kota Palembang

Hendri Irawan

Pemimpin Redaksi porosbumi.com

 

Baca Lainnya :

BEBERAPA hari belakangan sejumlah daerah terutama kota-kota besar di Indonesia terjadi demonstrasi besar-besaran yang berujung kerusuhan, pembakaran sejumlah gedung DPRD, markas polisi, robohnya pagar DPR di Senayan, dan sejumlah fasilitas umum lainnya. Aksi massa ini dipicu meninggalnya Affan Kurniawan, seorang driver ojek online (ojol) akibat dilindas kendaraan taktis (rantis) Barracuda, di tengah kecamuk demonstrasi di Jakarta.

Namun di tengah kekisruhan yang terjadi di Tanah Air, fenomena tak biasa terjadi di Kota Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel). Gejolak aksi mahasiswa dan driver ojol di kota yang dibelah Sungai Musi ini berlangsung aman dan damai, bahkan bisa dikatakan sangat kondusif. Diketahui, pada Minggu (31/9/2025), ribuan mahasiswa tumpah ruah di jalan-jalan protokol Kota Palembang, berkumpul di titik aksi Gedung DPRD Sumsel.


(Foto kiri) Ketua DPRD Sumsel Andi Dinaldie (kemeja kotak-kotak) saat disumpah mahasiswa di bawah Alquran; (foto kanan) dan Ketua DPD ADO Sumsel Muhammad Asrul Indrawan (jaket putih biru) saat memimpin demo di Mapolda Sumsel. 

Satu hari sebelumnya, Sabtu (30/9/2025), aksi ribuan driver ojol bahkan sempat mengepung Markas Polda Sumsel. Yang menjadi luar biasa, dua aksi yang melibatkan ribuan massa ini berjalan tertib dan damai. Malah di aksinya masing-masing, massa mahasiswa dan driver ojol bersama para pihak terkait terlihat kompak dan mesra, bergandengan tangan menjaga kondusifitas aksi demonstrasi.  

Memang, sempat terjadi kerusuhan masif mengguncang Kota Palembang pada Minggu dini hari, 31 Agustus 2025. Namun insiden ini bukan dari kelompok mahasiswa dan driver ojol, tapi akibat ulah ratusan pemuda yang mengendarai sepeda motor yang sengaja merusak fasilitas publik. Peristiwa ini menyebabkan kerusakan parah pada Gedung Kantor DPRD Sumsel, yang berlokasi di Jalan Pom IX, Kecamatan Ilir Barat I.

Kobaran api terlihat jelas di halaman Kantor DPRD Sumsel setelah pagar dirusak dan beberapa bagian bangunan ikut terbakar. Massa yang anarkistis juga melanjutkan aksinya ke Kantor Ditlantas Polda Sumsel yang berdekatan, memperluas area dampak kerusuhan. Tidak hanya bangunan, sejumlah kendaraan dinas kepolisian, baik motor maupun mobil juga dibakar. Peristiwa ini.

Tidak berhenti di situ, beberapa pos polisi di berbagai titik strategis di Palembang juga menjadi sasaran pembakaran. Pos polisi di Simpang Lima DPRD Sumsel, pos polisi Simpang Patal, dan pos polisi Simpang Polda Sumsel dilaporkan ikut dibakar. Perusakan fasilitas keamanan ini semakin memperparah situasi dan menunjukkan luasnya jangkauan aksi anarkistis dalam kerusuhan Palembang.

Kembali ke fenomena kondusifnya aksi mahasiswa dan driver ojol di Kota Palembang, tentu hal ini menarik untuk ditelisik dan diperbincangkan. Namun tidak usah pula menelisik terlalu jauh dan mendalam, apalagi melebar. Karena sudah sangat mahfum, bahwa kondusifnya sebuah aksi demonstrasi tak lepas dari berjalannya koordinasi dan komunikasi para pihak berkepentingan (stake holders).


Demonstrasi menjadi kondusif ketika isu atau tuntutan yang dibawa para pendemo bisa dijawab oleh para pihak yang dituju, dan terbukanya keran komunikasi antara pendemo dan pihak yang didemo. Lalu, hak untuk menyampaikan pendapat di muka umum yang merupakan sesuatu yang fundamental dalam sistem demokrasi, serta adanya jaminan hukum dan perlindungan terhadap hak tersebut membuat jalannya demonstrasi akan menjadi lebih kondusif. 

Kemudian, rasa solidaritas dan keinginan kuat untuk mencapai perubahan yang menjadi faktor kunci serta kesadaran pendemo akan hak-hak mereka dan bersedia untuk berjuang atas haknya dengan penuh rasa tanggungjawab, juga akan membuat aksi demonstrasi menjadi lebih fokus, terarah dan berlangsung tertib.

Namun, dari sederet faktor yang menyebabkan kondusifnya sebuah aksi demonstrasi, khusus fenomena kondusifnya aksi demonstrasi mahasiswa di Palembang, ada hal menarik yang patut diapresiasi. Yakni hadirnya Ketua DPRD Sumsel, Andi Dinaldie di tengah-tengah kerumunan massa mahasiswa. Bahkan, Andi Dinaldie sampai naik ke mobil komando aksi dan turut menyampaikan orasi singkatnya.

Tak hanya itu, eksponen 98 bertubuh jangkung ini tak segan untuk disumpah di bawah Alquran oleh para mahasiswa, dan menyatakan dengan tegas bahwa dirinya berjanji akan meneruskan tuntutan para mahasiswa ke pemerintah pusat. “Dengan mengucap bismilahirrohmanirrohim, kami DPRD Provinsi Sumatera Selatan akan menyampaikan semua aspirasi dan mendukung seluruh tuntutan masyarakat, dan akan membawa perwakilan ke Jakarta,” tegas Andi Dinaldie lantang melalui pengeras suara milik pendemo.

Sikap Andi yang tak segan berbaur dengan para pendemo, dan setia serta sabar mendengarkan suara mahasiswa, tentu hal yang patut diacungi jempol. Hal ini pula yang mungkin menyebabkan para mahasiswa merasa diperhatikan, diayomi dan dilayani dengan baik. Mereka menemukan sosok pemimpin yang peduli dengan tuntutan mereka, sesuatu yang sangat jarang ditemukan di situasi sekarang ini. Di mana kebanyakan pemimpin bersembunyi atau bahkan kabur ke luar negeri ketika digeruduk massa demonstran.

Setali tiga uang, sosok Andi Dinaldie yang berani hadir di tengah kerumunan massa mahasiswa, hal yang sama juga dilakukan Muhammad Asrul Indrawan, Ketua DPD Asosiasi Driver Online (ADO) Sumsel. Pria bertubuh kerempeng dengan potongan rambut sedikit gaya mohawk ini, bahkan dengan gagah berdiri di barisan depan, memimpin langsung ribuan driver ojol berdemo di depan Mapolda Sumsel, pada Sabtu.

Sepanjang demonstrasi berlangsung, Asrul tak jemu mengimbau para driver ojol untuk bersama-sama menjaga kondusifitas jalannya demonstrasi yang dilakukan sebagai  wujud solidaritas dan duka cita mendalam atas meninggalnya rekan mereka Affan Kurniawan. Malah sebelum aksi berlangsung dan sampai selesai aksi, Asrul selalu mengingatkan untuk senantiasa menjaga kondusifitas di Kota Palembang.

Dua sosok laki-laki hebat, Andi Dinaldie dan Asrul Indrawan, yang mampu menunjukkan teladan yang baik sebagai seorang pemimpin dan berani mengambil risiko serta kendali atas orang-orang yang dipimpinnya, tentu sebuah kebanggaan. Pun kondusifitas aksi mahasiswa dan ojol yang tercipta di Kota Palembang, sebuah fakta unik yang sekaligus mematahkan persepsi negatif selama ini. Bahwa wong Palembang tidak bisa diajak kompromi, banyak preman dan penjahat serta tudingan-tudingan buruk lainnya, itu semua terbantah dengan sendirinya. Hidup Wong Kito…! 




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment