- Belantara Foundation Bersama Mitra dari Jepang Kembali Tanam Pohon di Riau
- Manfaatkan PLTS, Desa Energi Berdikari di Karawang Tingkatkan Ekonomi Petani
- Menkeu Terbitkan Aturan Penempatan Rp200 Triliun Uang Negara di Bank Umum Mitra
- Seruan Serikat Petani Indonesia Pasca Protes dan Kerusuhan Agustus
- Mendorong Koeksistensi Manusia dan Orangutan Tapanuli
- UNAS dan Kedubes Malaysia Inisiasi Penanaman Mangrove di Desa Sukawali, Tangerang
- Pegunungan Dolok Paung Tidak Lagi Memberi Air Kehidupan Bagi Masyarakat Adat Huta Parpatihan
- Kembalinya Operasi PT Gag Nikel Kabar Buruk Bagi Upaya #SaveRajaAmpat
- Gatal Kepala dan Sebal
- Oki Setiana Dewi Dosen Tetap Universitas Muhammadiyah Jakarta
Budi Daya Kambing Etawa lebih Menguntungkan

BUDI DAYA kambing belum terlalu banyak digeluti masyarakat Bali. Dibandingkan memelihara sapi, budi daya kambing ternyata lebih menguntungkan dan hasil lebih cepat diperoleh.
Peternak kambing dari Desa Sepang, Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng, Ni Nyoman Mawini menuturkan, budi daya kambing sangat menguntungkan. “Dulu saya tidak kebayang bagaimana memelihara kambing etawa. Ternyata lebih menguntungkan ketimbang memelihara sapi,” ucapnya.
Mawini yang mulai memelihara kambing sejak 2004, saat ini telah mengembangkan usaha dengan berbagai produk olah raga dari susu kambing.
Baca Lainnya :
- Pemerintah incar pasar ayam olahan Jepang & Korea0
- Petani bawang minta ada koperasi dari pemerintah untuk stabilkan harga0
- Sekilas Tentang Desa Modern0
- Kopi Indonesia Perlu Jadi Identitas Dunia0
- Bupati Banjarnegara Minta Warganya Tanam Cabai0
Pada 2012, usahanya mulai berkembang dengan membuat olahan kosmetik dan olahan pangan. Dalam membuat produk olahan, ia juga memperoleh pasokan susu kambing etawa dari kelompok tani lainnya untuk memenuhi kebutuhan pasar, bahkan pasokan susu kambing didatangkan dari berbagai kabupaten di Bali.
Saat ini, Nyoman Mawini telah memiliki 40 ekor kambing etawa. Ia memaparkan, untuk memulai budi daya memilih bibit yang unggul sangatlah penting. “Untuk bibit kambing perahan etawa memang harganya lebih mahal yaitu berkisar Rp 5 jutaan,” ucapnya.
Ia mengaku memilih membeli kambing etawa yang sudah beranak satu sehingga begitu lepas sapih, susunya bisa diperah untuk kemudian diolah.
Keunggulan dari memelihara kambing etawa ini adalah, sebulan sebelum kambing melahirkan susunya sudah dapat diperah. “Dari pemerahan susu sebulan itu saja, kami sudah bisa menghasilkan sama dengan harga satu ekor kambing,” tukasnya. (pur)
sumber : bisnisbali.com
