- Seruan Serikat Petani Indonesia Pasca Protes dan Kerusuhan Agustus
- Mendorong Koeksistensi Manusia dan Orangutan Tapanuli
- UNAS dan Kedubes Malaysia Inisiasi Penanaman Mangrove di Desa Sukawali, Tangerang
- Pegunungan Dolok Paung Tidak Lagi Memberi Air Kehidupan Bagi Masyarakat Adat Huta Parpatihan
- Kembalinya Operasi PT Gag Nikel Kabar Buruk Bagi Upaya #SaveRajaAmpat
- Gatal Kepala dan Sebal
- Oki Setiana Dewi Dosen Tetap Universitas Muhammadiyah Jakarta
- HUT ke 24 PD, SBY Melukis Only The Strong Langsung di Hadapan Ratusan Kader Demokrat
- Greenpeace Asia Tenggara Bawa Cerita #SaveRajaAmpat ke Forum PBB, Desak Tata Kelola Nikel
- Spirit dan Kesyahduan Peringatan Maulid Nabi Musola Nurul Hikmah dan Yayasan Ihsan Nur
15 Ribu Pohon Ditanam di Jabungan, Warga Masih Menanti Manfaat Ekonomi
1.jpg)
SEMARANG – Sejak 2022, Desa
Jabungan di pinggiran Kota Semarang menjadi salah satu lokasi penghijauan yang
digagas bersama LindungiHutan. Di lahan Perhutani seluas sekitar 32 hektare,
lebih dari 15 ribu pohon ditanam. Mayoritas tanaman yang ditanam adalah alpukat
dengan harapan menghijaukan kembali kawasan berbukit sekaligus memberi manfaat
ekonomi bagi masyarakat.
Namun perjalanan tidak mudah. Ahmad Rozin (45), anggota
kelompok tani setempat, mengenang momen awal penanaman pada Juli 2022.
“Sayangnya, waktu itu musim kemarau panjang. Banyak yang mati,” ujarnya. Hanya
sebagian tanaman bertahan berkat inisiatif warga mengalirkan air dengan pipa
sederhana dari sumber terdekat.
Meski tingkat keberhasilan belum maksimal, diperkirakan
sekitar 85% pohon mampu bertahan hingga kini, sejumlah perubahan positif sudah
terasa. Udara di sekitar Jabungan lebih sejuk, tanah yang dulu sulit ditanami
perlahan subur, bahkan muncul sumber air baru akibat resapan.
Baca Lainnya :
- Kaum Tani Bersama Masyarakat Adat Tano Batak Lawan Perampasan Tanah dan Perbudakan PT TPL0
- Peneliti BRIN Identifikasi Hama dan Penyakit Tanaman Hias Krisan, Begini Cara Mengatasinya!0
- Panitia Pengarah Tetapkan Calon Direktur Eksekutif Nasional dan Calon Dewan Nasional 2025–20290
- Menko AHY Tegaskan Pembangunan Infrastruktur Dasar untuk Sinergi Industri dan Transmigrasi0
- Spirit Kebersamaan dan Kesederhanaan di HUT ke-17 Pandutani Indonesia (Patani)0
“Dulu nanam singkong nggak bisa tumbuh. Sekarang sudah
banyak perubahan,” kata Rozin.
Catatan kelompok tani menyebutkan bahwa keterlibatan warga
cukup luas, dengan sekitar 30 orang aktif di Kelurahan Jabungan dan lebih dari
80 orang di tingkat Kabupaten. Mereka bergantian melakukan penyiraman dan
perawatan tanaman, meski belum sepenuhnya berjalan konsisten.
Kondisi geografis menjadi kendala utama. Kontur tanah yang
labil dan cuaca tidak menentu membuat perawatan ekstra diperlukan. Pada 2023,
misalnya, sebuah penanaman besar-besaran seribu pohon yang melibatkan media
nasional hanya menyisakan sekitar 30% pohon hidup karena dilakukan menjelang
kemarau. Selain itu, perawatan alpukat dinilai lebih rumit dibanding tanaman
keras lain.
“Sekarang baru kelihatan hijau saja. Untuk ekonomi belum.
Teman-teman juga kadang kurang minat, karena perawatan alpukat lebih sulit,”
ujar Rozin.
Meski demikian, warga tetap menghargai kontribusi
LindungiHutan yang menyediakan bibit dan membuka akses program konservasi.
Mereka berharap dukungan bisa lebih luas, tidak berhenti di distribusi bibit.
“Harapannya jangan hanya bibit, tapi juga ada bimbingan,
pupuk, dan pelatihan agar tanaman jangka panjang bisa dirawat dengan baik,”
ungkap Rozin.
Operational Manager LindungiHutan, Aminul Ichsan, menyebut
pihaknya mempertimbangkan edukasi mengenai agroforestri agar penghijauan bisa
selaras dengan peningkatan ekonomi warga. “Kami melihat Jabungan punya potensi
alpukat, tapi juga bisa dikombinasikan dengan tanaman sela, seperti jahe atau
kopi,” katanya.
Jika seluruh pohon alpukat yang ditanam bisa tumbuh hingga
produktif, potensi panen mencapai lebih dari 5 ton per tahun dengan nilai jual
hingga ratusan juta, menurut estimasi kelompok tani. Namun, hasil itu baru bisa
dipetik dalam dua hingga tiga tahun ke depan.
Bagi masyarakat Jabungan, program ini masih menyisakan
perjalanan panjang. Walau hasil ekonomi belum dirasakan, mereka percaya jika
semua pihak terus mendukung, penghijauan ini akan membawa manfaat besar. “Kalau
LindungiHutan semakin sukses, tentu masyarakat juga ikut merasakan. Semoga ke
depan sinerginya makin baik,” tutup Rozin.
