- Seruan Serikat Petani Indonesia Pasca Protes dan Kerusuhan Agustus
- Mendorong Koeksistensi Manusia dan Orangutan Tapanuli
- UNAS dan Kedubes Malaysia Inisiasi Penanaman Mangrove di Desa Sukawali, Tangerang
- Pegunungan Dolok Paung Tidak Lagi Memberi Air Kehidupan Bagi Masyarakat Adat Huta Parpatihan
- Kembalinya Operasi PT Gag Nikel Kabar Buruk Bagi Upaya #SaveRajaAmpat
- Gatal Kepala dan Sebal
- Oki Setiana Dewi Dosen Tetap Universitas Muhammadiyah Jakarta
- HUT ke 24 PD, SBY Melukis Only The Strong Langsung di Hadapan Ratusan Kader Demokrat
- Greenpeace Asia Tenggara Bawa Cerita #SaveRajaAmpat ke Forum PBB, Desak Tata Kelola Nikel
- Spirit dan Kesyahduan Peringatan Maulid Nabi Musola Nurul Hikmah dan Yayasan Ihsan Nur
Bendungan Cipanas Topang Ketahanan Pangan hingga Picu Pengembangan Bandara Kertajati
.jpg)
SUMEDANG — Sekretaris Kementerian
Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Sesmenko Infra),
Ayodhia G.L. Kalake, melakukan kunjungan kerja ke Bendungan Cipanas di
Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, pada Sabtu (2-8-2025). Dalam kunjungan tersebut,
Sesmenko Ayodhia didampingi oleh Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS)
Cimanuk-Cisanggarung, Agus Dwi Kuncoro.
Kunjungan ini bertujuan untuk meninjau langsung operasional serta potensi
pemanfaatan Bendungan Cipanas dalam mendukung penguatan infrastruktur ketahanan
air nasional, yang merupakan bagian penting dari Proyek Strategis Nasional
(PSN).
Bendungan Cipanas yang telah rampung dibangun memiliki
kapasitas tampung hingga 250 juta meter kubik, dengan kapasitas efektif sebesar
190 juta meter kubik. Bendungan ini dirancang untuk melayani berbagai
kebutuhan, seperti irigasi pertanian, penyediaan air baku, dan pengendalian
banjir. Sistem pengelolaannya telah dilengkapi dengan instrumen pemantauan
teknis, outlet darurat (emergency outlet), dan fasilitas pengolahan air baku
yang efisien.
Sesmenko Ayodhia menekankan bahwa infrastruktur seperti Bendungan Cipanas
memiliki peran multifungsi yang krusial, tidak hanya untuk mendukung ketahanan
pangan melalui layanan irigasi seluas 9.000 hektare, tetapi juga untuk
pengembangan wilayah sekitar, termasuk Bandara Internasional Kertajati.
“Infrastruktur seperti Bendungan Cipanas ini memiliki multifungsi tidak hanya
untuk irigasi, tetapi juga penyediaan air baku dan energi. Kami ingin
memastikan bahwa proyek strategis seperti ini betul-betul memberikan dampak
langsung kepada masyarakat, terutama para petani,” ungkap Sesmenko Ayodhia.
Lebih lanjut, Ayodhia juga menyampaikan bahwa potensi bendungan ini sebagai
sumber energi terbarukan turut dipromosikan oleh Menko AHY dalam International
Conference on Infrastructure (ICI) 2025. Salah satu proyek yang ditawarkan
kepada investor adalah Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTMH) yang
memanfaatkan aliran air dari Bendungan Cipanas dengan kapasitas awal hingga 3
Megawatt, dan bisa mencapai 7 Megawatt saat kondisi bendungan penuh.
Sebagai perbandingan, kebutuhan daya untuk sebuah pusat data atau data center
dengan rak server berkisar antara 4–7 Megawatt. Hal ini menegaskan potensi
besar Bendungan Cipanas untuk mendukung infrastruktur digital dan industri masa
depan.
Sesmenko Ayodhia juga menyoroti pentingnya sinergi lintas kementerian, lembaga,
dan pemerintah daerah guna memastikan infrastruktur yang telah dibangun dapat
dimanfaatkan secara optimal dan berkelanjutan. Salah satu bentuk sinergi
tersebut adalah penyelarasan dengan sistem distribusi air di wilayah Subang,
Indramayu, hingga kawasan penyangga Bandara Kertajati.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala BBWS Cimanuk-Cisanggarung, Agus Dwi Kuncoro,
menjelaskan berbagai aspek teknis bendungan, termasuk instrumen pemantauan yang
telah dipasang untuk memastikan keamanan dan stabilitas konstruksi.
“Kami telah memasang 18 jenis instrumen monitoring untuk menjaga stabilitas dan
keselamatan bendungan. Saat ini sebagian masih dalam proses penyempurnaan,
namun secara umum sistemnya berfungsi dengan baik,” kata Kepala BBWS Agus.
Diskusi selama kunjungan juga menyoroti pentingnya tata kelola distribusi air
yang adil dan efisien, termasuk keterhubungan antara kelompok tani, sistem
irigasi, dan potensi digitalisasi data untuk mendukung manajemen bencana serta
distribusi air berbasis teknologi aplikasi.
Turut hadir dalam kunjungan ini pejabat dari Kemenko Infrastruktur, antara lain
Sekretariat Deputi Bidang Koordinasi Konektivitas Rustam Efendi, Sekretariat
Deputi Koordinasi Pembangunan Perumahan dan Sarana Prasarana Permukiman Novia
Fitriyati, Kepala Biro Manajemen Kinerja dan Kerja Sama Andreas Dipi Patria,
Kepala Biro Hukum, SDM, dan Organisasi Rahayu, Kepala Biro Umum dan Keuangan
Antonius Lambok Sihombing, serta Plt. Kepala Biro Data, Komunikasi, dan
Informasi Publik Agnes Wirdayanti.
Selain meninjau area outlet teknis dan sempadan yang telah direvitalisasi, para
peserta juga menerima paparan mengenai kontribusi Bendungan Cipanas terhadap
pengembangan kawasan strategis lain di wilayah timur Jawa Barat, termasuk
kawasan industri dan permukiman.
Kunjungan ini menjadi bagian dari agenda pemantauan dan evaluasi infrastruktur
strategis nasional oleh Kemenko Infra, dalam rangka mendukung kedaulatan air,
ketahanan pangan, dan energi sebagaimana ditetapkan dalam program prioritas
pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
