- Seruan Serikat Petani Indonesia Pasca Protes dan Kerusuhan Agustus
- Mendorong Koeksistensi Manusia dan Orangutan Tapanuli
- UNAS dan Kedubes Malaysia Inisiasi Penanaman Mangrove di Desa Sukawali, Tangerang
- Pegunungan Dolok Paung Tidak Lagi Memberi Air Kehidupan Bagi Masyarakat Adat Huta Parpatihan
- Kembalinya Operasi PT Gag Nikel Kabar Buruk Bagi Upaya #SaveRajaAmpat
- Gatal Kepala dan Sebal
- Oki Setiana Dewi Dosen Tetap Universitas Muhammadiyah Jakarta
- HUT ke 24 PD, SBY Melukis Only The Strong Langsung di Hadapan Ratusan Kader Demokrat
- Greenpeace Asia Tenggara Bawa Cerita #SaveRajaAmpat ke Forum PBB, Desak Tata Kelola Nikel
- Spirit dan Kesyahduan Peringatan Maulid Nabi Musola Nurul Hikmah dan Yayasan Ihsan Nur
1,6 Kuadriliun Ton Emas Terkubur di Tempat Ini, dan Tak Akan Pernah Tersentuh

DI balik kerak yang kita pijak setiap hari, Bumi menyimpan rahasia yang bikin tercengang: harta karun emas raksasa yang tersembunyi di inti terdalamnya. Penelitian menunjukkan, lebih dari 99% emas di planet ini terkunci rapat di pusat Bumi, terkubur bersama logam berat lain sejak pembentukannya 4,5 miliar tahun lalu melalui proses geologis yang disebut “iron catastrophe.” Proses ini menyebabkannya terlampau berat untuk tetap berada di permukaan—hingga akhirnya menenggelam ke dalam inti, membentuk lapisan emas dan besi yang sangat kaya.
Jumlah emas yang tersembunyi ini sungguh fantastis. Geolog Bernard Wood dari Macquarie University, Australia, pernah memperkirakan bahwa jumlahnya mencapai sekitar 1,6 kuadriliun ton—cukup untuk melapisi seluruh permukaan Bumi dengan lapisan emas setebal sekitar 1,5 kaki atau setengah meter. Meski ini bukan konsensus ilmiah secara luas, perhitungan tersebut tetap menjadi ilustrasi yang menarik tentang betapa melimpahnya cadangan emas di Bumi bagian dalam.
Masalahnya—dan justru yang bikin segalanya terasa seperti fiksi ilmiah—adalah bahwa “brankas kosmik” ini terkunci lebih dari 5.000 kilometer di bawah permukaan, berada di wilayah inti yang ditutupi oleh logam cair seperti besi dan nikel dan bersuhu setara permukaan Matahari. Inti Bumi memang layaknya benteng tak tergoyahkan, menyimpan kekayaan yang hanya bisa kita bayangkan, tapi mustahil kita jangkau dengan teknologi saat ini.
Namun, berita mengejutkan datang dari hasil penelitian terbaru: inti Bumi ternyata “bocor”. Para peneliti dari Universitas Göttingen berhasil mengidentifikasi jejak isotop ruthenium—logam langka yang biasanya eksklusif berada di inti—dalam batuan vulkanik Hawaii.
Temuan ini menunjukkan bahwa sebagian kecil logam mulia, termasuk kemungkinan emas, mungkin bermigrasi ke permukaan melalui jalur magma. Meski prosesnya sangat lambat, dan jumlahnya sangat kecil, penemuan ini membuka pintu baru dalam memahami dinamika dan komunikasi antar lapisan Bumi .
Pada akhirnya, emas di inti Bumi bukan cuma soal siapa yang kaya atau teori glamor di sekolah—ia adalah simbol misteri dan keajaiban planet kita. Kekayaan ini begitu dekat di peta, namun tak tersentuh di dunia nyata. Ia mengingatkan kita bahwa masih banyak batasan alam yang belum bisa kita lompati, dan mungkin, justru dari situlah letak kecantikan dan keajaibannya.
