- Seruan Serikat Petani Indonesia Pasca Protes dan Kerusuhan Agustus
- Mendorong Koeksistensi Manusia dan Orangutan Tapanuli
- UNAS dan Kedubes Malaysia Inisiasi Penanaman Mangrove di Desa Sukawali, Tangerang
- Pegunungan Dolok Paung Tidak Lagi Memberi Air Kehidupan Bagi Masyarakat Adat Huta Parpatihan
- Kembalinya Operasi PT Gag Nikel Kabar Buruk Bagi Upaya #SaveRajaAmpat
- Gatal Kepala dan Sebal
- Oki Setiana Dewi Dosen Tetap Universitas Muhammadiyah Jakarta
- HUT ke 24 PD, SBY Melukis Only The Strong Langsung di Hadapan Ratusan Kader Demokrat
- Greenpeace Asia Tenggara Bawa Cerita #SaveRajaAmpat ke Forum PBB, Desak Tata Kelola Nikel
- Spirit dan Kesyahduan Peringatan Maulid Nabi Musola Nurul Hikmah dan Yayasan Ihsan Nur
Fakta Unik Kondusifitas Demo Mahasiswa dan Driver Online di Kota Palembang

Hendri Irawan
Pemimpin Redaksi porosbumi.com
Baca Lainnya :
- Perempuan Adat Kasimle, Dahulu Tidak Berdaya Kini Pengolah Sumber Daya0
- Kritik DPR Memuncak: Saatnya Rekrutmen Politik yang Bersih dan Transparan0
- Tari Topeng Indramayu Tampil Memukau di Osaka Expo 2025 0
- Presiden Prabowo Sampaikan Belasungkawa, Perintahkan Usut Tuntas Insiden Demonstrasi0
- Hentikan Kekerasan Oleh Oknum Aparat, Bebaskan Semua Demonstran0
BEBERAPA hari belakangan sejumlah daerah terutama kota-kota
besar di Indonesia terjadi demonstrasi besar-besaran yang berujung kerusuhan,
pembakaran sejumlah gedung DPRD, markas polisi, robohnya pagar DPR di Senayan, dan
sejumlah fasilitas umum lainnya. Aksi massa ini dipicu meninggalnya Affan
Kurniawan, seorang driver ojek online (ojol) akibat dilindas kendaraan taktis (rantis)
Barracuda, di tengah kecamuk demonstrasi di Jakarta.
Namun di tengah kekisruhan yang terjadi di Tanah Air, fenomena tak biasa terjadi di Kota Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel). Gejolak aksi mahasiswa dan driver ojol di kota yang dibelah Sungai Musi ini berlangsung aman dan damai, bahkan bisa dikatakan sangat kondusif. Diketahui, pada Minggu (31/9/2025), ribuan mahasiswa tumpah ruah di jalan-jalan protokol Kota Palembang, berkumpul di titik aksi Gedung DPRD Sumsel.
(Foto kiri) Ketua DPRD Sumsel Andi Dinaldie (kemeja kotak-kotak) saat disumpah mahasiswa di bawah Alquran; (foto kanan) dan Ketua DPD ADO Sumsel Muhammad Asrul Indrawan (jaket putih biru) saat memimpin demo di Mapolda Sumsel.
Satu hari sebelumnya, Sabtu (30/9/2025), aksi ribuan driver ojol bahkan sempat mengepung Markas Polda Sumsel. Yang menjadi luar biasa, dua aksi yang melibatkan ribuan massa ini berjalan tertib dan damai. Malah di aksinya masing-masing, massa mahasiswa dan driver ojol bersama para pihak terkait terlihat kompak dan mesra, bergandengan tangan menjaga kondusifitas aksi demonstrasi.
Memang, sempat terjadi kerusuhan
masif mengguncang Kota Palembang pada Minggu dini hari, 31 Agustus 2025. Namun
insiden ini bukan dari kelompok mahasiswa dan driver ojol, tapi akibat ulah ratusan
pemuda yang mengendarai sepeda motor yang sengaja merusak fasilitas publik. Peristiwa
ini menyebabkan kerusakan parah pada Gedung Kantor DPRD Sumsel, yang berlokasi
di Jalan Pom IX, Kecamatan Ilir Barat I.
Kobaran api terlihat
jelas di halaman Kantor DPRD Sumsel setelah pagar dirusak dan beberapa bagian
bangunan ikut terbakar. Massa yang anarkistis juga melanjutkan aksinya ke
Kantor Ditlantas Polda Sumsel yang berdekatan, memperluas area dampak
kerusuhan. Tidak hanya bangunan, sejumlah kendaraan dinas kepolisian, baik
motor maupun mobil juga dibakar. Peristiwa ini.
Tidak berhenti di situ,
beberapa pos polisi di berbagai titik strategis di Palembang juga menjadi
sasaran pembakaran. Pos polisi di Simpang Lima DPRD Sumsel, pos polisi Simpang
Patal, dan pos polisi Simpang Polda Sumsel dilaporkan ikut dibakar. Perusakan fasilitas
keamanan ini semakin memperparah situasi dan menunjukkan luasnya jangkauan aksi
anarkistis dalam kerusuhan Palembang.
Kembali ke fenomena kondusifnya aksi mahasiswa dan driver ojol di Kota Palembang, tentu hal ini menarik untuk ditelisik dan diperbincangkan. Namun tidak usah pula menelisik terlalu jauh dan mendalam, apalagi melebar. Karena sudah sangat mahfum, bahwa kondusifnya sebuah aksi demonstrasi tak lepas dari berjalannya koordinasi dan komunikasi para pihak berkepentingan (stake holders).
Demonstrasi menjadi kondusif
ketika isu atau tuntutan yang dibawa para pendemo bisa dijawab oleh para pihak
yang dituju, dan terbukanya keran komunikasi antara pendemo dan pihak yang didemo.
Lalu, hak untuk menyampaikan pendapat di muka umum yang merupakan sesuatu yang
fundamental dalam sistem demokrasi, serta adanya jaminan hukum dan perlindungan
terhadap hak tersebut membuat jalannya demonstrasi akan menjadi lebih kondusif.
Kemudian, rasa solidaritas dan
keinginan kuat untuk mencapai perubahan yang menjadi faktor kunci serta kesadaran
pendemo akan hak-hak mereka dan bersedia untuk berjuang atas haknya dengan penuh
rasa tanggungjawab, juga akan membuat aksi demonstrasi menjadi lebih fokus, terarah
dan berlangsung tertib.
Namun, dari sederet faktor yang
menyebabkan kondusifnya sebuah aksi demonstrasi, khusus fenomena kondusifnya
aksi demonstrasi mahasiswa di Palembang, ada hal menarik yang patut diapresiasi.
Yakni hadirnya Ketua DPRD Sumsel, Andi Dinaldie di tengah-tengah kerumunan massa
mahasiswa. Bahkan, Andi Dinaldie sampai naik ke mobil komando aksi dan turut
menyampaikan orasi singkatnya.
Tak hanya itu, eksponen 98 bertubuh
jangkung ini tak segan untuk disumpah di bawah Alquran oleh para mahasiswa, dan
menyatakan dengan tegas bahwa dirinya berjanji akan meneruskan tuntutan para
mahasiswa ke pemerintah pusat. “Dengan mengucap bismilahirrohmanirrohim,
kami DPRD Provinsi Sumatera Selatan akan menyampaikan semua aspirasi dan
mendukung seluruh tuntutan masyarakat, dan akan membawa perwakilan ke Jakarta,”
tegas Andi Dinaldie lantang melalui pengeras suara milik pendemo.
Sikap Andi yang tak segan berbaur
dengan para pendemo, dan setia serta sabar mendengarkan suara mahasiswa, tentu hal
yang patut diacungi jempol. Hal ini pula yang mungkin menyebabkan para mahasiswa
merasa diperhatikan, diayomi dan dilayani dengan baik. Mereka menemukan sosok
pemimpin yang peduli dengan tuntutan mereka, sesuatu yang sangat jarang ditemukan
di situasi sekarang ini. Di mana kebanyakan pemimpin bersembunyi atau bahkan
kabur ke luar negeri ketika digeruduk massa demonstran.
Setali tiga uang, sosok Andi
Dinaldie yang berani hadir di tengah kerumunan massa mahasiswa, hal yang sama juga
dilakukan Muhammad Asrul Indrawan, Ketua DPD Asosiasi Driver Online (ADO)
Sumsel. Pria bertubuh kerempeng dengan potongan rambut sedikit gaya mohawk
ini, bahkan dengan gagah berdiri di barisan depan, memimpin langsung ribuan
driver ojol berdemo di depan Mapolda Sumsel, pada Sabtu.
Sepanjang demonstrasi
berlangsung, Asrul tak jemu mengimbau para driver ojol untuk bersama-sama
menjaga kondusifitas jalannya demonstrasi yang dilakukan sebagai wujud solidaritas dan duka cita mendalam atas
meninggalnya rekan mereka Affan Kurniawan. Malah sebelum aksi berlangsung dan sampai
selesai aksi, Asrul selalu mengingatkan untuk senantiasa menjaga kondusifitas
di Kota Palembang.
Dua sosok laki-laki hebat, Andi Dinaldie dan Asrul Indrawan, yang mampu menunjukkan teladan yang baik sebagai seorang pemimpin dan berani mengambil risiko serta kendali atas orang-orang yang dipimpinnya, tentu sebuah kebanggaan. Pun kondusifitas aksi mahasiswa dan ojol yang tercipta di Kota Palembang, sebuah fakta unik yang sekaligus mematahkan persepsi negatif selama ini. Bahwa wong Palembang tidak bisa diajak kompromi, banyak preman dan penjahat serta tudingan-tudingan buruk lainnya, itu semua terbantah dengan sendirinya. Hidup Wong Kito…!
